Whatsup!

Sudah 8 tahun berlalu. . .
Dan ternyata banyak yang telah berubah. Tidak dengan blog ini, masih sama seperti dulu.

Selasa, 20 Mei 2014

FF 2pm "I Need You (난 니가 필요해)" Chapter 5




“Apa kalian menyukainya?” tanyaku lagi pada mereka yang masih memandangi bingkisan masing-masing.

“Ne…” ucap mereka serempak.

“Baguslah, aku akan beristirahat, jadi lanjutkan saja latihan kalian.”

“Yee, istirahatlah…”



 I Need You (난 니가 필요해) Chapter 5



Irene POV


          “Ini begitu menyebalkan, mana namja-namja yang tampan? Oppa berbohong lagi padaku,” decakku sebal.

          Ah, aku tahu… lebih baik aku keluar dan melihat-lihat daerah sini.

          “Eommoni.. aku akan keluar sebentar.”

          Menyusuri jalan demi jalan, dibawah pepohonan yang begitu lebat. Disini sangat teduh, aku justru kedinginan. Aku mulai melihat kesekelilingku, berharap ada namja tampan yang lewat dan mengajakku untuk berkenalan. Ada beberapa namja yang lewat, yang termasuk dalam tipe ideal seorang namja yang baik,~

          Aku mulai memerhatikan jalan yang ku lalui, “Omo… aku ada dimana ini?”

Aku benar-benar bodoh, aku lupa jalan yang telah ku lalui. Terlebih lagi, ini pertama kalinya aku ke sini. “Apa yang harus aku lakukan? Menelpon oppa, arrhgt itu tak mungkin ponsel ku ketinggalan.”

Tak lama beberapa segerombolan namja berjalan kearahku, pakaian mereka seperti namja-namja yang nakal, aku mulai takut melihat kearah mereka. “Assht, jinjja, apa lagi ini?”

“Disini ada yeoja cantik, kenapa dia sendirian saja?” tanya salah satu dari mereka.

“Jangan-jangan dia sedang menunggu kita,” jawab namja yang lainnya.

“Ya, baboya… kalian begitu berisik!” teriakku karena merasa tertekan dengan percakapan mereka.

“Mwo? Babo?” ucap lagi namja itu padaku, sekarang nada suara mereka lebih keras, dan semakin menakutiku.

Salah satu dari mereka meraih tangan ku dengan kasar, ini begitu menyakitkan, mereka benar-benar namja yadong yang tak berperasaan. “Lepaskan… kalau tidak aku akan berteriak..”

“Berteriaklah, yang sekerasnya takkan ada yang akan menolong mu disini, tamatlah riwayatmu menjadi yeoja yang sangat di puja-puja,” ucap salah satu dari mereka yang berpenampilan lebih mengerikan dari yang lainnya.

“Maksud kalian apa, lepaskan… dasar kau Bad boy, crazy… kau bajingan,” semua kata-kata kotor keluar dari mulutku.

“Oppa, tolong aku…”

“Yaa… lepaskan dia!” terdengar suara seorang namja yang berada di belakang mereka.

“Melepaskan harta karun?? Enak saja kau bilang, memangnya dia siapa mu?”

“Dia… dia yeojachingu ku. kalian mau apa?” ucapnya membuat namja-namja yadong ini tertawa. “Aku, yeojachingunya?? Apa dia gila..”

“Baiklah, kami akan melepaskannya. Tapi beri kami uang, bagaimana?”

“Anio, aku tak membawa uang,” namja itu mendekat. Dan salah satu dari mereka pun mendekatinya berniat untuk mencelakainya, tapi… namja itu dengan sigap menangkis pukulannya. Pertengkaran tak bisa dihindarkan, namja itu begitu keren.

>>Skip

“Gwaenchanha?” tanya namja itu padaku.

“Yee, nan gweanchana, gamsahabnida,” ucapku padanya.

Semoga saat ini wajah ku tak berubah menjadi kepiting rebus, aku takut wajah ku memerah dan dia akan menertawakan ku. “Baiklah, aku pergi. Hati-hati jika berada dijalan seperti ini, ini berbahaya bagi yeoja sepertimu.”

“Tunggu, apa kau bisa membantu ku sekali lagi?”

Dia berbalik, “Mwo?”

“Aku ingin menelpon oppa ku, dan ponsel ku ketinggalan.” Namja itu langsung memberikan ponsel nya padaku.

(Calling…~ calling…~) Tak ada jawaban..

“Kalau begitu lebih baik kau pulang sendiri saja!” seru namja itu lagi.

“Aku baru saja sampai di Seoul, dan ini pertama kalinya aku disini. Aku mana tahu jalan menuju rumahku.”

“Kau ini, benar-benar ceroboh! Baiklah aku akan mengantarmu, di alamat mana?”

“Aku tak tahu.”

“Jadi, aku harus mengantarmu kemana?” kini aku merasa dia mulai kesal dengan tingkah laku ku ini.

“Oiya, apa kau tahu tempat 2pm tinggal? Apa itu namanya, aku tak tahu!”

“Baiklah, sepertinya aku tahu.”

Kami pun berangkat, dia mengatarku menggunakan motor! Ahh, ini yang sangat aku tunggu-tunggu, namja tampan ini mengantarku, dia pahlawanku. Aku memeluknya erat-erat karena takut.

>>Skip

“Noona-ah…”

“Yee… apa sudah sampai? Kenapa begitu cepat,” cetusku membuatnya bingung.

“Masuklah, aku akan langsung pergi.”

“Apa kau tak ingin masuk dulu! Nama ku Irene, namamu?”

“Aku…”

Tiba-tiba Taecyeon oppa datang, “Irene-ah,”

“Hei, Xi luhan… apa yang kau lakukan disini?” Taecyeon oppa memanggil namja tampan itu dengan panggilan Xi luhan, berarti itulah namanya.

“Yee, tadi dia tersesat dan hampir di celakai oleh seorang….” Aku langsung memotong pembicaraan nya, “Dan dia yang menyelamatkanku!”

“Benarkah? Gamsahamnida, Xi luhan. Kau juga, aku sudah bilang jangan kemana-mana!” omel oppa padaku, Luhan hanya tersenyum melihat ku yang sedang di omelin oleh oppa ku ini.

“Kalau begitu aku permisi dulu!”

Tak lama dia pergi aku mulai bergumam lagi “Uhhh,, Xi Luhan oppa begitu tampan.”

“Yaa, apa lagi yang kau pikirkan, cepat masuk!”

Aku melangkah masuk, senyum dari wajah ku ini tak pernah lepas, wajah Luhan yang tampan dan manis itu terus terbayang-bayang di ingatanku. “Luhan-ah…”

>>Skip

Aku menghampiri oppa ku di kamarnya, belum ada yang tahu jika aku ada di dorm mereka. “Apa oppa mengenal Xi luhan?”

“Tak begitu kenal, aku bertemu dia di China saat 2pm ada show disana.”

“Benarkah, apa dia seorang artis seperti oppa?”

“Ya, sebentar lagi. Dia salah satu trainee di SM.Ent, kalau tak salah dengar bulan depan dia akan debut!”

“Benarkah, ini sangat bagus, tak sia-sia aku datang ke Seoul bersama oppa. Sebulan lagi aku akan menonton debutnya.”

“Datanglah…” ucap Taecyeon oppa mendukungku.

“Xi Luhan… tunggu aku!” cetusku membuat oppa tertawa geli.

“Irene-ah, kau datang!” ucap Nichkhun oppa.

“Nde, aku datang kesini mencari pangeranku.”

“Benarkah? Kau ini masih kecil,” ucapnya.

Taecyeon oppa ikut memojokkanku “Nah, itu benar! Kau ini masih bocah, dan belum saat nya untuk berpacaran.”

“Ihc, Oppa tadi kau menyutujui ku untuk mengejar Luhan..”

“Luhan? Siapa dia?”

“Dia itu pahlawanku… uhc Xi Luhan, saranghaeyo.” Penyakitku mulai kambuh, penyakit mengidolakan seseorang.

>>Skip

Taecyeon POV

Waktu berlalu begitu cepat, hari ini Xi Luhan namja yang adikku idolakan itu debut. Tapi sayang, dia tak bisa menyaksikan secara langsung Xi luhan tampil di debut pertamanya itu, karena eomma ku yang sedang sakit. Kesehatan eomma menurun akhir-akhir ini.

“Apa kau benar-benar tak ingin pergi?” tanya ku pada Irene merasa prihatin dengan adik kecilku ini, wajahnya suram aku mengerti perasaannya.

“Ani, aku tak ingin meninggalkan eomma sendiri.”

“Kan ada aku.”

“Heh, sudahlah aku tak ingin pergi. Aku bisa melihat debut mereka di internet, kan sama saja?”

“Baiklah terserah kau saja, kau begitu keras kepala!” ucapku menyerah membujuknya, dia tidak angkuh hanya saja sangat susah untuk menasehatinya.”Anak ini…

“Aku sebenarnya sangat sedih karena tak bisa melihatnya tampil untuk pertama kalinya,” kata Irene sambil memainkan Gadget nya.

“Kau tak bilang saja, aku sudah tahu. Sangat jelas terlihat..”

“Oppa,” ringisnya meneteskan air mata, aku begitu terkejut melihat tingkah nya kali ini. Baru kali ini dia bersikap seperti itu, apa dia benar-benar mencintai luhan, namja china itu?

“Sudahlah, kenapa kau berubah jadi yeoja yang begitu cengeng! Cup, cup, cup…” godaku membuatnya semakin menangis.

>>Skip

Hari ini eomma sudah pulang, aku dan Irene terus mendampinginya. Aku sangat senang bisa mendampinginya disaat-saat seperti ini.

Irene POV

Ku raih Gadget kesayanganku dibalik tas mungilku ini, “Aku akan mulai mencari tahu tentang dia,” benakku.

“Xi Luhan? Wah, cepat sekali dia menjadi namja yang memiliki banyak fans, baru dua hari yang lalu dia debut, dengan boyband nya yang benama EXO itu.” aku salut dengan luhan dan kawan-kawannya, mereka akan menjadi artis yang begitu di dambakan.

“Xi luhan lagi?” ucap Nichkhun oppa yang tiba-tiba duduk disamping ku, membuatku kaget.

“Yee,” aku tersenyum, senyum yang berseri-seri.

“Aku baru tahu, ternyata pahlawanmu itu Xi Luhan yang itu.”

“Nde oppa, dialah orangnya. Bagaimana? Apa sangat cocok denganku?” tanyaku dengan penuh percaya diri.

Nichkhun berpikir dengan ekspresi lucunya itu, “Ani, kau tidak cocok dengannya kau cocoknya dengan ku.”

“Ihc, oppa kau ini masih saja bercanda dengan seorang yeoja seperti ku ini!” cetusku ngambek.

“Aku hanya bercanda, Irene-ah apa kau mau tahu yeojachingu ku seperti apa?”

“Mwo? Oppa sudah memiliki kekasih, wah ini berita bagus, jika saja aku seorang netizen aku pasti sudah akan memberitakan hal ini kepada media!”

“Ya, kami resmi berpacaran minggu lalu. Dia tak jauh beda dengan Gyowon.”

“Gyowon, Siapa dia?”

“Dia yeoja yang sangat dicintai oppa mu.”

“Ahk, ternyata nama nya gyowon, kalau yeojachingu oppa seperti gyowon eonni, berarti aku sudah tahu pasti bagaimana orangnya.

Wooyoung datang dan mulai mengganggu kami, “Yaa, kalian sedang membicarakan apa?”

“Anio… kau ini datang-datang mengagetkan kami saja!” ucap Nichkhun oppa kesal.

“Lagi-lagi aku yang salah,” cetus Wooyoung oppa.

“Tenti saja, masa Junho oppa yang salah jelas-jelas yang ada di hadapanku kau!” gumamku membuat wajah Wooyoung berubah menjadi rubah, dia menatapku aneh!

“Baiklah, sepertinya aku tak cocok bicara denganmu, Taecyeon hyung dimana?”

“Dia di dalam, pergilah!” ucap Nichkhun, lagi-lagi membuatnya naik darah.

>>Skip

Wooyoung POV

“Hyung,” teriakku pada taecyeon hyung yang masih sibuk mengurus eommanya, berbeda dengan adiknya yang enak-enakan disana.

“Wae?”

“Apa hyung sibuk? Aku ingin cerita sesuatu.”

Hyung menarikku agak menjauh dari tempat sebelumnya dan menyuruhku duduk disampingnya, “Sekarang aku tak sibuk, ayo ceritalah!”

“Aku berhasil, sekarang aku memiliki kekasih hyung!” ungkapku padanya, hanya dia yang bisa aku percaya dari member lainnya.

“Benarkah? Siapa namanya, apa yang lain sudah tahu?”

“Namanya, Jung Baek-hee. Anio, aku baru berani menceritakan ini pada hyung, karena aku lebih memercayai hyung!”

“Kenapa begitu? Bukannya kau ingin Chansung memanggilmu hyung, kenapa kau tak bilang saja padanya kalau kau sudah memiliki kekasih, jadi…”

“Soal itu, aku sudah tak memperdulikannya. Jadi, aku minta tolong agar hyung tak memberitahu mereka, ok?”

“Ok, aku tak akan membicarakan hal ini pada mereka, kalau pada netizen?”

“Yaa, hyung!!!”

“Ahk, aku hanya bercanda..”

Perasaanku sudah lebih legah karena bisa berbagi pada hyung ku yang satu ini. Aku begitu mengaguminya, karena dia begitu setia pada Gyowon eonni, sampai sekarang dia tak pernah dekat dengan yeoja yang lainnya.

Irene POV

Akhirnya Nichkhun oppa pergi, dan tinggal aku disini, “Xi Luhan, namja berkebangsaan China dan dia termasuk dalam Sub-unit EXO-M??”

“Heh, kapan lagi aku akan bertemu dengannya? Rasanya sangat menyebalkan jika terus begini, aku benar-benar penasaran dengannya. Heh, pasti untuk saat ini sangat susah untuk menemuinya.”

Keesokan harinya, aku dan taecyeon oppa mendatangi sebuah mall di kota Seoul ini. Banyak pakaian yang menarik perhatianku, waktu melihat sebuah topi rasanya aku sangat ingin membelikannya untuk Luhan, tapi meskipun aku membelinya, apa dia bisa memakainya?

“Oppa, aku kesana sebentar, oppa tunggu disini ya, jangan kemana-mana!” ucapku melangkah kesebuah toko dimana aku melihat topi yang tadi. Aku pun membelinya, 2 topi berwarna merah satu untukku dan satu lagi untuk luhan. Tak hanya itu aku juga membeli  sebuah jaket, itu juga untuk luhan.

Setelah selesai membayar semuanya, aku buru-buru pergi ketempat dimana Oppa menungguku. Aku takut dia marah karena aku begitu lama, dan akhirnya dia meninggalkanku. Hari ini sepertinya aku mendapat kesialan lagi, aku tak sengaja menabrak seorang namja. “Namja lagi?”

“Mianhae,” ucapku pada namja itu.

Namja itu menggenggam tanganku, aku belum berani menatapnya karena merasa bersalah, “Irene?”

Mendengar suara itu, mata ku langsung tertuju pada namja itu, “Hah, Luhan! Apa aku sedang bermimpi?” gumamku masih tak percaya.

Luhan terseyum melihatku, senyuman manisnya, “Omo, ini bukan kesialan, ini keajaiban yang begitu menakjubkan!”

“Irene-ssi, gwaenchanha?” tanya nya padaku, pertanyaan yang sama sewaktu dia menolongku.

“Yee, aku hanya terpukau melihatmu,” tak pikir panjang aku langsung mengucapkan kata itu padanya.

“Kau ada-ada saja, jangan-jangan kau tersesat lagi?” ucapnya, tertawa kecil.

“Sebentar!” seruku padanya, aku langsung mengabari oppa agar dia pulang duluan dan tak mengkhawatirkanku.

Aku pun mulai memusatkan perhatianku padanya, “Dimana teman-temanmu?”

“Ahk, aku hanya sendiri.”

Kami mulai mengelilingi tempat ini, “Kau membeli banyak barang ya?” kali ini dia yang memulai membuka pembicaraan.

“Ne, ini untuk seseorang,” ungkapku, andaikan saja waktu bisa ku hentikan, aku ingin terus berada disaat-saat ini berada di samping Luhan, aku benar-benar mencintainya.

“Wah, pasti orang yang begitu istimewa di hati mu kan?”

“Ding-dong, kau benar! dia benar-benar istimewa,” ucapku tersenyum.

“Apa kau mau makan?” aku hanya mengangguk mengiyakan perkataannya.

“Tentu saja aku mau, apa lagi bisa berduaan denganmu.”

kami pun duduk di sebuah restaurant di lantai dua, di mall ini. “Bukannya kau baru saja debut? Kenapa sudah bisa keluar seperti ini?”

“Ya, sebenarnya aku keluar hanya sebentar, tapi aku bertemu denganmu yasudah!”

Aku terkejut mendengar hal itu, “Ya kalau begitu kau pulang saja, takutnya kau kena marah oleh manager mu?”
“Baiklah, tapi aku akan mengantarmu!” ucapnya, aku hanya bisa menurut dengan apa yang dia katakan.

>>Skip

Luhan mengantarku hingga depan rumah pamanku, “Gomawo, maaf telah merepotkanmu.”

“Yee, aku pergi. Sampai bertemu lagi!”

“Tunggu, hm… ini untukmu!”

Luhan terlihat bingung, karena aku memberinya bingkisan yang seharusnya aku berikan pada seseorang yang special, tapi itu memang untuknya. “Bukannya ini untuk namja yang kau sukai?”

Aku tersenyum kecil, “Sekarang ini aku sudah menjadi fans berat mu, dan ini hadiah untuk idolaku!”

“Ahk, kau ada-ada saja. Jadi orang istimewanya itu, aku?” dia lagi-lagi tertawa melihat sikap kekanak-kanakan ku ini.

“Karena ini darimu, aku akan memakainya, gomawo!” dia pun pergi sambil melambaikan tangannya padaku. Malam ini aku akan mimpi indah…

>>Skip

Beberapa hari ini aku terus memikirkan Luhan, namja idaman ku. Tapi, syukurlah dia terus membalas pesanku. Ya, kami mulai berkomunikasi satu sama lain, karena waktu itu dengan penuh kepercayaan diri aku meminta nomor teleponnya juga emailnya. Jadi, aku terus berkomunikasi dengannya, sepertinya aku satu-satunya fans wanita yang beruntung bisa berkomunikasi dengannya.

Aku sedang duduk di pavilion dorm 2pm, aku terus memainkan gadget. Baru saja Luhan mengirikan fotonya ke emailku, dia memakai jaket yang ku berikan waktu itu. dan di bawah foto itu, dia menulis, “Gowawo, aku benar-benar menyukainya!”

Sampai akhirnya Taecyeon oppa datang dan mulai menggangguku, “Uhh, sepertinya adikku ini sangat bahagia hari ini.”

“Tentu saja, apa oppa tahu, waktu itu aku menyuruh oppa untuk pulang duluan, ingat tidak?” tanyaku.

“Iya, aku ingat, memangnya kenapa?”

“Waktu itu aku bertemu dengan Luhan, dan dialah yang mengantarku pulang kerumah paman.”

“Benarkah? Aku semakin setuju jika kau bersamanya, itu berarti dia namja yang bertanggung jawab.”

Aku memeluk oppa dengan hangat, “Gomawo oppa!”

Hari ini aku benar-benar bahagia, “Bagimana dengan oppa?”

“Nan? Wae?”

“Iya, kenapa sampai sekarang oppa tak memiliki kekasih, Nichkhun oppa saja sudah memiliki kekasih.”

“Ajumma-ssi, kau itu masih bocah, tak perlu ikut campur dalam masalah pribadi kakakmu ini!” kata oppa ku, membuat ku naik darah. Bagimana bisa dia memanggilku dengan kata ajumma?

“Yaa, Oppa-ah kenapa kau memanggilku ajumma, aku tak suka mendengarnya!”

“Bukan kah kau sudah seperti ajumma?” kata-katanya itu benar-benar membuatku marah, dan segera ingin meninggalkannya. Namun, oppa masih saja menghentikanku.

“Kau mau kemana? Mengadu pada Luhan lewat email?” oppa sepertinya sedang menggodaku.

Aku hanya memasang wajah masam, “Oppa sangat menyebalkan aku tak mau lagi berbagi cerita denganmu.”

Oppa tak menghiraukanku, dia malah pergi meninggalkanku sendiri, “Benar-benar, kakak yang tak berperasaan!”

Taecyeon POV

Aku meninggalkan Irene bukan karena tak menghiraukannya, aku ingin sekali terus menggodanya, tapi ini sudah waktunya untuk latihan.

“Baiklah, hyung sudah datang kita mulai saja..” kata wooyoung menyadari kedatanganku.

>>Skip

“Heh, aku begitu lelah dan lapar..” ungkap Chansung sang maknae yang tak ada tampang-tampang menjadi maknae.

“Tadaaa… ini dia makanan untuk kalian,” kata Irene yang datang membawa beberapa makanan untuk kami.

“Aku curiga denganmu,” ucap Wooyoung pada irene, membuatku tak mengerti.

“Pasti kau seperti ini karena ada maunya kan?” lanjutnya.

“Kau selalu berpikir jelek tentangku, aku tak akan menghormatimu lagi.” Ucap Irene dengan wajah mengejek dan langsung memusatkan perhatiannya pada ponselnya.

“Gyowon-ah… andai kau ada diantara kami, aku pasti sangat senang. Tak ada yang kubutuhkan saat ini selain dirimu, apa kau juga berpikir seperti itu?”

Irene menyenggolku, “Ayolah, jangan selalu memikirkan eonni.”

Aku hanya diam, tak ingin memperpanjang pembicaraannya. “Apa dia masih menghiraukanmu, namja china itu?”

“Tentu saja, karena dia juga menyukaiku.”

“Apa kalian sudah bepacaran?” tanya Nihckhun, hanya kami yang tahu tentang hal ini.

Irene tersenyum, “Aku juga masih bingung dia menyukaiku sebagai fans atau apa? Karena aku pernah bilang, dia itu istimewa bagiku karena kini aku sudah mengidolakannya.”

“Kau ini…”  aku mengacak-ngacak rambut halus adikku, dia tak begitu berpengalaman dalam hal seperti itu.

>> 

Keesokan harinya, aku, Nichkhun dan Wooyoung pergi bermain basket, sedangkan Junho dan Junsu masih lelap tertidur. “Ini tak adil, jika kalian berdua sedangkan aku sendiri,” ucapku.

Tiba-tiba seorang namja datang, “Hyung, kau bersama ku saja,” ucap namja itu seakan mengenalku.

Kami berbalik kearahnya, “Luhan-ssi, kemarilah!”

“Pagi-pagi begini, kau sedang apa?” tanya Nichkhun padanya.

“Ya sedang berolahraga,” ucapnya.

“Kau sungguh hebat, kau baru saja debut tapi masih bisa keluar untuk berolahraga, dulu kami sangat susah mendapatkan waktu luang,” ungkapku pada namja china ini.

“Ahk, ini aku keluar diam-diam, yang lain masih tertidur,” jelasnya.

Langsung saja kami memulai permainannya, aku dan Luhan satu tim dan Nichkhun bersama Wooyoung. “Kau akan kalah kali ini,” kata Nichkhun pada kami.

Aku dan luhan saling berpandangan, dan kami hanya tersenyum mendengar perkataan Nichkhun, “Kalah?? Itu tak mungkin.”

Beberapa menit telah berlalu, score aku dan luhan yang memimpin. “Bagaimana? Masih mau di lanjutkan?” tanya Luhan.

Wooyoung dan Nichkhun kelihatan lelah, begitu pula denganku napasku susah untuk ku control. “Hyung, aku pulang dulu,” kata Luhan.

“Ya, hati-hatilah dijalan!”

“Oiya, hyung katakan pada Irene hari ini aku akan menghubunginya,” ucapnya lagi sembari tersenyum, aku hanya mengacungkan jempol.

>>Skip

Wooyoung POV

“Hari ini begitu melelahkan.” Aku duduk di depan Tv sambil mengeringkan rambutku yang masih basah.  “Memangnya oppa dari mana?” tanya Irene padaku yang baru bangun.

“Tadi kami baru saja main basket, disana kami bertemu seorang namja!”

“Seorang namja? Siapa?” tanyanya penasaran dengan namja tersebut.

“Kalau tak salah namanya Luhan.”

“Luhan? Apa benar dia? Oh my god…” dia begitu terkejut mendengar nama luhan, apa yang istimewa dengan nama Luhan??

Irene langsung berlari menuju kamar kakaknya, dan tak menghiraukanku lagi. “Anak ini benar-benar.”

“Ada apa dengan Irene dan Luhan? Hyung juga sepertinya begitu menyukai Luhan,” aku semakin penasaran dan bertanya-tanya siapa namja itu.

Irene POV

“Oppa… aku masuk!”

Tak ada respon, aku pun masuk kekamarnya, sepertinya dia masih mandi. Tak lama, akhirnya oppa pun keluar dari kamar mandi, tak ada nichkhun oppa jadi aku bisa leluasa untuk bertanya pada oppa ku. “Oppa, apa benar tadi oppa bertemu Luhan?”

Oppa mengangguk, “Dia ada bilang sesuatu tidak?”

“Dia bilang, dia akan menghubungimu…” mendengar ucapan oppa, aku langsung melompat kegirangan. “Dia akan menghubungiku?”

“Ne, siap-siaplah…” seru oppa, membuatku malu setengah mati.

Kini aku kembali ke kamarku, duduk manis sambil terus memandangi ponselku menunggu telepon dari Luhan. Sudah lama aku menunggu tak ada telepon masuk, sampai aku selesai mandi pun ponsel tak kunjung berbunyi. Apa luhan hanya bergurau pada oppa?

Aku merebahkan tubuhku di tempat tidur, menunggu hal seperti ini saja sudah membuatku lelah apalagi menunggu Luhan akan mencintaiku?? Aku tak tahu, sampai kapan aku terus bertahan.

>> Careless, careless. Shoot anonymous, anonymous.

    Heartless, mindless. No one. Who care about me?

Akhirnya Luhan menghubungiku,

Irene : “Yeoboseyo, Luhan-ssi!”

Luhan : “Irene-ah…”

Irene : “Wae?”

Luhan : “Aku bingung mau bilang apa??” dari suaranya, sepertinya luhan merasa gugup.

Irene : “Memangnya kau mau bilang apa?”

Luhan : “Begini, besok kami tak ada show jadi besok aku tak akan kemana-mana, apa kau mau pergi bersama ku?”

Irene : “Hah, jinjja? Tentu saja aku mau, orang mana yang akan menolak saat idola nya mengajaknya jalan.” (aku tertawa kecil)

Luhan : “Kau ini, masih saja seperti itu. aku menganggapmu sebagai temanku bukan sebagai fans ku, arasseo?”

Irene : “Nde, apa kau juga mengajak temanmu? Aku ingin sekali bertemu mereka, terutama kris oppa.”

Luhan : “Mwo? Kris oppa? Anio, aku tak mengajak siapa-siapa.”

Irene : “Sayang sekali, aku juga ingin mengenal mereka bukan kau saja.”

Luhan : “Jadi beginikah tingkah salah satu penggemarku, dia menginginkan semuanya, heh dia begitu egois.”


Irene : (aku hanya tertawa mendengar ucapannya itu) “Aku hanya bercanda. Jadi, besok kita bertemu dimana dan jam berapa?”

Luhan : “Aku yang akan menjemputmu jadi tunggu saja!”

Irene : “Baiklah.”

Luhan : “Aku tutup dulu.”

Irene : “Bye bye, Oppa!”

          >>Skip

        Malam ini aku masih menginap didorm 2pm, besok pagi aku akan pulang kerumah paman. Aku terus membayangkan hal apa yang akan terjadi besok, ketika aku bertemu dengan belahan jiwaku, Luhan oppa.

          Taecyeon oppa menghampiriku, “Hei, kau sedang apa diluar sini? Disini sangat dingin ayo masuklah!” serunya padaku, oppa ku ini memang sangat memperhatikanku.

          “Anio, disini enak! Kalau oppa merasa kedinginan, oppa saja yang masuk,” aku tetap pada posisiku, aku tak ingin kemana-mana saat ini, disini begitu nyaman.

          “Kalau begitu aku akan menemanimu, aku juga ingin memberitahu mu sesuatu.”

          “Mwo?”

          “Aku memberikan rekaman suaramu ke pada pimpinan Park Sajangnim, dan dia bilang padaku kau diterima menjadi trainee di label JYP, apa kau tertarik?”

          “Mwo? Oppa, kenapa kau melakukan itu, aku tak bisa membayangkan jika aku harus menjadi salah satu trainee disana,” ucapku agak kesal karena oppa begitu lancang memberikan rekaman suaraku pada orang lain.

          “Ayolah, ini akan menyenangkan jadi kau bisa menjadi Idol seperti Luhan.”
         
“Justru itu yang menjadi masalahnya, kalau aku menjadi trainee disana aku akan susah bertemu Luhan oppa, apa oppa tak memikirkan itu?”
         
Oppa langsung mengacak-acak rambutku seperti biasanya, “Yaa… kau pikir Luhan juga akan selalu bertemu denganmu, dia itu baru debut tak mungkin dia akan meluangkan waktunya untukmu, It’s very impossible.”

         Mendengar perkataan nya itu, tiba-tiba perasaan ku kacau dan sedikit kecewa. Jika itu benar, berarti akan susah bertemu dengannya?? Tapi aku tak boleh egois, ini impiannya.

          Oppa menatapku tajam, “Apa kau kecewa?”

          “Anio, aku baru sadar, itu bisa saja terjadi dan seharusnya aku tak boleh egois karena ini  adalah bagian dari mimpi nya, impian yang ada di depan matanya, sebentar lagi dia akan mengalahkan dunia dan menggenggam kesuksesan.”

          Mendengar perkataan ku barusan sepertinya oppa terkejut, mata nya melotot tajam menatapku dalam-dalam, “Apa kau adikku Irene?” oppa menyentuh keningku, memastikan apa aku baik-baik saja?

          “Yaa, Oppa!! Hmm.. aku akan memikirkan hal ini baik-baik. Jadi tolong tinggalkan aku sendiri!” pinta ku padanya.

          “Omo, jadi kau mengusirku?”

          “Nde, secara halus!” bukannya pergi, justru oppa merangkulku dan meletakkan kepalanya di bahuku, “Jika ini terus berlangsung, bisa-bisa badanku akan remuk seketika.”.

          “Apa oppa masih menantinya?” aku mulai bicara.

          “Ne, aku akan selalu menantinya.”

          “Apa ini tak berlebihan? Sudah setahu Gyowon eonni pergi , dan oppa masih saja seperti ini?”

          “Inilah yang dinamakan cinta mati?”

          Mendengarnya saja membuatku mual, “Cinta mati? Apa masih ada Cinta seperti itu di dunia ini?”

          “Tentu saja ada, buktinya aku.”

          “Ahk, sudahlah aku ingin masuk dan beristirahat, besok Luhan oppa akan menjemputku!”

          “Aku tak percaya!”

          Aku berlalu pergi tak ingin lagi menghiraukannya, biarlah dia dan kesedihannya. Lagi pula mau bagaimana aku bicara oppa tak akan mendengarkan ku, dia lebih keras kepala dari pada aku.

>>Skip

Keesokan harinya, aku bangun begitu cepat. Yang pasti semua member 2pm belum ada yang bangun. Aku keluar dan mulai menghirup udara segar, disini begitu dingin. Tak lama terdengar suara jendela terbuka, tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang sedang mengawasiku. Benar saja, dia si bocah wooyoung!

“Yaa…” teriakku.

“Heh, pagi-pagi begini kau mau kemana?”

“Anio, aku cuma ingin keluar saja!”

“Bagaimana kalau kita jalan-jalan naik sepeda?”

“Boleh… tapi aku masuk dulu mau mengambil mantelku,” ucapku melangkah masuk begitu juga Wooyoung yang langsung ke bagasi menyiapkan sepeda.

Tanpa buang-buang waktu kami pun segera jalan…





(Di perjalanan)

“Kenapa diam saja?” ucap wooyoung padaku.

“Hah? Memangnya apa yang harus dibicarakan?”

“Begini saja, aku ingin jujur padamu…”

Aku mulai gugup dan bertanya-tanya apa yang akan wooyoung katakan padaku, “M..mwo?”

“Sekarang ini aku sudah memiliki yeojachingu,bagaimana denganmu?”

“Apa-apaan ini, untuk apa kau memberitahuku aku juga tak mau tahu!”

“Yaa, bagaimana denganmu, kenapa diam saja?” ucapnya mengagetkanku.

“Ahk, aku belum memiliki kekasih, tapi akan!”

“Benarkah? Siapa namja beruntung itu?”

“Oppa sudah pernah bertemu dengannya, dia namja yang main basket bersama kalian waktu itu.” aku mulai nyambung berbicara dengannya.

“Jadi dia orangnya, not bad!” ucap wooyoung.

“Dia itu lebih tampan dan lebih baik dari pada oppa, jadi untuk apa  oppa bilang seperti itu, “ kali ini aku mulai kesal padanya.

“Sepertinya yang lain sudah bangun, lebih baik kita pulang, aku juga akan kerumah paman setelah ini.” Gumamku lagi yang pergi lebih dulu.

“Baiklah…” ucapnya.

>>Skip

Taecyeon POV

Aku mulai merasa khawatir, bagaimana jika Luhan tak menyukai Irene? Aku tak bisa membayangkan harus melihat wajah adikku yang begitu sedih dan kecewa. Anio, anio, aku tak boleh berpikir seperti itu, namja mana yang akan menolak adikku? Dia tak kalah cantik dari Yoona ‘Girls Generation’.

“Irene-ah… cepatlah!”

Dia pun datang, “Nde, aku sudah siap, ayo!”

Akupun mengantarnya pulang, sepanjang perjalanan kami tak banyak bicara. Mungkin dia merasa bahagia karena akan bertemu dengan Luhan nanti siang. Dan sepanjang perjalanan pun aku memikirkan hal yang sama, jika memang dia sedang memikirkan hal itu. “Semoga saja Luhan tak mengecewakanmu,” harapku.

“Oppa… aku begitu gugup,” ucapnya mulai mengajakku bicara.

“It’s oke, just all will be the best,” gumamku mencoba membuatnya tenang.

“Yes, just hopefully!”

>>> 

Kami pun sampai, “Aku langsung pergi, good luck for today with him!”

“Yee, oppa hati-hati!”


….

….

….

Pukul 11.00 siang.

Irene POV

Aku masih sibuk browsing melihat video-video EXo diinternet, tak lama ponselku berbunyi, sebuah pesan masuk.

By : My Beloved
Aku akan segera kesana

Aku pun segera bersiap-siap, tak lama hanya 15 menit. Tak lama bel berbunyi, aku pun segera keluar.

“Annyeong,” ucap Luhan oppa di balik pintu dengan senyuman manisnya yang tak pernah hilang sekalipun dari wajah tampannya itu. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi dan hanya bisa tersenyum melihatnya.

Dia memakai jaket dan topi yang aku berikan waktu itu untuknya, dia sangat keren dan semakin tampan memakai itu semua..

“Apa kau sudah siapa,” ucapnya lagi, dan aku hanya bisa mengangguk.

Kami pergi menggunakan motor, aku memeluknya erat seperti yang pernah aku lakukan saat pertama kali kami bertemu… jinjja, seakan aku bermimpi saat ini! Nde, mimpi yang begitu indah..

“Apa kau senang?” tanya nya padaku yang sejak tadi hanya terdiam, terpukau akan dirinya yang berada dalam pelukanku.

“Tentu saja, aku bahagia sekali,” ucapku kegirangan.

“Baguslah kalau begitu!”

Dia mulai memerhatikan jalannya, kali ini dia membawaku sedikit jauh dari dorm 2pm. Dia ingin membawa ku kemana? Itulah yang sedang aku pikirkan, tapi tak pernah terbesit di pikiranku bahwa Luhan oppa akan macam-macam terhadapku, aku percaya padanya.

Ketika banyak bayangan yang ada di kepala ku ini, motornya pun berhenti di sebuah tempat, tempat yang sangat indah dan belum pernah aku datangi sebelumnya. “Kita dimana?”

“Apa kau belum pernah kesini?” tanya nya padaku.

“Belum, kan aku pernah bilang padamu kalau aku ini baru datang dari Amerika,” ungkap ku padanya yang masih terus memandangi sekelilingku.

“Ahk, aku baru ingat.” Luhan menarikku menjauh dari keramaian, dan kami pun duduk di sebuah kursi di tengah taman yang di penuhi bunga-bunga yang cantik.

“Kita sedang ada di Byeokchoji, ini sangat indah bukan?” lagi-lagi aku hanya mengangguk.

Ponsel ku bergetar, pesan masuk! Heh, ternyata oppa.

By : Taec Oppa
Irene-ah, Fighting! J

“Siapa?” tanya Luhan.

“Ah, ini oppa ku. oh iya, bukannya kau namja china? Apa kau sudah pernah kesini?”

“Sebenarnya belum, aku hanya tahu arah jalannya menuju kesini dan ini adalah ide Sehun untuk membawamu kesini, katanya disini sangat indah ternyata itu benar.”

“Sehun? Member Exo-K?” luhan mengangguk.

“Apa kau ingin berkeliling?” ucapnya lagi.

Kami pun mulai mengelilingi tempat ini, tempat yang baru pertama kali aku datangi begitu juga dengan Luhan. Aku menghentikan langkahku dan mengambil topi dibalik tasku ini, aku pun memakainya agar sama dengan Luhan oppa.

Luhan berbalik dan terkejut melihatku memakai topi yang sama dengannya, “Omo, apa ini sama?” tanya nya memandangi topi ku.

“Tentu saja, kan aku yang memberimu topi itu,” ucapku, luhan hanya tersenyum tak percaya.

Dia terdiam dan terus memandangi langit, “Apa kau marah? Baiklah, aku akan menyimpannya.”
Luhan langsung menarik tanganku, berniat menghentikanku melakukan itu, “Anio, aku justru senang jadi pakailah!”

Aku menghela napas, “Heh… apa kau yakin?” dia mengangguk, anggukan yang kedua kalinya.

Melihatnya yang terus memandangi langit-langit, aku pun duduk di bebatuan yang berada di samping tempatnya berdiri. Aku mulai menarik napasku, menghirup udara yang begitu segar. “Apa kau lelah?” tanya nya, kali ini aku yang mengangguk.

Luhan duduk disampingku, disini tak ada satu pun orang yang lewat. “Apa kau tak takut?” tanya nya lagi.

“Untuk apa aku takut?” aku berbalik bertanya.

“Takut aku berbuat macam-macam padamu.”

“Anio, itu tak mungkin. Aku yakin oppa tak mungkin melakukan hal seperti itu!”

Luhan tiba-tiba semakin mendekat kearahku, aku mulai gugup, tanganku pun mulai bergetar, “Omo, apa yang akan dia lakukan?” karena takut aku memejamkan mataku.

Tak ada yang terjadi, aku pun mulai membuka kedua mataku. Telah ada sebuah kalung yang melingkar di leherku, kalung yang begitu cantik.

“Apa kau suka?”

Aku mengangguk, “Nde, aku sangat menyukainya..”

“Tadi, kenapa kau menutup mata?” aku hanya terdiam.

“Apa jangan-jangan kau mengira aku akan menciummu?” tanya nya mendekatkan wajah nya padaku.

“A… anio.”

Luhan menggenggam tanganku, dan sepertinya kali ini dia begitu serius, aku juga akan mulai serius. “Irene-ah…”

“Yee..”

“Aku merasa, aku sudah mencintaimu. Apa kau mau menjadi yeojachingu ku?” ucap luhan membuatku tersentak kaget tak percaya.

“Cinta… padaku? Apa aku sedang bermimpi?”

Luhan mencubit pipi ku lembut, “Tentu saja tidak, ini nyata!”

“Tentu saja aku mau, nado saranghaeyo!”

Luhan memelukku dan aku pun membalas pelukannya, pelukan hangatnya.

“Oppa, ada yang ingin aku beritahu padamu!”

“Mwo?”

“Kata taecyeon oppa, aku di terima menjadi trainee di JYP Ent. bagaimana menurut oppa, apa aku terima saja atau menolaknya?”

Luhan melepas pelukannya, “Jinjja? Ini sangat bagus, kenapa kau masih menanyakannya padaku?”

“Aku takut, jika aku di training aku tak bisa lagi bertemu dengan oppa.”

“Tentu saja bisa, aku juga mau memberitahumu untuk beberapa bulan kedepan aku akan ada show di luar Seoul, dan kebanyakan di China.”

“Heh, jadi kita tak akan bertemu?”

Luhan mengangguk, “Jadi, aku harap kau mau menjadi trainee disana.”

“Baiklah, aku akan terima.. apa ini juga alasan kenapa oppa menyatakan perasaan oppa padaku?”

“Tentu saja, aku takut saat aku tak ada di Seoul kau malah melirik namja lain dan memilihnya. Jadi, aku melakukan ini!”

“Ah, oppa begitu licik, tapi aku menyukainya!” ucapku tersenyum manja.

Tiba-tiba Luhan oppa menyentuh wajahku dengan kedua tangannya, kini kami sudah menjadi sepasang kekasih. Tapi, aku masih merasa gugup. Wajah luhan semakin mendekat sampai akhirnya aku memejamkan mata ku lagi, dan untuk kali ini, hal itu benar-benar terjadi… ciuman lembut Luhan oppa. Bibirnya dan bibirku kini saling bersentuhan, sangat lembut dan begitu manis… “Ahk, jinjja.. aku mati rasa. Luhan oppa, apa  yang telah kau lakukan padaku? Aku seakan tersihir olehmu.”

>>Skip

Keesokan harinya, di dorm 2pm.

Taecyeon POV

Aku, Irene, Nichkhun dan Junho sedang bersih-bersih semua ruangan yang ada di dorm ini. Debu-debu di dorm ini seakan telah menumpuk hingga 5 cm, setelah Gyowon pergi dorm ini kacau balau, semua berantakan. Setelah semua selesai, kami pun mulai bersantai di ruang tengah.

“Irene-ah, apa kau sudah memutuskan?” tanya ku pada Irene.

“Yee, aku memutuskan untuk mencoba menjadi trainee disana.”

“Jinjja? Ini bagus,” ucap Nichkhun ikut senang mendengarnya.

“Nde… ini sangat bagus untukmu juga untuk kami,” ucap Junho, kali ini aku sedikit tak mengerti, ‘Untuk kami ?’

“Untuk kami? maksudnya apa?”

“Ya, jadi kita punya junior baru bukan?”

Mendengar perkataannya, aku dan Nihckhun mengangguk setuju. “Oppa, aku sudah menjadi kekasih Luhan oppa?” bisik Irene padaku.

“Benarkah, jadi kemarin dia benar-benar menyatakannya?” cetusku.

“Menyatakan apa?” tanya Nichkhun penasaran.

Irene menggeleng member isyarat padaku agar aku tak memberitahu siapa-siapa, “Ahk, bukan apa-apa!”

Aku menarik Irene menjauh dari mereka berdua, “Dia bilang apa padamu?”

“Dia bilang dia mencintaiku dan dia tak ingin aku melirik namja lain,” ungkapnya.

“Itu saja? Jangan sampai dia menciummu!” ucapku dengan wajah aneh.

“Upppss….”

“Uppps? Apa itu, jangan bilang kau dan dia..?”

“Yee, oppa! Mianhae, kami terlalu menikmati suasana saat itu, sampai itu terjadi.”

“Baiklah, aku memahaminya jadi tak apa?”

“Ahk, Oppa memang oppa terbaik di dunia ini,” ucap Irene langsung memelukku.

“Oiya, aku menerima tawaran karena bujukkan dari luhan oppa juga, jadi berterima kasih lah padanya.”

“Ne, nanti aku akan menghubunginya.”

Aku ikut bahagia melihatnya bahagia, apa lagi tahu dia menerima untuk menjadi salah satu trainee di JYP, di label yang sama denganku. Ini moment yang paling membahagiakan bagiku, ketika melihat adikku tersenyum bahagia karena Luhan, namja china itu.

“Gyowon-ah…”

“Apa disana kau juga bahagia?”


                                                         -END-






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar