Junho
POV
“Makan
malam telah siap!” teriakku, tak lama semua pun keluar dan duduk di meja makan.
“Wah,
hyung kelihatannya ini enak!” puji Chansung akan makanan yang telah ku masak
untuk mereka.
Taecyeon
pun menambahkan, “Akan ada yang menggantikanku untuk memasak di sini!”
Mereka
pun mulai mencicipi makananku, “Wah, ini sangat enak..” komentar mereka satu
per satu.
I Need You (난 니가 필요해) Chapter 4
Wooyoung POV
“Hyung…”
Pintu kamarnya pun terbuka, “Untuk apa kau berteriak?” tanya
Taecyeon hyung yang ternyata baru selesai mandi.
“Ini…” aku pun memberikan sebuah bingkisan untuknya.
“Apa ini? Aku tak ulang tahun, ulang tahun ku bulang depan,”
ucapnya dengan wajah bingung.
Aku pun mencoba menjelaskan, “Bukannya, hyung akan pergi ke Amerika jadi aku membelikan ini
untuk hyung.”
Taecyeon hyung malah tertawa, “Iya, aku memang akan pergi ke
Amerika tapi bukan hari ini. Kau tahu dari mana aku akan pergi ke Amerika?”
“Dari Junsu hyung, berarti dia membohongi ku.”
“Tak apa , sini aku akan menyimpannya!” hyung mengambil
bingkisan yang masih di tangannku. “Ya, kan Hyung belum pergi kok sudah di
ambil?”
“Ya aku akan menyimpannya, kan ini juga untukku!”
“Heh, baiklah. Aku akan pergi.” Tiba-tiba Hyung memanggilku,
“Uyoung-ah, kau akan pergi kemana?”
“Ada misi yang harus aku selesaikan J “
“Misi apa??? Benar-benar,” ucap hyung ku yang satu itu,
mungkin dia merasa aku ini masih kekanak-kanakan. Ya, begini lah diri ku. Aku
tak bisa mengikuti sikap orang-orang yang seakan telah menjadi dewasa
seutuhnya. “Apa karena ini aku belum bisa
mendapatkan kekasih?”
Taecyeon POV
Aku tertunduk lesu di bawah pavilion dorm. “Jika terus begini
aku tak akan bisa melupakannya, Lee Gyowon,” pikirku.
Tapi aku juga tak pernah berniat melupakan mu apalagi mencari
pengganti mu di hatiku. Hanya kau yang bisa membuatku tersenyum dan bisa terus
bersemangat. Kini, mungkin masih ada yang membuatku tersenyum, tapi kali ini
aku begitu tak bersemangat, aku ingin sekali bertemu dengan mu.
Aku terus berharap, di kehidupan selanjutnya kau dan aku bisa
bertemu kembali. Entah itu akan terjadi kapan, tapi aku akan terus menanti
hingga hari itu akan datang.
“Hyung… bisa temani aku?” ucap Chansung yang datang dan duduk
di sampingku.
“Memangnya kemana? Hari ini aku tak akan kemana-mana, kaki ku
juga masih sakit,” ucapku berharap Chansung mengerti untuk tidak mengajakku
pergi bersamanya.
“Oh iya, aku sampai lupa kalau hyung sedang cedera. Kalau
begitu aku akan mengajak Nichkhun hyung saja,” kata Chansung, langsung berlalu
pergi meninggalkanu dengan khayalan-khayalanku ini.
>>Skip
Chansung POV
“Malam-malam gini enaknya ngapain ya?
“Bagaimana kalau kita main bola basket, yang menang harus
membelikan kita makan malam?” tawar Wooyoung.
“Baiklah, siapa takut’ aku setuju.” Aku senang meladeni
Wooyoungku itu, aku juga sangat senang untuk terus menggodanya.
“Kita hanya berdua?” ucapku lagi.
Semuanya terlihat sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
“Berdua juga tetap seru, coba taecyeon hyung tak cedera aku akan memaksanya
setim dengan ku,” ucap Wooyoung.
“Sudahlah, kita saja. Tapi bagi yang kalah hukumannya tetap,
membelikan makan malam untuk semua member, arasseo?” jelasku padanya, kali ini
aku akan berjuang. Meskipun aku maknae, aku tak akan kalah dari nya. Fighting!!
>>Skip
“Annyeonghaseyo…”
“Kalian sudah pulang?? Jadi siapa pemenang nya?” tanya Junsu
Hyung.
“Tentu saja aku yang memang, Uyoung-ssi sangat payah!”
“Chansung-ah, kau… hhssstt???” betapa kesalnya Wooyoung
mendengar kata-kataku tadi, bukannya minta maaf justru aku tertawa
terbahak-bahak melihat ekspresinya yang lucu itu.
“Apa aku keterlaluan sampai dia marah dan pergi begitu saja
sebelum membagikan makanan ini??”
“Tentu saja kau keterlaluan, pertama kau tak memanggilnya
Hyung, kedua nada bicara mu yang begitu tak sopan padanya,” jelas Junho.
Aku mulai menghitung semua makanan yang dia bawa, “Ya, aku
baru sadar!”
“Nah, kau baru sadar setelah aku bicara tadi kan?” tanya
Junho, yang membuatku sedikit geli.
“Aku baru sadar, kalau makanannya kurang 1 untuk Taecyeon
hyung,” ucapku. Jitakan pun tertuju padaku, “Hyung,, sakit!#”
“Kau ini…”
Tak lama terdengar suara Wooyoung, “Punya Hyung aku yang akan
memberikannya sendiri.”
“Oh, baguslah jadi aku tak perlu lagi ke atas,” ucapku yang
lagi-lagi membuatku terkena timpukan bantal, kali ini bukan dari Junho hyung
tapi dari Junsu hyung.
Wooyoung POV
(Mengetuk pintu kamar hyung) “Hyung, ini aku Uyoung. Apa boleh
aku masuk?”
“Ne, masuklah pintunya tak aku kunci!”
“Hyung ini untuk mu, aku kalah taruhan dengan Chansung. Anak
itu semakin bertingkah..” ungkapku mengaduh pada Hyung.
“Tenanglah, dia mungkin hanya bercanda.”
“Bercanda? Yee, mungkin dia memang bergurau dan mencoba terus
menggoda ku. Besok-besok aku tak akan lemah lagi, aku akan menjadi hyung yang
menyebalkan.”
“Baiklah, aku mendukungku, Uyoung-ah fighting! Oiya, besok aku
sudah berangkat ke Amerika.”
“Benarkah? Kenapa menurutku ini begitu cepat? Bagaimana dengan
hadiah yang aku berikan kepada hyung, apa hyung sudah membukanya?”
“Belum, apa sudah boleh aku buka?” tanya hyung sembari
mengambil hadiah tersebut yang dia simpan di dalam lemarinya.
“Jika hyung mau membukanya sekarang juga tak apa.”
Hyung pun mulai membukanya, sedikit demi sedikit. “Omo… ini
sangat keren, apa ini pas denganku?”
“Tentu saja, itu sesuai ukuran badan hyung,” ucapku, ya aku
memberi hyung sebuah mantel dan syal berwarna merah tua.
“Wah, benarkah? Jeongmal gomawo.. aku sangat menyukainya.”
“Apa hyung akan merayakan natal disana?”
“Entahlah, aku juga tak tahu. Apa kau ingin disaat natal aku
ada disini?” tanya hyung.
“Ya tentu saja, jika salah satu dari kita tak ada pasti itu
akan terasa hampa hyung, jadi usahakan untuk kembali sebelum malam natal,
arasseo?”
Seseorang membuka pintu dan ternyata itu Nichkhun hyung, “Ada
Uyoung juga disini?”
“Ne, hyung mau apa ke sini?”ucapku, setelah mengatakan itu aku
baru sadar kalau Taecyeon dan Nichkhun hyung sekamar. “Mianhae hyung, aku benar-benar
lupa kalau kalian sekarang sekamar.”
“Tak apa, memangnya kalian sedang apa?” tanya nya.
“Ini Uyoung memberikan ku ini,” Taecyeon hyung menunjukkan
hadiah yang ku berikan pada nya.
“Kelihatan bagus, dan sesuai dengan gaya mu, Uyoung sangat
tahu apa yang kau sukai,” puji Hyung akan seleraku kali ini.
“Tentu saja, semakin hari aku semakin dewasa, jadi aku tahu
selera orang dewasa seperti hyung-hyung ini..”
“Hyung bawa apa?” tanyaku pada Nichkhun hyung yang terlihat
membawa dua buah kotak kado.
“Ini… untuk Taecyeon. Yang berwarna pink ini untuk Yeodongshaeng mu dan yang
berwarna biru untuk ini untuk eomma mu,”ucap Nihckhun
hyung.
“Untuk ku mana?”
“Kau sudah memiliki semunya, untuk apa lagi aku memberimu
sebuah hadiah?” kata Nichhun.
“Nde,Nichkhun hyung ada benarnya???”
“Jangan bilang kau berpikir akan mengambil kembali hadiah
yang kau berikan untukku!!” ucap Taecyeon hyung seakan tahu apa yang sedang aku
pikirkan.
“Aniyo, aku tak berpikir seperti itu. Baiklah, hyung-hyung
ku! aku akan keluar dan kekamar, mata ku sudah tak tahan!” kataku melangkah
keluar, meninggalkan mereka berdua.
Taecyeon POV
“Gomawo atas hadiah nya, seharusnya kau tak perlu
repot-repot membelikan ini untuk eomma dan Yeodongshaengku!”
“Yah, tak apa. Siapa tahu dengan begitu kau akan menjodohkan
Yeodongshaengmu denganku,” ucap Nihckhun, pikir ku itu hanya sebuah candaan.
“Denganmu? Itu ide yang bagus, apa kau mau?”
“Yaa, aku hanya bergurau, kau selalu menganggap gurauan ku
ini benar.”
“Aku lelah, aku akan beristirahat jadi beristirahatlah
juga!” seru ku padanya.
“Gyowon-ah,
besok aku akan berangkat ke Amerika, aku akan merindukanmu! Kau tahu kan aku
akan selalu menanti mu? Jadi, cepatlah kembali dan muncul di hadapanku, sampai
saat itu datang aku akan langsung menjadikan mu Yeoja-chingu ku, ihae?”
>>Skip
“Apa semua sudah siap?” tanya Junsu
padaku.
“Tentu saja, aku hanya membawa
pakaian ku. memangnya aku akan membawa apa lagi?”
“Baiklah, ayo kita berangkat.”
…
…
…
…
…
…
…
…
…
“Hyung..” panggil Wooyoung.
“Ye, wae?”
Tiba-tiba dia memelukku, “Hyung, jaga
kesehatanmu! Jika disana sedang musim dingin pakailah mantel yang aku berikan
untuk hyung ya!” aku membalas pelukannya, “Anak
ini.”
“Seharusnya aku yang bilang seperti
itu, jangan sering bertengkar dengan sang maknae ya! Cobalah untuk mengalah.”
“Aiisshhtt,, kalian ini seperti tak
akan bertemu lagi! Sudah, hentikan aku tak tahan!” ucap Junho, kami pun melepas
pelukan kami. “Baiklah, aku pergi.. sampai jumpa!”
>>Skip
Seminggu telah beralu… ~
Wooyoung POV
“Dihitung-hitung, Taecyeon hyung di
Amerika sudah seminggu ya?”
“Iya, apa dia sudah baikan atau
kakinya masih cedera?” Chansung justru balik bertanya padaku. “Bagaimana kalau
kita menghubungi nya, videocall?”
“Ide bagus, tumben kau cerdas!”
(Calling…~ Calling…~)
Taecyeon : “Yeoboseyo, Uyoung-ah! ”
Wooyoung
: “Ye, cheo eum boepsemnida hyung
(Apa kabar hyung)??”
Taecyeon
: “Geulae, nan gwaenchanha (Ya, aku baik-baik saja).”
Junho
: “oraemaniyeyo, hyung.”
Taecyeon : “Iya, Junho-ssi.. bagaimana keadaan
kalian disana?”
Wooyoung : “Disini aman terkendali.”
Taecyeon : “Apa kalian ingin bicara dengan adikku?”
Wooyoung : “Boleh, tapi aku malu.”
Junho : “Sudahlah, dimana dia?”
Irene (Taec’s sister) : “Nde, yeoboseyo
oppa!”
Wooyoung
: “Wah, Hyung adikmu sangat cantik!”
Irene
: “Ye?? Gamsahabnida!”
Taecyeon
: “Dia ini pemalu, jadi jangan terus menggodanya.”
Junho
: “Irene-ssi, apa aku boleh minta nomor mu?”
Taecyeon
: “Tak boleh, aku melarang keras adikku dekat-dekat dengan kalian.”
Nichkhun
: “Benarkah? Waktu itu kau bilang padaku, untuk menjodohkan adikmu denganku.”
(tiba-tiba datang)
Wooyoung
: “Ahk, hyung benar-benar tak adil.”
Irene
: “Oppa, nama kalian siapa? Aku tak begitu ingat.”
Wooyoung
: “Ini Junho dan ini Nichkhun, aku Wooyoung.”
Irene
: “Bukannya, kalian ber 6, dua nya lagi dimana?”
Junho : “Mereka sedang keluar.”
Taecyeon
: “Baiklah, aku tutup dulu ! Kami akan keluar habis ini, bye bye!”
>>Skip
Nichkhun POV
“Aku tak menyangkah, adiknya sudah begitu besar, dan
cantik.”
“Apa hyung mencoba mendekatinya??” tanya wooyoung sedikit heran
dengan ucapanku barusan.
“Memangnya kenapa, kalau aku mencoba mendekati dia? Siapa
namanya?”
Junho mengedipkan matanya kearah wooyoung, “Kami tak akan
memberitahu mu,” ucap wooyoung dan langsung pergi bersama Junho.
“Ya kalian sangat pelit…”
>>Skip
Taecyeon POV
“Irene-ah, apa kau ingin ikut bersama oppa ke Seoul?” tanya ku
mecoba untuk mengajaknya, siapa tahu dia mau. Sejak dulu hanya dialah yang
menjadi alasan eomma tak ingin ke Seoul karena dia sangat betah bersama
teman-temannya di sini.
“Ke seoul? Oppa, aku mau tanya satu hal padamu. Apa disana
banyak lelaki tampan seperti Nichkhun oppa?”
“Ya, tentu saja… tapi, jangan pernah berharap kau akan bersama
Nichkhun. Arasseo?”
“Yee, aku tahu… lagi pula nichkhun oppa itu cocoknya menjadi
kakakku seperti mu, bukannya begitu?”
“Tentu saja, apa kau mau ikut? Ayolah..” bujukku.
“Nanti aku pikirkan dulu ya oppa! Mantel oppa sangat bagus,
harganya berapa?”
Telingaku begitu sensitive dengan kata ‘harga’ , “Ini hadiah dari seseorang..”
“Jangan-jangan oppa sudah memiliki kekasih ya??”
“Hampir, tapi itu tak terjadi…” aku tak begitu berniat
menceritakan hal ini pada Irene karena aku akan mengingatnya lagi.
“Apa oppa di tolak?”
Dia terus memancingku, “Sudahlah tak perlu di bahas, apa kau
mau makan?”
“Oppa tak usah mengelak, oppa di tolak kan?” dia terus saja
membahasnya. “Irene-ah, dia tidak menolakku tapi dia kecelakaan dan …”
“Omo… oppa tak usah melanjutkannya, maafkan aku oppa! Maafkan
aku..” ucapnya merasa bersalah setelah aku mengatakan hal yang sebenarnya
padanya. Tapi tetap saja dia masih penasaran dengan yeoja yang aku cintai itu.
“Yeoja yang oppa cintai itu bagaimana? Apa dia cantik, apa dia
juga artis seperti oppa?”
“Ne, dia cantik bahkan lebih cantik dari mu, dia bukan artis
dia justru hanya seseorang yang membantu kami. Tapi dia itu baik, ramah, dan
dia bisa membuatku nyaman dan bahagia, dia bisa membuatku tersenyum, dia bisa
membuatku merasakan kekhawatiran jika dia tak ada disampingku, Irene-ah aku
begitu mencintai yeoja ini.”
Irene memelukku dengan hangat, “Oppa, aku mengerti perasaan
oppa! Sabar, hanya itu yang bisa oppa lakukan saat ini. Oppa tak bisa
membuatnya hidup lagi, tapi aku yakin disurga sana eonni pasti sangat bahagia
karena ada seorang namja yang begitu mencintainya seperti oppa ini. Aku bangga memiliki
oppa seperti mu.”
>>Skip
Nichkhun POV
“Aiissshht,, apa harus dilakukan saat ini? Situasi seperti ini
begitu menyebalkan,” omel Wooyoung yang sejak tadi membuat telingaku sakit
mendengar omelannya itu. tapi aku tetap sibuk dengan sosial mediaku.
Chansung melemparkan bantal padanya, dan benar saja ini akan
menambah keributan. “Kau sangat berisik, aku tak bisa konsen jika terus
mendengarkan omelanmu itu!”
“Arghht, Taecyeon hyung cepatlah kembali…! Aku tak tahan,”
tariaknya lagi.
Junho dan junsu keluar dari dapur, dan membawa makanan untuk
kami, “Ini dia, makanan untuk kalian namja-namja yang menyedihkan terutama
Uyoung,” ucap Junho.
“Apa ini? Ini hanya tteokbokki biasa!” cetus chansung yang
langsung mengarahkan perhatiannya pada layar computer.
“Cobalah dulu, ini benar-benar enak..” bujuk Junsu. Alhasil,
aku dan Wooyoung pun mulai mencobanya, “Wah, enak hyung pasti hyung belajar
dari ajumma itu lagi kan?”
“Iya, sudah banyak makanan yang bisa aku buat,” kata junho
dengan bangganya.
“Ini bagus, jadi ketika Taecyeon pulang kita tak perlu memesan
makanan karena ada Junho yang akan memasak makanan untuknya.”
“Chansung-ah, kau tak ingin mencobanya, ini benar-benar enak?”
seru ku.
“Hyung, aku tak makan pedas.”
Kami hanya bisa tertawa mendengar apa yang barusan dia
katakana, “Mwo? Tak makan pedas, setahuku kau mampu melahap semua jenis makanan
mau itu mentah atau tidak,” ungkap Wooyoung.
“Heh, ya itu memang, tapi itu dulu dan sekarang aku menjaga
porsi makan ku, arasseo?”
>>Skip
Taecyeon POV
Hari ini aku akan kembali ke Seoul, dan betapa senangnya aku
karena Eomma dan Yeodongshaeng ku ikut bersama ku ke
Seoul, KorSel. Jadi ketika disana nanti mereka akan tinggal di rumah pamanku
disana.
“Oppa, apa kau akan tetap disana? Pesawatnya akan segera
berangkat, palli!” ucap adikku, bahasa koreanya tak begitu bagus…
“Yaa, aku akan menyusulu…”
…
…
…
…
…
…
Satu setengah jam pun beralu, kami sampai di bandara Seoul
dengan selamat. Tak ada yang tahu kalau hari ini aku kembali ke Seoul kecuali
manager kami. jadi, aku akan mencari taksi dan langsung mengantar Eomma dan Yeodongshaeng
ku dulu kerumah paman, setelah itu baru aku akan kembali ke dorm 2pm.
>>Skip
“Apa kau tak ingin beristirahat dulu disini?” tanya eomma
ku.
“Anio, aku akan langsung pergi ke dorm 2pm, kalau ada
apa-apa cepat kabari aku! Irene, kau jangan kemana-mana, Ara??”
“Nde,,”
Aku meninggalkan mereka, dan langsung pergi ke dorm. “Apa semuanya ada?” pikirku. Lama tak
bertemu dengan mereka..
….
“Annyeonghaseyo… Uyoung-ah, Nichkhun-ssi.”
Tak ada yang merespon, “Apa mereka sedang tak ada?”
“Junsu-ssi..”
Tak lama terdengar suara langkah seseorang yang berjalan
turun, “Yaa,, hyung-ah… kau sudah pulang??” dia berlari kearah ku dan merangkul
ku, “Yee, Uyoung… yang lain kemana?”
“Yang lain? Ada di belakang, mereka sedang latihan disana.”
“Oiya, ini untukmu…”
“Hyung, tahu saja seleraku, kyeopta, gomawo!”
Aku menghampiri member lainnya yang sedang latihan di ruangan
belakang…
“Ya… hyung,” teriak chansung.
“Kenapa tak menghubungi kami, jadi kami bisa menjemputmu di
Airport,” kata Junsu, junho hanya mengangguk mengiyakan perkataannya.
“Tak perlu, ini seperti janji ku. ini untuk Nichkhun, ini
untuk Junsu, Junho, dan ini untuk Chansung, semoga kalian menyukainya.”
Ungkapku merasa bahagia melihat senyum mereka yang begitu sumeringah…
“Apa kalian menyukainya?” tanyaku lagi pada mereka yang masih
memandangi bingkisan masing-masing.
“Ne…” ucap mereka serempak.
“Baguslah, aku akan beristirahat, jadi lanjutkan saja latihan
kalian.”
“Yee, istirahatlah…”
To Be Continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar