Whatsup!

Sudah 8 tahun berlalu. . .
Dan ternyata banyak yang telah berubah. Tidak dengan blog ini, masih sama seperti dulu.

Minggu, 04 Mei 2014

FF 2pm "I Need You (난 니가 필요해)" Chapter 4





Junho POV

“Makan malam telah siap!” teriakku, tak lama semua pun keluar dan duduk di meja makan.

“Wah, hyung kelihatannya ini enak!” puji Chansung akan makanan yang telah ku masak untuk mereka.

Taecyeon pun menambahkan, “Akan ada yang menggantikanku untuk memasak di sini!”

Mereka pun mulai mencicipi makananku, “Wah, ini sangat enak..” komentar mereka satu per satu.


           

 I Need You (난 니가 필요해) Chapter 4


           Wooyoung POV

“Hyung…”
         
Pintu kamarnya pun terbuka, “Untuk apa kau berteriak?” tanya Taecyeon hyung yang ternyata baru selesai mandi.

“Ini…” aku pun memberikan sebuah bingkisan untuknya.

“Apa ini? Aku tak ulang tahun, ulang tahun ku bulang depan,” ucapnya dengan wajah bingung.

Aku pun mencoba menjelaskan, “Bukannya, hyung  akan pergi ke Amerika jadi aku membelikan ini untuk hyung.”

Taecyeon hyung malah tertawa, “Iya, aku memang akan pergi ke Amerika tapi bukan hari ini. Kau tahu dari mana aku akan pergi ke Amerika?”

“Dari Junsu hyung, berarti dia membohongi ku.”

“Tak apa , sini aku akan menyimpannya!” hyung mengambil bingkisan yang masih di tangannku. “Ya, kan Hyung belum pergi kok sudah di ambil?”

“Ya aku akan menyimpannya, kan ini juga untukku!”

“Heh, baiklah. Aku akan pergi.” Tiba-tiba Hyung memanggilku, “Uyoung-ah, kau akan pergi kemana?”

“Ada misi yang harus aku selesaikan J

“Misi apa??? Benar-benar,” ucap hyung ku yang satu itu, mungkin dia merasa aku ini masih kekanak-kanakan. Ya, begini lah diri ku. Aku tak bisa mengikuti sikap orang-orang yang seakan telah menjadi dewasa seutuhnya. “Apa karena ini aku belum bisa mendapatkan kekasih?”

Taecyeon POV

Aku tertunduk lesu di bawah pavilion dorm. “Jika terus begini aku tak akan bisa melupakannya, Lee Gyowon,” pikirku.

Tapi aku juga tak pernah berniat melupakan mu apalagi mencari pengganti mu di hatiku. Hanya kau yang bisa membuatku tersenyum dan bisa terus bersemangat. Kini, mungkin masih ada yang membuatku tersenyum, tapi kali ini aku begitu tak bersemangat, aku ingin sekali bertemu dengan mu.

Aku terus berharap, di kehidupan selanjutnya kau dan aku bisa bertemu kembali. Entah itu akan terjadi kapan, tapi aku akan terus menanti hingga hari itu akan datang.

“Hyung… bisa temani aku?” ucap Chansung yang datang dan duduk di sampingku.

“Memangnya kemana? Hari ini aku tak akan kemana-mana, kaki ku juga masih sakit,” ucapku berharap Chansung mengerti untuk tidak mengajakku pergi bersamanya.

“Oh iya, aku sampai lupa kalau hyung sedang cedera. Kalau begitu aku akan mengajak Nichkhun hyung saja,” kata Chansung, langsung berlalu pergi meninggalkanu dengan khayalan-khayalanku ini.

>>Skip

Chansung POV

“Malam-malam gini enaknya ngapain ya?

“Bagaimana kalau kita main bola basket, yang menang harus membelikan kita makan malam?” tawar Wooyoung.

“Baiklah, siapa takut’ aku setuju.” Aku senang meladeni Wooyoungku itu, aku juga sangat senang untuk terus menggodanya.

“Kita hanya berdua?” ucapku lagi.

Semuanya terlihat sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. “Berdua juga tetap seru, coba taecyeon hyung tak cedera aku akan memaksanya setim dengan ku,” ucap Wooyoung.

“Sudahlah, kita saja. Tapi bagi yang kalah hukumannya tetap, membelikan makan malam untuk semua member, arasseo?” jelasku padanya, kali ini aku akan berjuang. Meskipun aku maknae, aku tak akan kalah dari nya. Fighting!!

>>Skip

“Annyeonghaseyo…”

“Kalian sudah pulang?? Jadi siapa pemenang nya?” tanya Junsu Hyung.

“Tentu saja aku yang memang, Uyoung-ssi sangat payah!”

“Chansung-ah, kau… hhssstt???” betapa kesalnya Wooyoung mendengar kata-kataku tadi, bukannya minta maaf justru aku tertawa terbahak-bahak melihat ekspresinya yang lucu itu.

“Apa aku keterlaluan sampai dia marah dan pergi begitu saja sebelum membagikan makanan ini??”

“Tentu saja kau keterlaluan, pertama kau tak memanggilnya Hyung, kedua nada bicara mu yang begitu tak sopan padanya,” jelas Junho.

Aku mulai menghitung semua makanan yang dia bawa, “Ya, aku baru sadar!”

“Nah, kau baru sadar setelah aku bicara tadi kan?” tanya Junho, yang membuatku sedikit geli.

“Aku baru sadar, kalau makanannya kurang 1 untuk Taecyeon hyung,” ucapku. Jitakan pun tertuju padaku, “Hyung,, sakit!#”

“Kau ini…”

Tak lama terdengar suara Wooyoung, “Punya Hyung aku yang akan memberikannya sendiri.”

“Oh, baguslah jadi aku tak perlu lagi ke atas,” ucapku yang lagi-lagi membuatku terkena timpukan bantal, kali ini bukan dari Junho hyung tapi dari Junsu hyung.

Wooyoung POV

(Mengetuk pintu kamar hyung) “Hyung, ini aku Uyoung. Apa boleh aku masuk?”

“Ne, masuklah pintunya tak aku kunci!”

“Hyung ini untuk mu, aku kalah taruhan dengan Chansung. Anak itu semakin bertingkah..” ungkapku mengaduh pada Hyung.

“Tenanglah, dia mungkin hanya bercanda.”

“Bercanda? Yee, mungkin dia memang bergurau dan mencoba terus menggoda ku. Besok-besok aku tak akan lemah lagi, aku akan menjadi hyung yang menyebalkan.”

“Baiklah, aku mendukungku, Uyoung-ah fighting! Oiya, besok aku sudah berangkat ke Amerika.”

“Benarkah? Kenapa menurutku ini begitu cepat? Bagaimana dengan hadiah yang aku berikan kepada hyung, apa hyung sudah membukanya?”

“Belum, apa sudah boleh aku buka?” tanya hyung sembari mengambil hadiah tersebut yang dia simpan di dalam lemarinya.

“Jika hyung mau membukanya sekarang juga tak apa.”

Hyung pun mulai membukanya, sedikit demi sedikit. “Omo… ini sangat keren, apa ini pas denganku?”

“Tentu saja, itu sesuai ukuran badan hyung,” ucapku, ya aku memberi hyung sebuah mantel dan syal berwarna merah tua.

“Wah, benarkah? Jeongmal gomawo.. aku sangat menyukainya.”

“Apa hyung akan merayakan natal disana?”

“Entahlah, aku juga tak tahu. Apa kau ingin disaat natal aku ada disini?” tanya hyung.

“Ya tentu saja, jika salah satu dari kita tak ada pasti itu akan terasa hampa hyung, jadi usahakan untuk kembali sebelum malam natal, arasseo?”

Seseorang membuka pintu dan ternyata itu Nichkhun hyung, “Ada Uyoung juga disini?”

“Ne, hyung mau apa ke sini?”ucapku, setelah mengatakan itu aku baru sadar kalau Taecyeon dan Nichkhun hyung sekamar. “Mianhae hyung, aku benar-benar lupa kalau kalian sekarang sekamar.”

“Tak apa, memangnya kalian sedang apa?” tanya nya.

“Ini Uyoung memberikan ku ini,” Taecyeon hyung menunjukkan hadiah yang ku berikan pada nya.

“Kelihatan bagus, dan sesuai dengan gaya mu, Uyoung sangat tahu apa yang kau sukai,” puji Hyung akan seleraku kali ini.

“Tentu saja, semakin hari aku semakin dewasa, jadi aku tahu selera orang dewasa seperti hyung-hyung ini..”

“Hyung bawa apa?” tanyaku pada Nichkhun hyung yang terlihat membawa dua buah kotak kado.

“Ini… untuk Taecyeon. Yang berwarna pink ini untuk  Yeodongshaeng mu dan yang berwarna biru untuk ini untuk eomma mu,”ucap Nihckhun hyung.

“Untuk ku mana?”

“Kau sudah memiliki semunya, untuk apa lagi aku memberimu sebuah hadiah?” kata Nichhun.

“Nde,Nichkhun hyung ada benarnya???”

“Jangan bilang kau berpikir akan mengambil kembali hadiah yang kau berikan untukku!!” ucap Taecyeon hyung seakan tahu apa yang sedang aku pikirkan.

“Aniyo, aku tak berpikir seperti itu. Baiklah, hyung-hyung ku! aku akan keluar dan kekamar, mata ku sudah tak tahan!” kataku melangkah keluar, meninggalkan mereka berdua.

Taecyeon POV

“Gomawo atas hadiah nya, seharusnya kau tak perlu repot-repot membelikan ini untuk eomma dan Yeodongshaengku!”

“Yah, tak apa. Siapa tahu dengan begitu kau akan menjodohkan Yeodongshaengmu denganku,” ucap Nihckhun, pikir ku itu hanya sebuah candaan.

“Denganmu? Itu ide yang bagus, apa kau mau?”

“Yaa, aku hanya bergurau, kau selalu menganggap gurauan ku ini benar.”

“Aku lelah, aku akan beristirahat jadi beristirahatlah juga!” seru ku padanya.

“Gyowon-ah, besok aku akan berangkat ke Amerika, aku akan merindukanmu! Kau tahu kan aku akan selalu menanti mu? Jadi, cepatlah kembali dan muncul di hadapanku, sampai saat itu datang aku akan langsung menjadikan mu Yeoja-chingu ku, ihae?”

>>Skip

“Apa semua sudah siap?” tanya Junsu padaku.

“Tentu saja, aku hanya membawa pakaian ku. memangnya aku akan membawa apa lagi?”

“Baiklah, ayo kita berangkat.”










“Hyung..” panggil Wooyoung.

“Ye, wae?”

Tiba-tiba dia memelukku, “Hyung, jaga kesehatanmu! Jika disana sedang musim dingin pakailah mantel yang aku berikan untuk hyung ya!” aku membalas pelukannya, “Anak ini.”

“Seharusnya aku yang bilang seperti itu, jangan sering bertengkar dengan sang maknae  ya! Cobalah untuk mengalah.”

“Aiisshhtt,, kalian ini seperti tak akan bertemu lagi! Sudah, hentikan aku tak tahan!” ucap Junho, kami pun melepas pelukan kami. “Baiklah, aku pergi.. sampai jumpa!”

>>Skip

Seminggu telah beralu… ~

Wooyoung POV

“Dihitung-hitung, Taecyeon hyung di Amerika sudah seminggu ya?”

“Iya, apa dia sudah baikan atau kakinya masih cedera?” Chansung justru balik bertanya padaku. “Bagaimana kalau kita menghubungi nya, videocall?”

“Ide bagus, tumben kau cerdas!”

(Calling…~ Calling…~)

Taecyeon : “Yeoboseyo, Uyoung-ah! ”

Wooyoung : “Ye, cheo eum boepsemnida hyung (Apa kabar hyung)??”

Taecyeon : “Geulae, nan gwaenchanha (Ya, aku baik-baik saja).”

Junho : “oraemaniyeyo, hyung.”

Taecyeon : “Iya, Junho-ssi.. bagaimana keadaan kalian disana?”

Wooyoung : “Disini aman terkendali.”

Taecyeon : “Apa kalian ingin bicara dengan adikku?”

Wooyoung : “Boleh, tapi aku malu.”

Junho : “Sudahlah, dimana dia?”

Irene (Taec’s sister) : “Nde, yeoboseyo oppa!”

Wooyoung : “Wah, Hyung adikmu sangat cantik!”

Irene : “Ye?? Gamsahabnida!”

Taecyeon : “Dia ini pemalu, jadi jangan terus menggodanya.”

Junho : “Irene-ssi, apa aku boleh minta nomor mu?”

Taecyeon : “Tak boleh, aku melarang keras adikku dekat-dekat dengan kalian.”

Nichkhun : “Benarkah? Waktu itu kau bilang padaku, untuk menjodohkan adikmu denganku.” (tiba-tiba datang)

Wooyoung : “Ahk, hyung benar-benar tak adil.”

Irene : “Oppa, nama kalian siapa? Aku tak begitu ingat.”

Wooyoung : “Ini Junho dan ini Nichkhun, aku Wooyoung.”

Irene : “Bukannya, kalian ber 6, dua nya lagi dimana?”

Junho : “Mereka sedang keluar.”

Taecyeon : “Baiklah, aku tutup dulu ! Kami akan keluar habis ini, bye bye!”

>>Skip

Nichkhun POV

“Aku tak menyangkah, adiknya sudah begitu besar, dan cantik.”

“Apa hyung mencoba mendekatinya??” tanya wooyoung sedikit heran dengan ucapanku barusan.

“Memangnya kenapa, kalau aku mencoba mendekati dia? Siapa namanya?”

Junho mengedipkan matanya kearah wooyoung, “Kami tak akan memberitahu mu,” ucap wooyoung dan langsung pergi bersama Junho.

“Ya kalian sangat pelit…”

>>Skip

Taecyeon POV

“Irene-ah, apa kau ingin ikut bersama oppa ke Seoul?” tanya ku mecoba untuk mengajaknya, siapa tahu dia mau. Sejak dulu hanya dialah yang menjadi alasan eomma tak ingin ke Seoul karena dia sangat betah bersama teman-temannya di sini.

“Ke seoul? Oppa, aku mau tanya satu hal padamu. Apa disana banyak lelaki tampan seperti Nichkhun oppa?”

“Ya, tentu saja… tapi, jangan pernah berharap kau akan bersama Nichkhun. Arasseo?”

“Yee, aku tahu… lagi pula nichkhun oppa itu cocoknya menjadi kakakku seperti mu, bukannya begitu?”

“Tentu saja, apa kau mau ikut? Ayolah..” bujukku.

“Nanti aku pikirkan dulu ya oppa! Mantel oppa sangat bagus, harganya berapa?”

Telingaku begitu sensitive dengan kata ‘harga’ , “Ini hadiah dari seseorang..”

“Jangan-jangan oppa sudah memiliki kekasih ya??”

“Hampir, tapi itu tak terjadi…” aku tak begitu berniat menceritakan hal ini pada Irene karena aku akan mengingatnya lagi.

“Apa oppa di tolak?”

Dia terus memancingku, “Sudahlah tak perlu di bahas, apa kau mau makan?”

“Oppa tak usah mengelak, oppa di tolak kan?” dia terus saja membahasnya. “Irene-ah, dia tidak menolakku tapi dia kecelakaan dan …”

“Omo… oppa tak usah melanjutkannya, maafkan aku oppa! Maafkan aku..” ucapnya merasa bersalah setelah aku mengatakan hal yang sebenarnya padanya. Tapi tetap saja dia masih penasaran dengan yeoja yang aku cintai itu.

“Yeoja yang oppa cintai itu bagaimana? Apa dia cantik, apa dia juga artis seperti oppa?”

“Ne, dia cantik bahkan lebih cantik dari mu, dia bukan artis dia justru hanya seseorang yang membantu kami. Tapi dia itu baik, ramah, dan dia bisa membuatku nyaman dan bahagia, dia bisa membuatku tersenyum, dia bisa membuatku merasakan kekhawatiran jika dia tak ada disampingku, Irene-ah aku begitu mencintai yeoja ini.”

Irene memelukku dengan hangat, “Oppa, aku mengerti perasaan oppa! Sabar, hanya itu yang bisa oppa lakukan saat ini. Oppa tak bisa membuatnya hidup lagi, tapi aku yakin disurga sana eonni pasti sangat bahagia karena ada seorang namja yang begitu mencintainya seperti oppa ini. Aku bangga memiliki oppa seperti mu.”

>>Skip

Nichkhun POV

“Aiissshht,, apa harus dilakukan saat ini? Situasi seperti ini begitu menyebalkan,” omel Wooyoung yang sejak tadi membuat telingaku sakit mendengar omelannya itu. tapi aku tetap sibuk dengan sosial mediaku.

Chansung melemparkan bantal padanya, dan benar saja ini akan menambah keributan. “Kau sangat berisik, aku tak bisa konsen jika terus mendengarkan omelanmu itu!”

“Arghht, Taecyeon hyung cepatlah kembali…! Aku tak tahan,” tariaknya lagi.

Junho dan junsu keluar dari dapur, dan membawa makanan untuk kami, “Ini dia, makanan untuk kalian namja-namja yang menyedihkan terutama Uyoung,” ucap Junho.

“Apa ini? Ini hanya tteokbokki biasa!” cetus chansung yang langsung mengarahkan perhatiannya pada layar computer.

“Cobalah dulu, ini benar-benar enak..” bujuk Junsu. Alhasil, aku dan Wooyoung pun mulai mencobanya, “Wah, enak hyung pasti hyung belajar dari ajumma itu lagi kan?”

“Iya, sudah banyak makanan yang bisa aku buat,” kata junho dengan bangganya.

“Ini bagus, jadi ketika Taecyeon pulang kita tak perlu memesan makanan karena ada Junho yang akan memasak makanan untuknya.”

“Chansung-ah, kau tak ingin mencobanya, ini benar-benar enak?” seru ku.

“Hyung, aku tak makan pedas.”

Kami hanya bisa tertawa mendengar apa yang barusan dia katakana, “Mwo? Tak makan pedas, setahuku kau mampu melahap semua jenis makanan mau itu mentah atau tidak,” ungkap Wooyoung.

“Heh, ya itu memang, tapi itu dulu dan sekarang aku menjaga porsi makan ku, arasseo?”

>>Skip

Taecyeon POV

Hari ini aku akan kembali ke Seoul, dan betapa senangnya aku karena Eomma dan Yeodongshaeng ku ikut bersama ku ke Seoul, KorSel. Jadi ketika disana nanti mereka akan tinggal di rumah pamanku disana.

“Oppa, apa kau akan tetap disana? Pesawatnya akan segera berangkat, palli!” ucap adikku, bahasa koreanya tak begitu bagus…

“Yaa, aku akan menyusulu…”







Satu setengah jam pun beralu, kami sampai di bandara Seoul dengan selamat. Tak ada yang tahu kalau hari ini aku kembali ke Seoul kecuali manager kami. jadi, aku akan mencari taksi dan langsung mengantar Eomma dan Yeodongshaeng ku dulu kerumah paman, setelah itu baru aku akan kembali ke dorm 2pm.

>>Skip

“Apa kau tak ingin beristirahat dulu disini?” tanya eomma ku.

“Anio, aku akan langsung pergi ke dorm 2pm, kalau ada apa-apa cepat kabari aku! Irene, kau jangan kemana-mana, Ara??”

“Nde,,”

Aku meninggalkan mereka, dan langsung pergi ke dorm. “Apa semuanya ada?” pikirku. Lama tak bertemu dengan mereka..

….

“Annyeonghaseyo… Uyoung-ah, Nichkhun-ssi.”

Tak ada yang merespon, “Apa mereka sedang tak ada?”

“Junsu-ssi..”

Tak lama terdengar suara langkah seseorang yang berjalan turun, “Yaa,, hyung-ah… kau sudah pulang??” dia berlari kearah ku dan merangkul ku, “Yee, Uyoung… yang lain kemana?”

“Yang lain? Ada di belakang, mereka sedang latihan disana.”

“Oiya, ini untukmu…”

“Hyung, tahu saja seleraku, kyeopta, gomawo!”

Aku menghampiri member lainnya yang sedang latihan di ruangan belakang…

“Ya… hyung,” teriak chansung.

“Kenapa tak menghubungi kami, jadi kami bisa menjemputmu di Airport,” kata Junsu, junho hanya mengangguk mengiyakan perkataannya.

“Tak perlu, ini seperti janji ku. ini untuk Nichkhun, ini untuk Junsu, Junho, dan ini untuk Chansung, semoga kalian menyukainya.” Ungkapku merasa bahagia melihat senyum mereka yang begitu sumeringah…

“Apa kalian menyukainya?” tanyaku lagi pada mereka yang masih memandangi bingkisan masing-masing.

“Ne…” ucap mereka serempak.

“Baguslah, aku akan beristirahat, jadi lanjutkan saja latihan kalian.”

“Yee, istirahatlah…”


To Be Continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar