U Got Me
Author :
Hyera Jung
Genre :
Friendship, romance, school life, etc.
Cast :
Kim Jongin aka Kai, Jung Ryhwa (OC), Taehyung, Kang Hyera.
Rated :
PG +15
Length :
Oneshoot
Note :
Sorry, mungkin disini Kai agak berbeda dari
Kai yang asli. Disini terselip cerita Kai debut bersama member EXO lainnya, dia
juga mengikuti trainee di SM, tapi hanya
kurang lebih satu tahun. Sengaja masukinnya kaya gitu, supaya mendukung
cerita saya, jadi maklumi aja ya. Dan di cerita ku kali ini, memang jauh
berbeda dari yang asli, disini EXO debut dengan lagu GROWL. Kenapa aku pilih
lagu itu? karena lagu itu, aku mulai mencintai EXO. ^_^
Happy Reading~
Author POV
“Ahk, ini salah, semua ini salah. Ada apa
dengan mu Kai? Kau tak mungkin menyukainya, dia sahabatmu bahkan kalian seperti
adik kakak.” Geram namja yang bernama Kai itu di sudut ruangan yang sepi.
Setelah puas mengeluarkan semua
kekesalannya ia pun kembali ke kelasnya. Kai, ia terkenal sebagai namja yang
memiliki sifat tertutup, dingin, bahkan jarang berkomunikasi dengan
teman-temannya yang lain. Dia hanya dekat dengan satu orang, Ryhwa, itu nama
yeoja yang selalu ada disampingnya.
Sejak sekolah menengah pertama dari tahun
pertama hingga mereka lulus bahkan sekarang di sekolah menengah atas pun,
mereka masih bersama. Tidak dalam hubungan yang serius, mereka hanya saling
bersahabat tidak lebih.
“Kai, malam ini temani aku ke toko buku
ya,” pinta Ryhwa pada Kai yang sudah duduk nyaman di bangkunya.
Kai tak berguming dari duduknya, bahkan ia
tak menghiraukan Ryhwa yang sudah memasang muka masam di hadapannya. “Ya! Namja
bodoh, apa kau sengaja tak menghiraukan ku?” teriakan Ryhwa menggelegar dalam
ruangan kelasnya membuat sorotan mata semua orang di ruangan itu tertuju kepada
mereka.
“Bodoh kau bilang?” decih Kai tapi masih
dengan wajah datar.
Bahkan puluhan mata yang telah memandangnya
pun, ia masih bersikap seperti itu. “Kalian itu sangat dekat, tapi sering kali kalian bersikap seperti kucing dan tikus,
kekanakan sekali.” Gumam seorang dari mereka.
“Cih, kekanakan. Itulah kalian, setiap hari
hanya membual tak jelas,” timpal Kai dengan wajah meremehkan. Begitulah dia,
dia tak akan pernah bisa menerima komentar-komentar orang lain tentangnya.
“Sudahlah, bahkan masalah sekecil ini pun
kalian permasalahkan,” ucap Ryhwa sembari tersenyum, senyum itu pun terpaksa.
Tiba-tiba saja Kai berdiri dari tempatnya,
memandang orang-orang yang sejak tadi memandangnya. Dan berlalu begitu saja
meninggalkan kelas, padahal Kim seonsaengnim, guru sejarah nya sudah akan
datang.
“Kai…” panggil Ryhwa. Tapi, ia tak
mengejarnya. Dia tahu, jika Kai seperti itu dia tak ingin di ganggu oleh orang
lain bahkan olehnya.
.
.
.
.
Rumah Kai dan Ryhwa hanya berjarak 100
meter, dengan berjalan kaki pun Ryhwa akan sampai dengan cepat kerumah Kai.
Ting! Tong! Ting! Tong!
Ryhwa menekan bell rumah Kai, ia masih
berdiri didepan pintu rumah Kai. Butuh waktu beberapa menit hingga ada
seseorang yang membuka pintu itu. “Nugunde?” suara yang samar-samar itu
terdengar dari balik pintu rumah Kai.
“Kai?”
“Eoh, Ryhwa?” dengan mata yang masih
setengah tertutup itu, Kai menarik Ryhwa masuk kedalam rumahnya.
“Yak! Kai… apa kau lupa? Bukannya kau akan
menemaniku ke toko buku?” lagi-lagi Ryhwa mengeluarkan suara nya yang luar
biasa itu.
Kai masih terduduk lemas di sofa ruang tamu
nya, “Bukannya aku tak berjanji apa-apa padamu? Sudahlah, kau pergi sendiri
saja aku masih ingin tidur. Kau merusak mimpi indahku bersama Nayoung.”
“Cih, Nayoung? Mantan pacar mu sewaktu kita
masih kelas 8 itu? kau masih bisa mengingat wajahnya, hebat sekali.”
“Tentu saja aku masih mengingatnya, dia
cinta pertamaku. Kau tau cinta pertama? Aku yakin kau tak pernah merasakannya
hingga sekarang. Jadi, pergilah!” Kai terus
mendorong Ryhwa agar segera pergi.
“Ah, baiklah, aku pergi. Apa kau puas?” decihnya
berlalu pergi.
Kai POV
“Maaf, aku tak ingin menemani mu karena aku
takut . . . aku takut perasaan ini semakin besar.”
Aku masih terduduk di atas sofa ini, bahkan
setelah Ryhwa pergi. Entah apa yang harus ku lakukan agar perasaan itu segera
hilang. Aku tak yakin, dapat menghilangkan perasaan yang sudah 3 tahun
bersarang di hatiku.
Perasaan itu sempat hilang, karena hadirnya
Nayoung di hidupku. Tapi itu tak berlangsung lama, setelah Nayoung pergi karena
urusan keluarga di Jepang, kami pun berpisah. Dan. . . ta-dah, rasa suka pada
Ryhwa pun kembali datang.
Tak lama aku kembali kekamarku, menyalakan
tv dan mulai menyaksikan program tv yang paling ku suka, weekly idol. Melihat
mereka di tv yang bersenang-senang, kadang terlintas di pikiranku untuk menjadi
seorang idol juga. ^^
“Apa dia sudah kembali?” gumam ku
memandangi jam dinding di kamarku.
“Ya! Kai... hentikan!” omelku memukul
kepalaku pelan.
Author POV
Keesokan harinya, Kai berjalan melewati
koridor sekolah. Langkahnya tiba-tiba saja terhenti, ketika melihat Ryhwa
berjalan beriringan bersama seorang namja. “Ryhwa bersama siapa?” batinnya.
Ryhwa berjalan mengarah padanya, tak lupa
ia melambaikan tangan ke arah Kai. Kai justru berpaling dan berjalan ke arah
lain menjauhi Ryhwa.
“Ya!
Anak itu kenapa lagi?” gumam Ryhwa dengan wajah masam.
“Kenapa? Siapa dia?” tanya namja yang terus
bersama Ryhwa itu.
“Ah, dia... sahabatku. Namanya Kai,” kata
Ryhwa melangkah menuju ruang kelasnya bersama namja itu.
Sesampainya di kelas, Ryhwa tak mendapati
Kai berada didalam kelas itu. tentu saja itu membuatnya khawatir, ada apa
dengan Kai sampai ia tak masuk kelas? Padahal tadi dia ada.
Namja yang bersama Ryhwa tadi masuk kekelas
yang sama dengan Ryhwa, memperkenalkan diri bahwa ia adalah siswa baru di
sekolah itu. saat itu, Oh seonsaengnim yang akan mengajar mereka. Oh
seonsaengnim, mempersilahkan Taehyung –nama anak baru itu- untuk duduk di kursi
kosong. Ada beberapa kursi kosong saat itu, tapi ia justru memilih tempat yang
seharusnya diduduki oleh Kai.
Semua mata tertuju padanya, “Astaga, bagaimana kalau Kai sampai tahu?”
batin Ryhwa.
“Dia duduk disana? Dia akan terkena masalah setelah ini,”
beberapa murid saling berbisik.
Taehyung tak menanggapi pembicaraan mereka,
ia terus memandang Ryhwa yang sejak tadi dibuat khawatir olehnya, melipat kedua
tangannya dan berbalik memperhatikan Oh Seonsaengnim.
“Apa anak itu tak mendengar ocehan kita?”
murid-murid diruangan itu masih saling berbisik.
Sampai akhirnya Oh seonsaengnim mengerti
apa yang sedang murid-muridnya ributkan ia pun menyuruh Taehyung untuk pindah.
“Taehyung, bisakah kau pindah ketempat lain?”
“Nde? Memangnya ada apa jika saya disini?”
dengan wajah polosnya itu Taehyung masih menggeleng tak mengerti.
“Karena itu tempat Kai, tak ada seorang pun
yang boleh duduk disana!” gumam salah seorang murid.
“Benarkah? Eoh, baiklah saya akan pindah!”
Taehyung pun mengalah dan memilih kursi lain dengan membawa tas dan buku-buku
yang sudah ia keluarkan.
Beberapa detik setelah Taehyung pindah, Kai
datang dengan membuka pintu secara kasar, terdengar sangat keras.
“Annyeonghaseyo, Oh Seonsaengnim!” ucapnya sambil membungkukkan badannya.
“Mm, duduklah!”
“Memangnya
dia siapa? Semua orang terlihat takut tapi sepertinya mereka semua menyegani
diri Kai. Bahkan datang terlambat pun ia tak meminta maaf. Sungguh anak yang
aneh!” batin Taehyun tak
mengerti.
“Kau dari mana saja?” tanya Ryhwa pada Kai
yang sudah duduk di tempatnya, dengan mata yang mengantuk.
“Bukan urusanmu nona Ryhwa!” itu cukup
jelas membuat mulut Ryhwa terbungkam, dia kesal bahkan ingin sekali menjitak
kepala Kai saat ini. hanya saja mereka masih mengikuti pelajaran Oh seonsaengnim.
Bell sekolah pun berbunyi~
Kai melangkah lebih dulu keluar kelas tanpa
menghiraukan Ryhwa yang sejak tadi menyuruh Kai untuk menunggunya. Seperti
biasa, saat jam istirahat Kai lebih memilih menghabiskan waktunya diatas atap
sekolah sekedar beristirahat sambil memandangi langit biru yang terlihat lebih
indah diatas atap sekolahnya.
“Kai!” panggil Ryhwa memegangi bahu Kai.
“Ada apa? Duduklah,” ucap Kai menarik
tangan Ryhwa hingga ia terduduk tepat disamping Kai.
“Apa kau marah padaku? Taehyung, dia anak
baru di kelas kita, kebetulan kemarin aku bertemu dengannya di toko buku,”
dengan berhati-hati Ryhwa menjelaskan hal itu pada Kai, yang memang itulah
alasannya marah kepada Ryhwa.
Kai menghela napasnya lemah, “Apa aku mempermasalahkannya?”
Ryhwa hanya terdiam kaku menatap Kai yang tertunduk
lesuh, “Apa kau baik-baik saja, Kai?”
“. . . .” tak ada jawaban dari Kai.
“Ada apa denganmu Kai? Aku sedang berbicara
denganmu, tak biasanya kau seperti ini,” Ryhwa mendekatkan punggung tangan ke
kening Kai, mengecek apa Kai baik-baik saja atau tidak.
“Omo, Kai, kau demam!” dengan nada khawatir
itu, Ryhwa meraih wajah Kai memastikan namja itu baik-baik saja.
Namun, Kai sudah tak sadarkan diri, dia
terjatuh lemah kedalam pelukan Ryhwa yang ada disampingnya. “Kai... ireona!”
Ryhwa terus menepuk wajah Kai pelan berharap namja itu segera bangun.
“Aku tak apa, aku baik-baik saja Ryhwa.
Masuklah, biarkan aku disini sendiri,” suara yang terdengar parau itu terdengar
dari mulut Kai.
“Kau menyuruhku pergi, saat keadaanmu
seperti ini? aku tak mau, aku ingin menemanimu.”
Tak ada suara bantahan dari mulut Kai, dia
masih ada dalam pelukan Ryhwa. Entahlah, mengapa namja itu kadang terlihat
lemah di hadapan Ryhwa. “Apa kau latihan lagi semalam? Kau lebih memilih
latihan seorang diri seperti orang gila, dibanding menemaniku ke toko buku. Aku
tak suka padamu, Kai.” Gerutu Ryhwa menyapu lembut rambut pirang Kai itu.
Kai masih tak menjawab apapun, dia terlihat
tenang. Keringatnya terlihat bercucuran dari pelipisnya. “Dari dulu kau tak
pernah berubah, bahkan ibu mu sendiri tak pernah kau dengarkan. Bagaimana masa
depanmu kelak Kai? Kau terlalu sibuk denganku dan latihanmu. Apa kau tak lelah
terus ada disisi ku walau sebagai sahabat ku? sepertinya kali ini kau ketahuan
Kai, kau lelah... kau lelah karena ku. aku benar kan?” Ryhwa terus berbicara
sendiri tanpa ada tanggapan dari diri Kai yang sebenarnya mendengar semua
perkataannya sejak tadi.
Ya, Kai sangat menyukai seni tari. Bahkan
ia memiliki cita-cita ingin menjadi dancer terkenal kelak. Sejak sekolah dasar
pun ia sudah ikut les tari yang tak jauh dari sekolahnya. Hingga ia memilih
berhenti dan belajar sendiri. Kai tipikal orang yang tak akan mudah menyerah
sebelum apa yang ia inginkan terwujud. Untuk menjadi dancer hebat pun, ia sudah
menghabiskan puluhan bahkan ribuan waktunya untuk latihan.
Ia bisa latihan tanpa memikirkan waktu
makannya, itu yang membuatnya sering kali sakit bahkan tak masuk sekolah. Ryhwa
tahu akan hal itu, dan hampir setiap hari pula Ryhwa terus mengingatkan Kai
akan hal itu.
.
.
.
.
Beberapa bulan kemudian…
Semenjak hari itu Kai tak pernah lagi
terlihat, ia tak pernah masuk sekolah dan Ryhwa pun tak pernah lagi bertemu
dengannya. Ryhwa hanya bisa mendengar “Kai tak ada dirumah, tapi dia baik-baik
saja kau tak perlu khawatir!” yang diucapkan oleh ibu Kai setiap kali ia datang
kerumah Kai.
Semakin hari, Ryhwa pun semakin merasa
kehilangan diri Kai yang biasanya selalu ada disampingnya. Kini yang ada di
sampingnya hanya seorang namja manis dan baik, Taehyung, ya semenjak itu
Taehyung terus mendekati Ryhwa.
Meski wujud Kai tak pernah hadir, tak ada
seorang pun yang berani menduduki kursi Kai. Mereka masih menghargai Kai, yang
sebenarnya tak pernah ramah pada siapapun. Semua orang berpikir Kai adalah
namja baik dan ramah, buktinya Ryhwa sangat nyaman dengannya. Hanya saja Kai
terlalu dingin dan tertutup. Begitulah pikiran mereka akan seorang KAI.
“Ada apa?” tanya Taehyung, melenyapkan
lamunan Ryhwa yang sejak tadi memandang lekat tempat yang seharusnya ada Kai
disana.
“Ah, tak ada. Aku hanya memikirkan anak
itu. sepertinya aku merindukannya,” ucap Ryhwa.
Taehyung hanya bisa tersenyum kecut,
setelah Ryhwa mengatakan hal itu. Selama ia dekat dengan Ryhwa, dia juga harus
menahan rasa cemburunya yang semakin hari semakin membludak. Hampir setiap
waktu ketika bersama Taehyung, Ryhwa akan menceritakan tentang Kai padanya. Itu
sudah cukup, membuat hati Taehyung panas.
.
.
.
.
1 tahun kemudian…
Siapa yang tak mengenal SM Entertainment di
dunia ini? Seluruh masyarakat di korea selatan bahkan korea utara pun pasti
tahu mengenai perusahaan music itu. perusahaan yang berhasil mengorbitkan SUJU,
SNSD, Shinee, F(x) dan yang lainnya. Hingga artis-artisnya pun terkenal hingga
keluar korea bahkan bisa di bilang mendunia. *Cuih.. sebenarnya saya gak suka
banget tuh sama SM, demi EXO neh saya rela muji-muji tuh SME.
Dan baru-baru ini perusahaan itu
mengorbitkan boyband baru besukan mereka. EXO, itulah nama boyband baru yang
telah menghipnotis para remaja putri diseluruh dunia. *salah satunya Indonesia
Negara saya tercinta :D
Dengan beranggotakan 12 member, yang
terbagi menjadi dua sub-unit, EXO-K untuk korea dan EXO-M untuk mandarin/china.
EXO-K sendiri beranggotakan Suho sebagai sang leader, dan member lainnya yaitu
Chanyeol, Baekhyun, D.O, Kai dan Sehun. Dan untuk EXO-M, Kris sebagai Leader
dan member lainnya, Luhan, Xiumin, Chen, Lay dan Tao.
Dengan wajah tampan dan talenta yang mereka
miliki cukup membuat semua fans dari fandom lain berpindah. Kai? Nama itu tentu lekat di pikiran Jung
Ryhwa. Nama yang sama seperti nama sahabatnya dulu. Bukan hanya namanya yang
sama, sebenarnya orang nya pun sama. Namun, Ryhwa enggan mengakui bahwa namja
yang menjadi idola sekarang itu adalah
sahabatnya.
Pasalnya, sudah setahun ia tak pernah
bertemu Kai, bahkan waktunya pun sudah banyak terbuang hanya untuk memikirkan
namja yang belum tentu memikirkannya. Ya, Kai lah orang nya. Dia tak membenci
Kai, karena menghilang begitu saja tanpa alasan karena Kai sudah banyak mengisi
hidupnya, dengan hari-hari yang indah.
Dan kini Ryhwa cukup tenang menjalani
hidupnya seperti biasa, memiliki sahabat yeoja yang dulu tak pernah ia dapatkan
karena Kai. Bagaimana dengan Taehyung?
-flashback-
Author POV
Malam ini, Taehyung berencana mengajak
Ryhwa makan malam. Karena Ryhwa tak berpikir berlebihan mengenai Taehyung,
diapun menerima ajakan namja itu.
Sesampainya di restaurant yang akan menjadi
tempat mereka makan, Taehyung mulai meluap-luapkan perasaannya pada yeoja yang
sudah duduk manis dihadapannya itu.
Taehyung meraih tangan Ryhwa dan
menggenggamnya lembut. Ryhwa menaikkan salah satu alisnya, tak mengerti apa
yang sedang Taehyung coba lakukan pada nya. “Ada apa?” perlahan Ryhwa
melepaskan genggaman itu.
“Ryhwa... aku menyukaimu!” dengan suara
lantang Taehyung mengeluarkan kata-kata itu.
Seketika Ryhwa tersedak dan mulai meneguk
minumannya, menelannya pun sepertinya susah. “Aku ingin kau mejadi kekasihku,”
kata Taehyung lagi, kembali meraih tangan Ryhwa.
“Maaf, aku tak bisa memberi apa yang kau
inginkan, Taehyung!” suara lembut itu baru saja keluar dari mulut Ryhwa,
penolakan secara halus itu ia lakukan agar namja itu tak begitu sakit hati.
Tak sakit hati? Ah, tidak. itu justru
membuat jantung Taehyung melesat begitu kencang seakan terhampas begitu jauh,
menyakitkan itulah yang ia rasakan. “Kau tak perlu memberiku lebih, kau hanya
perlu memberiku kata ‘Ya’ itu saja Ryhwa!” ucap Taehyung gentir. Suara itu
seakan menggambarkan rasa putus asaan Taehyung.
“Maaf Taehyung, aku tak bisa. Kau tahu kan
aku menyukai nya, kenapa kau nekat melakukan ini. bahkan kau akan tahu apa
jawaban yang akan kau dapat dariku. Maafkan aku…” timpal Ryhwa dengan suara
lirih nya, ia pun meniggalkan Taehyung yang masih terdiam disana.
-flashback end-
Begitulah cara Ryhwa menolak cinta anak
baru itu, cukup menyakitkan bukan?
.
.
.
.
“Ryhwa, kau akan menemani ku kan?” tanya
seorang yeoja yang berdiri tak jauh dari Ryhwa.
Ryhwa menatapnya tajam dengan alis yang
sudah saling bertemu, “Memangnya kau akan pergi kemana lagi?”
“Baru saja aku mengganti fandom ku, dan
hari ini idola baru ku itu akan perform. Kau mau kan menemaniku melihat perform
mereka?” bujuk Hyera. Nama yeoja yang dari tadi memohon layaknya anak kecil
yang meminta lollypop itu, Hyera, Kang Hyera.
“Memangnya kau sudah mendapatkan tiket
masuknya?”
“Tentu saja, tiketnya sudah ada padaku. Aku
membeli dua, satu untukku dan satu lagi untukmu. Bagaimana?”
“Ah, baiklah. Aku tak bisa menolak kalau
kau sudah memaksa seperti itu.”
Dengan girangnya Hyera berlari masuk
kedalam kamarnya, yang juga kamar Ryhwa. Mereka serumah, karena Hyera tingga;
di rumah Ryhwa selama ia bersekolah di Seoul. Itu tak masalah, karena ternyata
Hyera adalah teman kecil Ryhwa dari Busan. ^^
“Anak itu, apa dia tak lelah? Menghabiskan
waktu nya bekerja di caffe, dan uangnya hanya ia gunakan untuk membeli tiket.
Ahk, karenanya juga kamarku di penuhi poster-poster yang tak pernah ku lihat
sebelumnya menempel di dinding kamarku,” omel Ryhwa mulai memecah keheningan
saat Hyera sudah masuk kedalam kamar.
Dua jam sebelum mereka akan pergi. Hyera
sudah bersiap-siap memilah pakaian apa yang akan ia kenakan. “Sudahlah, pakai
baju yang biasa saja, kau sudah cantik Hyera!” gumam Ryhwa yang lebih memilih membaca
novel ketimbang mengikuti Hyera yang grasak grusuk seperti cacing kepanasan
itu.
“Ah, aku harus tampil cantik malam ini, aku
mau melihat Sehunnie ku.”
“Sehun? Bukankah ia member EXO?” tanya
Ryhwa sembari menutup novelnya.
“Iya, EXO! Aku mengidolakan Sehun,
menurutku dia namja termanis yang pernah aku lihat. Dia juga seorang maknae,
ahk aku mencintainya. Sangat,” jerit Hyera. “Bagaimana denganmu? Kau tahu
mereka kan? Siapa yang kau suka, apa Kai?”
Mata Ryhwa seketika membulat setelah nama
itu disebut-sebut oleh Hyera. Sejenak ia terdiam kaku dihadapan sahabatnya itu,
“Kai? Tidak, aku tak menyukainya. Aku... menyukai... Baekhyun. Ya, aku menyukai
namja yang memiliki suara bagus itu.” Baekhyun... namja itulah yang harus
menjadi alasan untuk menutupi kegugupan Ryhwa saat ini.
“Sayang sekali, Kai itu tampan dan dance
nya sangat bagus. Aku kira kau akan menyukainya,” gumam Hyera masih sibuk
mencoba beberapa model baju yang sudah bertumpuk di atas kasurnya.
Dua jam berlalu, mereka pun sudah
bersiap-siap. Bukan di rumah mereka, tapi mereka sudah bersiap-siap untuk
berteriak di depan panggung untuk menyaksikan EXO tampil. Ah, bukan, bukan,
bukan mereka tapi Hyera, hanya Hyera.
Dengan terpaksa Ryhwa harus mengikuti
kemauan sahabatnya itu, dengan membawa handbanner EXO di tangannya. Bahkan
Ryhwa yang baru ganti fandom pun sudah memiliki lightstick EXO. Ryhwa tak habis
pikir dengan kelakuan sahabatnya itu,
“Sehun, Sehun… Sehunnie…” begitulah suara
teriak Hyera yang dapat terdengar jelas di telingan Ryhwa.
Di studio itu, terlalu bising bahkan jika
bisa, Ryhwa ingin sekali berteriak agar orang-orang yang ada disana segera
diam. Apa mereka tak bisa tenang, agar menontonnya pun lebih nyaman? Itu lah
sederet kata yang ada di pikiran Ryhwa.
“Apa ini masih lama, aku ingin pulang?”
kata Ryhwa setengah teriak.
“Ah, jangan! Ini baru pembukaan, mereka
belum tampil. Tunggulah sebentar lagi, ya?” bujuk Hyera pada Ryhwa sembari
memberi isyarat pada Ryhwa agar ikut berteriak sepertinya.
.
.
.
Ryhwa tertunduk lesuh disamping Hyera, ia
masih memandang sepasang sepatu yang menyelimuti kakinya. “Ryhwa, mereka
tampil. Oh my god, Sehun ku…” seketika Hyera menjerit diikuti munculnya ke enam
namja yang memang tampan.
Tak perlu di tanya lagi, Ryhwa terdiam
melihat wujud Kai di atas panggung. Terus menatap Kai tanpa lepas dari
pandangannya, sahabatnya dulu sekarang semakin terkenal. Dengan lagu debut
mereka yang bertajuk “GROWL” berhasil meluluhlantahkan hati para penggemar
mereka.
“K.. A.. I..” ucap Ryhwa dengan terbata-bata.
Tak terasa setitik air bening yang mulai
turun dari pelupuk matanya itu sudah membasahi wajah mulus Ryhwa. Dia tak
tahan, rasanya ia ingin memeluk Kai diatas panggung itu, bahkan ia ingin sekali
menarik Kai dan membawanya pergi dari sana. Tapi tidak, dia tak bisa
melakukannya.
Ryhwa menyadari satu hal yang baru saja
mengubah pemikirannya. “Aku bahkan tak
bisa lagi menggapaimu Kai, menggapai mu sama susahnya dengan menggapai bintang
di langit,” batin Ryhwa yang terus mempermainkannya.
Selangkah demi selangkah, Ryhwa mundur dari
sekerumunan orang yang terus meneriaki nama mereka. “Kau tak mungkin menyadari
kehadiranku Kai,” gumam yeoja itu berlalu pergi.
Namun, Hyera menyadari hal itu, ia pun
mencoba mencegah Ryhwa. “Kau mau kemana?” tanya Hyera khawatir.
Tanpa menoleh Ryhwa masih mencoba menjawab
pertanyaan yang di tujukan padanya, “Maaf Hyera, aku harus pulang tiba-tiba
kepalaku sakit.”
“Suaramu? Apa kau menangis? Apa perlu aku
mengantarmu pulang?”
Ryhwa masih mencoba tersenyum di depan
sahabatnya itu, “Iya, aku menangis karena aku tak bisa lagi menahan rasa
sakitnya. Kau tak perlu mengantarku, teruslah disini aku akan menunggumu di
rumah.”
“Oiya, sepulang dari sini aku akan menemui
ibu ku yang sakit. Jadi untuk beberapa hari aku akan disana.”
“Ibu mu sakit? Ini sudah malam Hyera, besok
saja baru kau pergi.”
“Aku khawatir dengan ibuku, jadi malam ini
juga aku akan ke Busan. Pulanglah, hati-hati!”
“Kau ini... Kau bilang khawatir pada ibu mu
tapi kau masih menyempatkan waktu mu untuk melihat mereka tampil, baiklah
sampaikan salamku pada ibumu” cibir Ryhwa sembari tertawa kecil.
“Mm, sampai jumpa!”
Ryhwa akhirnya bisa lepas dari tempat
bising itu, dan bisa menghirup udara yang tak mencegat pernapasannya. Dengan
letih ia terus melangkah...
Sesampainya di rumah, ia pun langsung masuk
kedalam kamarnya. Merebahkan tubuhnya yang terasa pegal. “Heh, ini melelahkan.
Bagaimana bisa aku hidup seperti Hyera. Aku tak akan tahan,” gumamnya sambil
membayangkan apa yang baru saja ia katakan.
Tak lama ia bangun dari tidurnya, dan duduk
di tepi ranjangnya. Memijat-mijat betis nya yang mulai kram. “Aku tak akan
pernah lagi menemani Hyera, membuang waktu ku saja,” omel Ryhwa terus berbicara
dengan dirinya sendiri.
Tak lama terdengar suara di balik jendela
kamarnya, “Apa itu?” Ryhwa melangkah perlahan mendekati jendela kamarnya.
Dia tak pernah segugup ini, melangkah
mendekati jendela kamarnya yang sebenarnya tak jauh dari tempatnya berdiri saja
sudah seperti melangkah menuju jurang yang akan mengambil nyawanya. Ini berlebihan,
ya berlebihan. Kini daun pintu jendelanya pun telah ia genggam dan mulai
mengambil ancang-ancang untuk membukanya.
“Siapa yang bermain-main denganku
malam-malam begini?” gumamnya tak pernah berhenti.
“Yak! Apa kau… Hyera!” kata Ryhwa sedikit berteriak.
Saat jendelanya sudah terbuka, tak ada
siapa-siapa disana. Ryhwa kembali menghela napasnya dalam, dan berniat menutup
kembali jendela kamarnya itu. tapi… tak bisa.
“Yak! Jangan membuat ku takut,” jerit Ryhwa
sambil memejamkan matanya.
Sebuah jari telunjuk sudah mengarah pada
kening yeoja itu, “Kau benar-benar penakut!” gumam seseorang dari luar jendela.
“Suara
itu? suara itu seperti…”
“Kau masih saja seperti itu, Ryhwa ini
aku,” ucap orang itu lagi, menepuk-nepuk pipi Ryhwa yang masih bertanya-tanya.
perlahan ia pun membuka kedua matanya yang sejak tadi ia pejamkan. “Kkk… Kai”
kata Ryhwa dengan mata yang sudah semakin membulat.
“Menyebut namaku saja kau terbata-bata
seperti itu, apa kau tak senang melihatku?” tanya orang itu yang ternyata Kai.
“Bagaimana bisa kau disini, bukannya tadi
kau di...” tiba-tiba saja ucapan Ryhwa terputus.
“Dimana? Jangan-jangan.. tadi kau melihatku
tampil?” goda Kai.
Tanpa di persilahkan, Kai langsung masuk
kedalam kamar Ryhwa yang memang tak terlalu tinggi untuk di panjat. “Yak! Kalau
ada yang melihat mu bagaimana? Bukan kau yang terkena masalah melainkan…”
Lagi-lagi ucapan Ryhwa terputus, mengapa
tidak. tiba-tiba tubuhnya sudah di dekap kedalam pelukan hangat Kai. “Aku
merindukanmu, sudah lama aku tak memelukmu,” ucap Kai tak kunjung melepas
pelukannya.
“Apa
aku harus membalas pelukannya?”
batin Ryhwa.
Perlahan ia pun membalas pelukan Kai, “Aku
lebih merindukanmu Kai, aku kira kau sudah melupakanku.”
“Bagaimana bisa aku melupakan orang yang
begitu berarti untukku.”
Di balik pelukan mereka, jantung Ryhwa sudah
berdetak tak normal. Berharap Kai tak merasakannya, itu benar-benar memalukan.
“Hh, aku berarti untukmu? Aku tak mengerti,” timpal Ryhwa sok polos.
“Sudah lama aku ingin mengatakan ini, tapi aku
takut persahabatan kita akan hancur. Sekuat apa pun aku berusaha
menghilangkannya, tetap saja tak bisa. Aku mencintaimu, aku Kim Jongin
mencintai sahabatnya sendiri Jung Ryhwa,” kata Kai dengan suara tegasnya itu.
Ryhwa terdiam masih dalam pelukan Kai.
Hingga akhirnya Kai melepas pelukan mereka, memegangi bahu Ryhwa menghadapkan
yeoja itu tepat dihadapannya.
“Apa kau menolak ku?” tanya Kai tak
percaya.
“. . .”
“Kau benar-benar menolakku?” seakan tak
percaya Kai pun terduduk lesuh di tepi ranjang Ryhwa.
Sunggingan senyum dari bibir Ryhwa akhirnya
terlihat, ia pun duduk disamping Kai. “Kenapa kau menghilang begitu saja? Dan
muncul sebagai seorang bintang?”
“Itu? aku juga tak menyangka, awalnya aku
berniat untuk melupakan perasaan ku padamu, karena itu aku tak pernah masuk
sekolah memilih latihan sekeras mungkin. Hingga akhirnya kakak ku meminta ku
untuk mengikuti audisi SM waktu itu, tapi aku masih menimbang-nimbang untuk
menerimanya. Dan malam itu, aku berniat untuk meminta saran darimu. Tapi, malam
itu kau malah pergi bersama namja aneh yang memakai eyeliner itu,” terang Kai
sedikit mengatai namja yang mencoba mendekati yeoja pujaannya itu –Taehyung-.
“Jadi malam itu kau melihatku pergi bersama
Taehyung?”
“Iya, karena itu aku pun langsung memutuskan
untuk ikut audisi SM, dan ternyata aku lolos. Menjadi trainee kurang lebih satu
tahun, membuatku mendapatkan ruang latihan yang sangat luas dan memiliki
teman-teman yang hebat.”
“Selamat... aku ikut senang melihat
kesuksesanmu sekarang.”
“Apa kau menyukai seseorang dari kami?”
dengan penasaran Kai mulai menanyakan hal yang tak penting seperti itu.
“Tentu saja ada, siapa yang tak menyukai
kalian?”
“Siapa yang kau suka? Apa aku?” kata Kai
percaya diri sampai-sampai posisinya sekarang berdiri dihadapan Ryhwa yang
masih dengan posisi semulanya.
“Untuk apa aku mengidolakan namja seperti
mu? Aku menyukai Baekhyun, suaranya itu membuat hatiku tenang.”
“Cih, Baekhyun? Si namja lentik itu?” decih
Kai tak terima.
“Apa salahnya memiliki jemari yang lentik,
dia itu manis bahkan mendekati type ku,” gumam Ryhwa memancing kemarahan Kai.
“Ah, apa aku harus bersikap manis
sepertinya agar kau menyukaiku?” ucap Kai kesal. -____-
Ryhwa pun berdiri menghadap Kai, dan
langsung memeluk namja berkulit tan tersebut. “Aku memang mengidolakan
Baekhyun. Tapi, namja yang ku cintai tetap satu yaitu Kim Kai.”
“Benarkah? Apa itu jawabanmu untukku?”
dengan senyum sumeringah, Kai mempererat pelukannya.
Ryhwa mengangguk mengiyakan. Tiba-tiba saja
sebuah bibir tebal menyambar bibir tipis Ryhwa sekilas. “Yak! Siapa yang
menyuruhmu melakukan itu?”
“Atas kemauanku sendiri. Kenapa? Kau tak
suka?”
“Bukan begitu. Apa kau tak bisa
melakukannya lebih baik?” goda Ryhwa.
Senyuman nakal Kai kembali terlihat, ia pun
kembali melumat bibir merah Ryhwa lebih dalam. Merasakan manisnya bibir mungil
itu yang sejak tadi terus menggodanya meminta untuk dicium.
--o0o--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar