“Because Of You”
(Chapter 2)
Kai tertidur…
“Miyoon-ah… mianhaeyo! Aku tak bermaksud
menyakitimu. Miyoon-ah, jangan marah, jebal! Aku tak ingin kehilangan teman
sepertimu…” ucap EunMi yang sedang mengigau…
…
…
Ketika
pagi menyingsing, Kai pun tersadar dari tidurnya. EunMi sudah tak ada di
ranjang tempatnya berbaring. Kai mulai panik, kemana perginya EunMi saat ini.
di periksanya semua ruangan yang ada dirumahnya. Kesemua ruangan tanpa
terkecuali. Namun, dia tak kunjung menemukan batang hidung EunMi. “EunMi-ah, kau ada dimana? EunMi… Go EunMi!”
Kai terus berteriak, semakin lama semaki terdengar keras.
Sepertinya
EunMi tak ada di rumah itu, dengan cepat Kai berpakaian. Ya, memakai seragam
sekolahnya dan langsung meraih mantelnya yang ada di kamarnya. Karena
tergesah-gesah, dia pun terpaksa memakai motor yang sudah lama tak ia pakai.
Sesampainya
di sekolah, kehadiran EunMi pun belum terlihat. Kai terus menunggunya, namun
sepertinya hari ini EunMi tak akan masuk. Miyoon juga bersikap aneh, terhadap
Kai. “Miyoon, Hwang Miyoon!” panggil Kai, tapi Miyoon tak memalingkan wajahnya.
Ia justru mempercepat langkahnya dan berjalan kearah yang berlawanan dari Kai.
Kai
mengikutinya dari belakang, tak lama Baekhyun datang menghampiri Miyoon. “Hwang
Miyoon… apa kau melihat EunMi?” tanya Baekhyun pada Miyoon.
“Ani!”
jawab Miyoon bersikap dingin.
“Apa kau
tak tahu dia kemana?” Baekhyun terus menanyai nya mengenai EunMi.
“Sunbae,
Baekhyun sunbae… jebal, jangan terus menanyakannya. Molla. Jeongmal!” kata
Miyoon semakin kesal. Suasana hati nya semakin memburuk, di tambah lagi Kai dan
Baekhyun yang terus menanyakan mengenai EunMi kepadanya.
“EunMi…
kau ada dimana, eoh?” gumam Kai yang menguping pembicaraan Miyoon dan Baekhyun
tadi.
-Flashback-
Pagi-pagi
sekali, EunMi tersadar. Demam nya pun sudah menurun, ia terus memandangi Kai.
Tak lama pandangan kosong tersirat dari matanya. Dia turun dari tempat
tidurnya, mengambil mantel dan sebuah syal. Dia menyempatkan dirinya, mengecup pipi
Kai, tanpa sepengetahuannya.
Dia
melangkah keluar, tanpa sepengetahuan Kai juga. Dia pergi, tanpa berpamitan.
Pagi-pagi seperti itu, tak akan ada taksi yang lewat. Dia masih terus menyusuri
jalanan, udara saat itu begitu dingin. Langkah EunMi pun semakin melemah, dia
masih tak begitu pulih. Arah yang di tuju, seperti kearah rumahnya. Benar saja,
EunMi pulang. Kembali kerumahnya.
Sesampainya
dirumahnya, belum sempat menekan bell rumahnya, ia sudah tergeletak tak berdaya
di pavilion rumahnya. Sampai akhirnya tepat pukul 6 pagi, disaat eommanya
bangun, dan membuka pintu. Betapa terkejutnya ia, melihat putri nya yang sudah
tak sadarkan diri, dengan wajah pucat dan badannya yang begitu dingin. Karena
lama tergeletak di luar, dengan udara yang sangat dingin itu.
…
Kai masih
mengkhawatirkan EunMi, dia ingin mencari EunMi ke rumahnya. Namun, dia pun tak
tahu di mana rumah EunMi sebenarnya. Dia begitu yakin, EunMi kembali
kerumahnya. Dia tak mengatakan apa-apa pada Kai, bahkan pakaiannya pun masih ada
di rumah Kai.
Sedangkan
EunMi, masih tergeletak tak sadarkan diri di atas ranjangnya. Entah dia memang
sakit atau merasa terbebani dengan apa yang dia alami kemarin. Sahabatnya
menyukai Kai, tapi pada kenyataannya Kai justru menyukainya. Dia ada dalam
posisi yang tak bagus.
Keesokan
harinya, EunMi sudah kembali pulih, dan kembali masuk sekolah. Ia juga
berangkat bersama sopirnya. Untungnya, pakaian sekolahnya yang lain masih ada
dirumahnya. Dia menyelimuti tubuhnya dengan mantel yang sangat tebal.
Sebenarnya dia masih demam, tapi dia bersikeras untuk masuk kesekolah, dengan
alasan tak ingin ketinggalan pelajaran.
“Miyoon-ah,”
panggil EunMi dengan suara yang serak, ketika melihat Miyoon lewat di
hadapannya begitu saja.
Miyoon
langsung duduk ditempatnya dan tak menghiraukan EunMi. Kai belum datang, EunMi
pun pindah ke bangku depan. Sengaja, karena ia tak ingin melihat Kai untuk
sementara waktu ini. ketika Kai datang, tentu saja Kai marah padanya.
“Yaa,
kenapa kau pindah?” kata Kai pada EunMi yang masih serius membaca buku, bukan
komik lagi.
“Apa kau
tak mendengarku, eoh? Yaa, Go EunMi!!” teriak Kai, membuat semua murid yang ada
di situ tercengang, kecuali Miyoon. Yang tahu, ini semua pasti akan terjadi.
Kai
menarik backpack EunMi dan memindahkanya kembali kebelakang, tempat semula
EunMi duduk. “Kembalilah, jika kau memang tak ingin melihatku, aku akan pergi!”
kata Kai menarik tas nya dan melangkah keluar, dibantingnya pintu kelas dengan
keras, menandakan dia sedang emosi.
…
…
“Eotteohke? Aku benar-benar bingung!” benak
EunMi masih memandang Miyoon.
Tak lama
dia pun bangkit dari duduknya, dia berjalan keluar. Dia pergi menaiki tangga di
sekolah itu. sepertinya dia mencari wujud Kai. Sampai akhirnya ia sampai juga
di atap sekolah. Di pandanginya seluruh penjuru tempat itu, hingga perhatiannya
pun tepat di satu titik. Yah, di dapatinya Kai sedang duduk di sudut atap itu.
Langkahnya
semakin pelan, di sentuhnya bahu Kai dari belakang. “Apa yang kau lakukan
disini?” ucap EunMi langsung duduk disamping Kai.
“Mm, seharusnya
aku yang bilang seperti itu padamu!”
Kai terus
memandang kedepan, tak ingin menoleh kearah EunMi. dia takut, dia akan
melakukan sesuatu yang bisa membuat suasana tambah runyam. Eunmi pun ikut
terdiam, dia meraih tangan Kai dan menggenggamnya. Kai tak menolak, dia hanya
tersenyum. “Apa ini? benaknya.
“Kau tahu
kan, kenapa aku tak memberimu jawaban?” kata EunMi lagi.
“Ani, aku
tak tahu! Jadi, apa alasannya? Apa karena pria cantik itu, eoh, Baekhyun?” kata
Kai sinis.
“Bukan…
bukan karena Baekhyun sunbae. Tapi, ini karena Miyoon, apa kau tak merasa dia
menyukaimu?”
#DEK…
Kai
menelan saliva nya, “Miyoon menyukai ku? benar-benar mustahil. Bagaimana
denganmu?” Kai mulai menyudutkan EunMi.
“Eoh?
Naega?” EunMi berpikir sejenak. Dia tak tahu harus menjawab apa, dia terus diam
untuk beberapa detik. Kai sudah tak tahan, langsung saja di sambarnya bibir
EunMi. kini bibir mereka saling berkalut satu sama lain, bibir tebal Kai yang
sexy itu sudah membalut di bibir EunMi. Kai terus menikmatinya, di rasakannya
bibir atas EunMi begitu juga dengan bibir bawahnya. Hati EunMi tak bisa berkata
tidak, karena dia sudah menyukai kai. Bahkan ketika dia belum tahu nama Kai,
dia sudah mulai menyukainya. Mereka mempererat pelukan mereka.
Kai tak
kunjung melepas balutan bibirnya, dia bahkan lebih agresif. Dia tak bisa
menahan lagi hawa nafsu nya yang kini sudah berkobar. Dari bibir kini Kai mulai
turun ke area leher EunMi. Di jilatinya leher EunMi yang mulus itu. EunMi
merasa resah, tapi dia masih tak ingin menghentikannya. EunMi mulai mencengkram
punggung Kai karena merasa kesakitan. Kai merasakannya, dia pun mulai berhenti
menjilati leher EunMi. Dia kembali kebibir EunMi yang sudah merah merona itu,
dia menggulatinya lagi. Untung saja, di atap sekolah itu tak ada CCTV, jika
saja ada, matilah riwayat mereka.
Napas
keduanya tak beraturan, “Gwaenchanha?” tanya Kai.
“Pertanyaan
apa itu?” ucap EunMi tersenyum, sambil terus mengatur napasnya.
Di
pandanginya arlijonya, sebentar lagi waktunya pulang. Cukup lama mereka disana.
“Bagaimana penampilanku?” tanya EunMi pada Kai.
Kai
mendekat, merapikan rambut EunMi, mengusap bibir EunMi yang basah itu. dan
memakaikan jaketnya pada EunMi. “Ini lebih baik!” kata Kai lagi.
“Mmm,
bagaimana dengan mu? Apa kau tak kedinginan?”
“Tak akan,
pergilah. Aku akan menghubungimu setelah pulang sekolah, oke?”
“Arrasseo,
aku tunggu! Annyeong!” kata EunMi mengecup pipi Kai. Kai tersipuh malu,
wajahnya pun terlihat merah.
Sesampainya
di kelas, kelas terlihat kosong. Di raihnya tas nya yang masih ada di bangku
tempat duduknya. Dia pun berjalan keluar, menyusuri koridor sekolah. EunMi
terus tersenyum, mengingat hal tadi. tak lama langkahnya terhenti, di
pandanginya sosok Miyoon yang sudah ada di hadapannya.
…
…
…
Mereka
duduk di sebuah taman, mereka juga saling berdiam diri. Entah siapa yang akan
memulai membuka pembicaraan lebih dulu. “Mianhaeyo!” ucap Miyoon, yang ternyata
lebih dulu bicara.
“Mian?
Untuk apa, aku pikir kau tak pernah berbuat salah!??”
“Aku
marah padamu tanpa sebab, mianhae, seharunya aku tak harus seegois ini pada
mu!” Miyoon hanya terus menunduk.
“Aku juga
minta maaf, aku telah berbohong padamu. Aku juga menyukai Kai, aku bahkan sudah
menyukainya sebelum kita mengenal satu sama lain!” ungkap EunMi mulai jujur
kepada Miyoon.
“Benarkah?
Itu bagus.”
“Eoh?
Bukannya itu kata-kata ku, yang aku katakana padamu?”
Miyoon
tersenyum, “Kau masih ingat!”
“Tentu
saja…”
Tak lama
ponsel EunMi berdering, pesan dari Kai. “Nugunde?” tanya Miyoon.
EunMi
terdiam sejenak, dia masih ingin menjaga perasaan temannya itu, tapi dia memang
tak bisa menutupi apa pun. “Kai?” EunMi mengangguk.
“Dia akan
kemari!”
“Benarkah?
Ah, kalau begitu aku akan pergi lebih dulu!”
“Waeyo?”
“Aku
masih merasa canggung bertemu dengannya, aku juga ada janji siang ini. Aku akan
pergi bersama Baekhyun oppa!”
“Eoh?
Baekhyun sunbae? Jinjja? Sejak kapan kau pergi bersamanya?” EunMi masih tak
menyangka.
“Hmm,
baru saja. Jangan berpikir yang aneh-aneh, aku yang mengajaknya karena ada
tugas yang sangat sulit ku kerjakan!”
“Ah,
Arrasseo! Pergilah, hati-hati!” ucap EunMi melambaikan tangannya terus
memandangi temannya itu yang terus melangkah menjauh dari nya.
Dia masih
duduk di tempat itu, menunggu kedatangan Kai yang tak kunjung datang. Di
pandanginya terus arloji di balut lengannya, cukup lama dirinya disana.
“Mian..” bisik Kai dari belakang.
EunMi tak
menanggapinya, dia terus diam bahkan tak ingin berbalik memandang Kai.
“Mianhaeyo, EunMi-ah!” ucap Kai lagi, kali ini dengan memasang aegyo nya walau
tak semanis baekhyun.
EunMi
tersenyum tipis, “Ini, ambillah!” kata Kai memberikannya sebuah ice cream.
“Gomawo,
tapi aku masih marah padamu. Apa kau tak tahu, aku menunggu mu seperti orang
gila disini. Jika ada yang menculikku, bagaimana, eoh?” omel EunMi mencubit
pergelangan kai.
“Ya,
hentikan!” teriak Kai, membalas cubitan EunMi pada pipi tirus nya.
“Untuk
apa kau ingin bertemu dengan ku disini?”
“Molla,
aku hanya ingin bersama mu. Karena sekarang kau tak lagi tinggal dirumahku!”
kini pandangan hanya tertuju untuk satu orang, Go EunMi.
EunMi
meraih tangan Kai, meletakkan jemarinya di sela-sela jemari Kai. Dia menghela
napasnya dan langsung menyandarkan kepalanya di bahu EunMi. “Aku kira, aku tak
akan bisa memiliki mu!”
“Waeyo?”
ucap Kai heran.
“Karena
orang yang berarti untukku juga menyukai mu!”
“Miyoon?
Apa dia?” tebak Kai.
“Hmm!”
gumam EunMi sambil terus menganggukkan kepalanya. “Aku juga hampir menerima
Baekhyun sunbae karena ingin melupakan mu!”
“Mwonde?
Melupakanku, ahk, itu tak mudah. Banyak yeoja yang sekali mencintai ku, mereka
tak akan bisa melupakanku semudah membalikkan telapak tangan mereka!”
“Apa kau
sedang menyombongkan dirimu?”
Kai
tertawa kecil, dia menyapu rambut EunMi dengan lembut. Rasa sayang nya pada
EunMi kini bertambah besar.
“EunMi-ssi…
aku terlalu bodoh. Karena hal kecil aku membuat diriku membenci mu. Mianhaeyo.
Gomawo EunMi-ah, karena kau menganggap aku berarti untukmu!” ucap Miyoon pelan,
yang ternyata masih berada di sana, tepat di belakang mereka. Ia telah
mendengar pembicaraan mereka. Dia sangat tersentuh, dan merasa bersalah.
“Yaa,
beritahu aku! Rumah mu dimana, eoh? Apa jauh dari sini? Selama kau tinggal
bersama ku, kau tak pernah bercerita mengenai eomma dan appa mu bahkan kau tak
memberitahu alamat rumah mu padaku. Apa kau tak tahu, aku begitu cemas, karena
kau sudah tak ada didalam kamarmu!” gerutu Kai.
“Eoh? Apa
itu penting untukmu?”
“Eoh? Apa
itu penting untukmu?” imitasi suara EunMi. “Yaa, apa aku orang asing bagimu?
Tentu saja itu penting bagiku!”
EunMi
menahan tawanya, “Arrasseoyo!” EunMi bangun dari duduknya. “Palli, jika kau
lambat, kau tak akan tahu di mana aku tinggal!” EunMi mulai berlari, begitu
juga Kai yang berlari mengejarnya.
Dan
di tempat itu, tempat dimana Miyoon
berdiri tadi sudah kosong. Sepertinya dia sudah pergi sejak tadi. Kai dan EunMi
berjalan menyusuri jalan setapak, dengan terus bergandengan, masih dengan
pakaian sekolah yang mereka kenakan.
“Sudah
sampai, ini lah rumahku! Apa kau masuk, aku akan mengenalkanmu pada eomma ku!”
kata EunMi menarik tangan Kai agar ikut masuk kedalam rumahnya.
“Anio,
besok aku akan datang lagi, membawa pakaianmu yang masih ada di rumahku. Jadi,
aku bisa bertemu dengan eomma mu juga!” kata Kai.
“Baiklah,
aku akan menunggu mu! Hati-hati!” ucap EunMi melambaikan tangannya pada Kai
yang melangkah pergi meninggalkan halaman rumahnya yang cukup luas itu.
…
…
…
Pagi-pagi
sekali Kai sudah mengemas pakaian EunMi yang ada didalam lemarinya. Dan segera
pergi menuju rumah EunMi.
“Aku segera kesana, tunggu aku di depan
rumahmu, arraji!?” tulisnya
mengirim pesan pada EunMi.
Mendapat
pesan Kai, EunMi segera bersiap-siap dan menunggu nya di halaman rumahnya.
Butuh waktu 15 menit, hingga akhirnya Kai sampai tepat di hadapan EunMi.
“Kau
sudah sampai, ayo masuk!” ajak EunMi dengan ramah.
“Apa kau
sengaja memakai mobilmu itu, eoh?” tanya EunMi pada Kai yang terus berjalan di
sampingnya.
“Tentu
saja, aku tak ingin eomma mu memandangku sebelah mata!”
“Kau ini,
eomma ku tak seperti itu, dia tak
materialistis, arra?”
“Mmm!!”
EunMi
membawa Kai ke ruang tamu, di sana pun telah ada eomma EunMi yang sudah tahu
akan kedatangannya. “Annyeong haseyo!” ucap Kai mencoba terlihat manis didepan
eomma EunMi.
“Ye,
duduklah!” seru eomma EunMi. kai pun segera duduk dan meletakkan barang-barang
EunMi di bawah meja.
“Gomawo!”
ucap eomma EunMi lagi.
“Mwoga,
omoni!”
“Gomawo,
karena telah menjaga EunMi selama ia tinggal di rumah mu. Pasti dia sangat
merepotkanmu!”
“Anio,
dia sama sekali tak merepotkan!” terang Kai tersenyum tipis.
“Syukurlah,
aku harap kau akan selalu menjaganya!”
“Nde, aku
akan terus menjaganya!” ucap Kai mantap.
Tak lama
EunMi keluar dengan membawa dua gelas jus. “Mian Kai-ssi, eomma ada janji, jadi
kalian bicaralah!” kata eomma EunMi yang berlalu pergi meninggalkan mereka
berdua.
EunMi
terlihat terkejut, “Eomma!”. Dia duduk di hadapan Kai, “Apa terjadi sesuatu?
Wah, kau membuatku terkejut, “eomma??” wae geurae Kai-ah?” tanya EunMi, yah
wajahnya pun menggambarkan ekspresi bingung.
“Inilah
bakat ku yang terpendam!” EunMi masih terlihat bingung, tapi dia mencoba
melupakannya. Kini hanya ada mereka di rumah itu, EunMi membawa Kai ke lantai
atas. Di bawa nya Kai keruangan, dimana dia sering menghabiskan malam bersama
eomma dan appa nya.
“Otte?”
“Wah,
indah, sangat indah! Aku tak bisa melihat pemandangan seperti ini di rumahku.
Kalau begitu, aku akan mencoba merenovasi rumahku, -lagi-.”
“Kau
ada-ada saja, tak perlu. Jika kau ingin melihat yang seperti ini lagi, kau
tinggal menekan bell rumah ku, dan naiklah!” kata EunMi meraih lengan Kai dan
menyilangkannya pada lengannya.
“SShhtt,
kekanakan sekali!”
“Kau yang
kekanakan!!” gumam EunMi tak mau kalah.
Mereka
terus memandangi pemandangan indah kota Seoul di malam hari, dengan udara yang
terus berhembus. Begitu dingin. Tapi, mereka tak begitu merasakannya karena
mereka bersama.
EunMi POV
“Kai… dia
tak sempurna begitu juga denganku yang masih memiliki banyak kekurangan. Namun,
karena kekurangan itulah, kami bisa bersama. Kai, karena dia aku bisa merasakan
dan mengerti apa itu cinta. Apa itu persahabatan, dan apa arti segalanya dalam
hidupku. Eomma dan Appa, mereka adalah orang yang sangat berarti untukku. Dan
kini telah hadir dua sosok makhluk. Kai dan Miyoon, mereka tak kalah berarti
nya. Aku berharap, kedepannya hubunganku dan Kai terus berlanjut bahkan semakin
baik. Sampai kita bisa bersama hingga, kakek nenek. Itulah harapanku, setelah
mengenalnya. Karena nya lah, semua ini terjadi. Kim Jongin, saranghae!!”
-END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar