Whatsup!

Sudah 8 tahun berlalu. . .
Dan ternyata banyak yang telah berubah. Tidak dengan blog ini, masih sama seperti dulu.

Selasa, 20 Mei 2014

FF EXO "Because Of You" Chapter 2 (Last)



“Because Of You”
(Chapter 2)


Kai tertidur…

“Miyoon-ah… mianhaeyo! Aku tak bermaksud menyakitimu. Miyoon-ah, jangan marah, jebal! Aku tak ingin kehilangan teman sepertimu…” ucap EunMi yang sedang mengigau…



Ketika pagi menyingsing, Kai pun tersadar dari tidurnya. EunMi sudah tak ada di ranjang tempatnya berbaring. Kai mulai panik, kemana perginya EunMi saat ini. di periksanya semua ruangan yang ada dirumahnya. Kesemua ruangan tanpa terkecuali. Namun, dia tak kunjung menemukan batang hidung EunMi.  “EunMi-ah, kau ada dimana? EunMi… Go EunMi!” Kai terus berteriak, semakin lama semaki terdengar keras.

Sepertinya EunMi tak ada di rumah itu, dengan cepat Kai berpakaian. Ya, memakai seragam sekolahnya dan langsung meraih mantelnya yang ada di kamarnya. Karena tergesah-gesah, dia pun terpaksa memakai motor yang sudah lama tak ia pakai.

Sesampainya di sekolah, kehadiran EunMi pun belum terlihat. Kai terus menunggunya, namun sepertinya hari ini EunMi tak akan masuk. Miyoon juga bersikap aneh, terhadap Kai. “Miyoon, Hwang Miyoon!” panggil Kai, tapi Miyoon tak memalingkan wajahnya. Ia justru mempercepat langkahnya dan berjalan kearah yang berlawanan dari Kai.

Kai mengikutinya dari belakang, tak lama Baekhyun datang menghampiri Miyoon. “Hwang Miyoon… apa kau melihat EunMi?” tanya Baekhyun pada Miyoon.

“Ani!” jawab Miyoon bersikap dingin.

“Apa kau tak tahu dia kemana?” Baekhyun terus menanyai nya mengenai EunMi.

“Sunbae, Baekhyun sunbae… jebal, jangan terus menanyakannya. Molla. Jeongmal!” kata Miyoon semakin kesal. Suasana hati nya semakin memburuk, di tambah lagi Kai dan Baekhyun yang terus menanyakan mengenai EunMi kepadanya.

“EunMi… kau ada dimana, eoh?” gumam Kai yang menguping pembicaraan Miyoon dan Baekhyun tadi.

-Flashback-

Pagi-pagi sekali, EunMi tersadar. Demam nya pun sudah menurun, ia terus memandangi Kai. Tak lama pandangan kosong tersirat dari matanya. Dia turun dari tempat tidurnya, mengambil mantel dan sebuah syal. Dia menyempatkan dirinya, mengecup pipi Kai, tanpa sepengetahuannya.

Dia melangkah keluar, tanpa sepengetahuan Kai juga. Dia pergi, tanpa berpamitan. Pagi-pagi seperti itu, tak akan ada taksi yang lewat. Dia masih terus menyusuri jalanan, udara saat itu begitu dingin. Langkah EunMi pun semakin melemah, dia masih tak begitu pulih. Arah yang di tuju, seperti kearah rumahnya. Benar saja, EunMi pulang. Kembali kerumahnya.

Sesampainya dirumahnya, belum sempat menekan bell rumahnya, ia sudah tergeletak tak berdaya di pavilion rumahnya. Sampai akhirnya tepat pukul 6 pagi, disaat eommanya bangun, dan membuka pintu. Betapa terkejutnya ia, melihat putri nya yang sudah tak sadarkan diri, dengan wajah pucat dan badannya yang begitu dingin. Karena lama tergeletak di luar, dengan udara yang sangat dingin itu.


Kai masih mengkhawatirkan EunMi, dia ingin mencari EunMi ke rumahnya. Namun, dia pun tak tahu di mana rumah EunMi sebenarnya. Dia begitu yakin, EunMi kembali kerumahnya. Dia tak mengatakan apa-apa pada Kai, bahkan pakaiannya pun masih ada di rumah Kai.

Sedangkan EunMi, masih tergeletak tak sadarkan diri di atas ranjangnya. Entah dia memang sakit atau merasa terbebani dengan apa yang dia alami kemarin. Sahabatnya menyukai Kai, tapi pada kenyataannya Kai justru menyukainya. Dia ada dalam posisi yang tak bagus.

Keesokan harinya, EunMi sudah kembali pulih, dan kembali masuk sekolah. Ia juga berangkat bersama sopirnya. Untungnya, pakaian sekolahnya yang lain masih ada dirumahnya. Dia menyelimuti tubuhnya dengan mantel yang sangat tebal. Sebenarnya dia masih demam, tapi dia bersikeras untuk masuk kesekolah, dengan alasan tak ingin ketinggalan pelajaran.

“Miyoon-ah,” panggil EunMi dengan suara yang serak, ketika melihat Miyoon lewat di hadapannya begitu saja.

Miyoon langsung duduk ditempatnya dan tak menghiraukan EunMi. Kai belum datang, EunMi pun pindah ke bangku depan. Sengaja, karena ia tak ingin melihat Kai untuk sementara waktu ini. ketika Kai datang, tentu saja Kai marah padanya.

“Yaa, kenapa kau pindah?” kata Kai pada EunMi yang masih serius membaca buku, bukan komik lagi.

“Apa kau tak mendengarku, eoh? Yaa, Go EunMi!!” teriak Kai, membuat semua murid yang ada di situ tercengang, kecuali Miyoon. Yang tahu, ini semua pasti akan terjadi.

Kai menarik backpack EunMi dan memindahkanya kembali kebelakang, tempat semula EunMi duduk. “Kembalilah, jika kau memang tak ingin melihatku, aku akan pergi!” kata Kai menarik tas nya dan melangkah keluar, dibantingnya pintu kelas dengan keras, menandakan dia sedang emosi.



“Eotteohke? Aku benar-benar bingung!” benak EunMi masih memandang Miyoon.

Tak lama dia pun bangkit dari duduknya, dia berjalan keluar. Dia pergi menaiki tangga di sekolah itu. sepertinya dia mencari wujud Kai. Sampai akhirnya ia sampai juga di atap sekolah. Di pandanginya seluruh penjuru tempat itu, hingga perhatiannya pun tepat di satu titik. Yah, di dapatinya Kai sedang duduk di sudut atap itu.

Langkahnya semakin pelan, di sentuhnya bahu Kai dari belakang. “Apa yang kau lakukan disini?” ucap EunMi langsung duduk disamping Kai.

“Mm, seharusnya aku yang bilang seperti itu padamu!”

Kai terus memandang kedepan, tak ingin menoleh kearah EunMi. dia takut, dia akan melakukan sesuatu yang bisa membuat suasana tambah runyam. Eunmi pun ikut terdiam, dia meraih tangan Kai dan menggenggamnya. Kai tak menolak, dia hanya tersenyum. “Apa ini? benaknya.

“Kau tahu kan, kenapa aku tak memberimu jawaban?” kata EunMi lagi.

“Ani, aku tak tahu! Jadi, apa alasannya? Apa karena pria cantik itu, eoh, Baekhyun?” kata Kai sinis.

“Bukan… bukan karena Baekhyun sunbae. Tapi, ini karena Miyoon, apa kau tak merasa dia menyukaimu?”

#DEK…

Kai menelan saliva nya, “Miyoon menyukai ku? benar-benar mustahil. Bagaimana denganmu?” Kai mulai menyudutkan EunMi.

“Eoh? Naega?” EunMi berpikir sejenak. Dia tak tahu harus menjawab apa, dia terus diam untuk beberapa detik. Kai sudah tak tahan, langsung saja di sambarnya bibir EunMi. kini bibir mereka saling berkalut satu sama lain, bibir tebal Kai yang sexy itu sudah membalut di bibir EunMi. Kai terus menikmatinya, di rasakannya bibir atas EunMi begitu juga dengan bibir bawahnya. Hati EunMi tak bisa berkata tidak, karena dia sudah menyukai kai. Bahkan ketika dia belum tahu nama Kai, dia sudah mulai menyukainya. Mereka mempererat pelukan mereka.

Kai tak kunjung melepas balutan bibirnya, dia bahkan lebih agresif. Dia tak bisa menahan lagi hawa nafsu nya yang kini sudah berkobar. Dari bibir kini Kai mulai turun ke area leher EunMi. Di jilatinya leher EunMi yang mulus itu. EunMi merasa resah, tapi dia masih tak ingin menghentikannya. EunMi mulai mencengkram punggung Kai karena merasa kesakitan. Kai merasakannya, dia pun mulai berhenti menjilati leher EunMi. Dia kembali kebibir EunMi yang sudah merah merona itu, dia menggulatinya lagi. Untung saja, di atap sekolah itu tak ada CCTV, jika saja ada, matilah riwayat mereka.

Napas keduanya tak beraturan, “Gwaenchanha?” tanya Kai.

“Pertanyaan apa itu?” ucap EunMi tersenyum, sambil terus mengatur napasnya.

Di pandanginya arlijonya, sebentar lagi waktunya pulang. Cukup lama mereka disana. “Bagaimana penampilanku?” tanya EunMi pada Kai.

Kai mendekat, merapikan rambut EunMi, mengusap bibir EunMi yang basah itu. dan memakaikan jaketnya pada EunMi. “Ini lebih baik!” kata Kai lagi.

“Mmm, bagaimana dengan mu? Apa kau tak kedinginan?”

“Tak akan, pergilah. Aku akan menghubungimu setelah pulang sekolah, oke?”

“Arrasseo, aku tunggu! Annyeong!” kata EunMi mengecup pipi Kai. Kai tersipuh malu, wajahnya pun terlihat merah.

Sesampainya di kelas, kelas terlihat kosong. Di raihnya tas nya yang masih ada di bangku tempat duduknya. Dia pun berjalan keluar, menyusuri koridor sekolah. EunMi terus tersenyum, mengingat hal tadi. tak lama langkahnya terhenti, di pandanginya sosok Miyoon yang sudah ada di hadapannya.




Mereka duduk di sebuah taman, mereka juga saling berdiam diri. Entah siapa yang akan memulai membuka pembicaraan lebih dulu. “Mianhaeyo!” ucap Miyoon, yang ternyata lebih dulu bicara.

“Mian? Untuk apa, aku pikir kau tak pernah berbuat salah!??”

“Aku marah padamu tanpa sebab, mianhae, seharunya aku tak harus seegois ini pada mu!” Miyoon hanya terus menunduk.

“Aku juga minta maaf, aku telah berbohong padamu. Aku juga menyukai Kai, aku bahkan sudah menyukainya sebelum kita mengenal satu sama lain!” ungkap EunMi mulai jujur kepada Miyoon.

“Benarkah? Itu bagus.”

“Eoh? Bukannya itu kata-kata ku, yang aku katakana padamu?”

Miyoon tersenyum, “Kau masih ingat!”

“Tentu saja…”

Tak lama ponsel EunMi berdering, pesan dari Kai. “Nugunde?” tanya Miyoon.

EunMi terdiam sejenak, dia masih ingin menjaga perasaan temannya itu, tapi dia memang tak bisa menutupi apa pun. “Kai?” EunMi mengangguk.

“Dia akan kemari!”

“Benarkah? Ah, kalau begitu aku akan pergi lebih dulu!”

“Waeyo?”

“Aku masih merasa canggung bertemu dengannya, aku juga ada janji siang ini. Aku akan pergi bersama Baekhyun oppa!”

“Eoh? Baekhyun sunbae? Jinjja? Sejak kapan kau pergi bersamanya?” EunMi masih tak menyangka.

“Hmm, baru saja. Jangan berpikir yang aneh-aneh, aku yang mengajaknya karena ada tugas yang sangat sulit ku kerjakan!”

“Ah, Arrasseo! Pergilah, hati-hati!” ucap EunMi melambaikan tangannya terus memandangi temannya itu yang terus melangkah menjauh dari nya.

Dia masih duduk di tempat itu, menunggu kedatangan Kai yang tak kunjung datang. Di pandanginya terus arloji di balut lengannya, cukup lama dirinya disana. “Mian..” bisik Kai dari belakang.

EunMi tak menanggapinya, dia terus diam bahkan tak ingin berbalik memandang Kai. “Mianhaeyo, EunMi-ah!” ucap Kai lagi, kali ini dengan memasang aegyo nya walau tak semanis baekhyun.

EunMi tersenyum tipis, “Ini, ambillah!” kata Kai memberikannya sebuah ice cream.

“Gomawo, tapi aku masih marah padamu. Apa kau tak tahu, aku menunggu mu seperti orang gila disini. Jika ada yang menculikku, bagaimana, eoh?” omel EunMi mencubit pergelangan kai.

“Ya, hentikan!” teriak Kai, membalas cubitan EunMi pada pipi tirus nya.

“Untuk apa kau ingin bertemu dengan ku disini?”

“Molla, aku hanya ingin bersama mu. Karena sekarang kau tak lagi tinggal dirumahku!” kini pandangan hanya tertuju untuk satu orang, Go EunMi.

EunMi meraih tangan Kai, meletakkan jemarinya di sela-sela jemari Kai. Dia menghela napasnya dan langsung menyandarkan kepalanya di bahu EunMi. “Aku kira, aku tak akan bisa memiliki mu!”

“Waeyo?” ucap Kai heran.

“Karena orang yang berarti untukku juga menyukai mu!”

“Miyoon? Apa dia?” tebak Kai.

“Hmm!” gumam EunMi sambil terus menganggukkan kepalanya. “Aku juga hampir menerima Baekhyun sunbae karena ingin melupakan mu!”

“Mwonde? Melupakanku, ahk, itu tak mudah. Banyak yeoja yang sekali mencintai ku, mereka tak akan bisa melupakanku semudah membalikkan telapak tangan mereka!”

“Apa kau sedang menyombongkan dirimu?”

Kai tertawa kecil, dia menyapu rambut EunMi dengan lembut. Rasa sayang nya pada EunMi kini bertambah besar.

“EunMi-ssi… aku terlalu bodoh. Karena hal kecil aku membuat diriku membenci mu. Mianhaeyo. Gomawo EunMi-ah, karena kau menganggap aku berarti untukmu!” ucap Miyoon pelan, yang ternyata masih berada di sana, tepat di belakang mereka. Ia telah mendengar pembicaraan mereka. Dia sangat tersentuh, dan merasa bersalah.

“Yaa, beritahu aku! Rumah mu dimana, eoh? Apa jauh dari sini? Selama kau tinggal bersama ku, kau tak pernah bercerita mengenai eomma dan appa mu bahkan kau tak memberitahu alamat rumah mu padaku. Apa kau tak tahu, aku begitu cemas, karena kau sudah tak ada didalam kamarmu!” gerutu Kai.

“Eoh? Apa itu penting untukmu?”

“Eoh? Apa itu penting untukmu?” imitasi suara EunMi. “Yaa, apa aku orang asing bagimu? Tentu saja itu penting bagiku!”

EunMi menahan tawanya, “Arrasseoyo!” EunMi bangun dari duduknya. “Palli, jika kau lambat, kau tak akan tahu di mana aku tinggal!” EunMi mulai berlari, begitu juga Kai yang berlari mengejarnya.

Dan di  tempat itu, tempat dimana Miyoon berdiri tadi sudah kosong. Sepertinya dia sudah pergi sejak tadi. Kai dan EunMi berjalan menyusuri jalan setapak, dengan terus bergandengan, masih dengan pakaian sekolah yang mereka kenakan.

“Sudah sampai, ini lah rumahku! Apa kau masuk, aku akan mengenalkanmu pada eomma ku!” kata EunMi menarik tangan Kai agar ikut masuk kedalam rumahnya.

“Anio, besok aku akan datang lagi, membawa pakaianmu yang masih ada di rumahku. Jadi, aku bisa bertemu dengan eomma mu juga!” kata Kai.

“Baiklah, aku akan menunggu mu! Hati-hati!” ucap EunMi melambaikan tangannya pada Kai yang melangkah pergi meninggalkan halaman rumahnya yang cukup luas itu.




Pagi-pagi sekali Kai sudah mengemas pakaian EunMi yang ada didalam lemarinya. Dan segera pergi menuju rumah EunMi.

“Aku segera kesana, tunggu aku di depan rumahmu, arraji!?”  tulisnya mengirim pesan pada EunMi.

Mendapat pesan Kai, EunMi segera bersiap-siap dan menunggu nya di halaman rumahnya. Butuh waktu 15 menit, hingga akhirnya Kai sampai tepat di hadapan EunMi.

“Kau sudah sampai, ayo masuk!” ajak EunMi dengan ramah.

“Apa kau sengaja memakai mobilmu itu, eoh?” tanya EunMi pada Kai yang terus berjalan di sampingnya.

“Tentu saja, aku tak ingin eomma mu memandangku sebelah mata!”

“Kau ini, eomma ku tak seperti  itu, dia tak materialistis, arra?”

“Mmm!!”

EunMi membawa Kai ke ruang tamu, di sana pun telah ada eomma EunMi yang sudah tahu akan kedatangannya. “Annyeong haseyo!” ucap Kai mencoba terlihat manis didepan eomma EunMi.

“Ye, duduklah!” seru eomma EunMi. kai pun segera duduk dan meletakkan barang-barang EunMi di bawah meja.

“Gomawo!” ucap eomma EunMi lagi.

“Mwoga, omoni!”

“Gomawo, karena telah menjaga EunMi selama ia tinggal di rumah mu. Pasti dia sangat merepotkanmu!”

“Anio, dia sama sekali tak merepotkan!” terang Kai tersenyum tipis.

“Syukurlah, aku harap kau akan selalu menjaganya!”

“Nde, aku akan terus menjaganya!” ucap Kai mantap.

Tak lama EunMi keluar dengan membawa dua gelas jus. “Mian Kai-ssi, eomma ada janji, jadi kalian bicaralah!” kata eomma EunMi yang berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.

EunMi terlihat terkejut, “Eomma!”. Dia duduk di hadapan Kai, “Apa terjadi sesuatu? Wah, kau membuatku terkejut, “eomma??” wae geurae Kai-ah?” tanya EunMi, yah wajahnya pun menggambarkan ekspresi bingung.

“Inilah bakat ku yang terpendam!” EunMi masih terlihat bingung, tapi dia mencoba melupakannya. Kini hanya ada mereka di rumah itu, EunMi membawa Kai ke lantai atas. Di bawa nya Kai keruangan, dimana dia sering menghabiskan malam bersama eomma dan appa nya.

“Otte?”

“Wah, indah, sangat indah! Aku tak bisa melihat pemandangan seperti ini di rumahku. Kalau begitu, aku akan mencoba merenovasi rumahku, -lagi-.”

“Kau ada-ada saja, tak perlu. Jika kau ingin melihat yang seperti ini lagi, kau tinggal menekan bell rumah ku, dan naiklah!” kata EunMi meraih lengan Kai dan menyilangkannya  pada lengannya.

“SShhtt, kekanakan sekali!”

“Kau yang kekanakan!!” gumam EunMi tak mau kalah.

Mereka terus memandangi pemandangan indah kota Seoul di malam hari, dengan udara yang terus berhembus. Begitu dingin. Tapi, mereka tak begitu merasakannya karena mereka bersama.

EunMi POV

“Kai… dia tak sempurna begitu juga denganku yang masih memiliki banyak kekurangan. Namun, karena kekurangan itulah, kami bisa bersama. Kai, karena dia aku bisa merasakan dan mengerti apa itu cinta. Apa itu persahabatan, dan apa arti segalanya dalam hidupku. Eomma dan Appa, mereka adalah orang yang sangat berarti untukku. Dan kini telah hadir dua sosok makhluk. Kai dan Miyoon, mereka tak kalah berarti nya. Aku berharap, kedepannya hubunganku dan Kai terus berlanjut bahkan semakin baik. Sampai kita bisa bersama hingga, kakek nenek. Itulah harapanku, setelah mengenalnya. Karena nya lah, semua ini terjadi. Kim Jongin, saranghae!!”

-END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar