Whatsup!

Sudah 8 tahun berlalu. . .
Dan ternyata banyak yang telah berubah. Tidak dengan blog ini, masih sama seperti dulu.

Selasa, 20 Mei 2014

FF "Just One Day!"



Just One Day!




Author         : Hyera Jung^^

Genre          : Romance, sad, friendship.

Cast             :

-          Jin BTS

-          Luhan EXO

-          Himchan B.A.P

-          Suzy Miss A

-          Jiyeon T-ara

-          Gikwang Beast

Length         : Oneshoot

Rated          : T

Annyeong, chingu-a!!!

Ini cerita gue yang ketiga yang panjang ceritanya Oneshoot. Ya, tema dari semua cerita gue itu sama, yang romance-romance gitu. Gue belum berani buat cerita yang genre nya Yaoi or Yuri karena gue sayang banget sama bias gue. Saking sayang nya, gua bertekad gak akan pernah ngebuat cerita yang kaya gitu.. #pegang janji gue ^_^

          Ok langsung aja ya!! Ingat, dibaca jangan Cuma di pandang, Arasseo??
#Hyera­_jung!


~Happy Reading~
 

          “Apa yang harus ku lakukan dengan sepeda ini?” tanya seorang yeoja cantik, berperawakan tinggi dan berambut panjang itu, dengan poni yang menutupi matanya.

          “Kau ini, apa masih harus aku jelaskan! Tentu saja kau akan menaikinya!!” sahut seorang namja di depannya yang benar-benar frustasi dengan wajah yang dipenuhi raut kekesalan.

          “Yaa, oppa! kau tahu kan aku ini takut naik sepeda. Kenapa kau masih memaksaku!!” ucap Yeoja itu yang bernama Suzy.

          “Masih saja seperti itu, kau tak beda jauh dengan Suzy 10 tahun yang lalu!!” namja itu mulai kehabisan suara meladeni Suzy, Luhan, nama namja itu.

          -Flashback-

          “Oppa, pelan-pelan!” teriak Suzy kecil dari atas sepedanya yang melaju kencang dengan dorongan dari Luhan kecil yang bersamanya.

          Tak lama

         

         

         

          BRUKK!!!

         

         

         

          Sepeda itu pun jatuh, akibatnya lutut suzy lecet karena gesekan aspal tadi. Luhan kecil benar-benar merasa bersalah, ia pun segera berlari ke toko terdekat membelikannya plaster luka agar tak infeksi.

          “Oppa, kau harus bertanggung jawab, kaki mulus ku ini harus lecet karena mu!” jerit Suzy diiringi suaranya yang meringis menahan perih.

          “Gendae aku akan menggendongmu pulang, apa kau puas!”

          Senyum Suzy kecil pun terpancar lebar

          Dan kini wajah Suzy dewasa pun ikut tersenyum, “Yaa, apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Luhan melenyapkan lamunannya, mengingat masa-masa kecil mereka 10 tahun yang lalu. Dan kini mereka sudah berusia 21 tahun, yah cukup dewasa dan cukup lama mereka bersama.

          “Eoh? Ani, aku hanya!”

          “Hanya apa?”

          “Ah, bukan apa-apa, ayo kita pulang, lebih baik oppa saja yang membawa sepeda ini, aku masih takut!” akhirnya Luhan juga yang mengalah.

          >> SKIP

          Sudah 11 tahun mereka bersama, dan kini mereka sudah menempah pendidikan di Dongkook International University, Seoul, korea selatan. Disana ada seorang namja yang begitu tergila-gila pada Suzy, Jin, itu adalah nama panggilan untuknya bagi kebanyakaan orang. Manly, ramah, tampan dan dari keluarga berada, itu sebagain deskripsi hidupnya yang orang tahu.

          Luhan cukup dekat dengannya, tak jarang pula Luhan menginap di rumah Jin yang megah itu. Dan Luhan juga cukup tahu, bahwa Jin sangat mencintai sahabatnya itu, Suzy.

          -Author POV-

          “Suzy-ssi, pergilah denganku malam ini, ada film terbaru di bioskop, otteyo?” ajak Jin pada Suzy.

          Suzy langsung menatap Luhan yang terus ada di sampingnya, “Eoh? Kenapa kau menatapku seperti itu?” kata Luhan.

          “Bagaimana menurutmu, apa aku harus ikut dengannya?” tanya Suzy pada Luhan sambil menunjuk kearah Jin. Jin mulai memberi isyarat pada Luhan.

          “Ah, itu ide bagus. Lebih baik kau pergi saja bersamanya, bukannya malam ini kau tak akan kemana-mana?” kata Luhan.

          “Baiklah, aku akan pergi asal oppa juga ikut!” ucap Suzy langsung merangkul Luhan dengan genitnya. Raut wajah Jin tentu saja berubah, Luhan melepas rangkulan Suzy dengan pelan karena menjaga perasaan Jin. “Mian, aku tak bisa. Banyak tugas yang harus ku selesaikan, ayolah kalian berdua juga tak apa kan?”

          “Ye, Luhan ada benarnya, apa begitu sulit pergi hanya denganku. Aku tak akan berbuat macam-macam padamu!” kata jin dengan suara lembutnya itu.

          “Arasseo, aku pergi!” terpaksa, itulah yang dirasakan Suzy saat ini.

          >>

          Tepat pukul 8 malam, sesuai rencana Jin menjemput Suzy dirumahnya, Suzy dan Luhan juga dari keluarga berada, orang tua mereka saling bersahabat itu juga yang membuat mereka seperti kakak dan adik. Malam ini, Jin benar-benar tampan dengan memakai kemeja merah maroon dan celana jeans yang begitu pas di badannya itu. sedangkan Suzy? Dia hanya memakai rok pendek, dan baju kaos yang di selimuti mantel. Tampilan yang sesuai dengan sifatnya yang cuek dan dingin jika tak lagi bersama dengan Luhan.

          “Kau terlihat cantik malam ini!” kata Jin mengagumi yeoja yang ada di hadapannya kini walaupun Suzy hanya memakai pakaian santai seperti itu.

          “Ahk, kamsahabnida!”
          Di perjalanan tak ada pembicaraan antara mereka, mereka hanya diam mendengarkan music yang terputar <|Because love grows Yoo Sung Eun|>

          Sampai mereka di bioskop dan menonton film seperti orang kebanyakan. Tak ada yang special malam ini bagi Suzy, tapi tidak untuk Jin dia benar-benar bahagia bisa bepergian hanya berdua dengan Suzy.

          >>

          Waktu berlalu begitu cepat, Dongkook International University kedatangan mahasiswa baru, Himchan, Gikwang dan Jiyeon. Mereka adalah murid dari universitas lain yang masuk ke Dongkook university karena prestasi mereka. Himchan yang berkepribadian ramah, lembut, baik, semua kepribadian malaikat ada padanya. Lain hal dengan Gikwang dan Jiyeon yang berbanding terbalik dengan himchan, arogan, dingin dan tak bersahabat itulah sikap yang mereka tunjukkan semejak masuk di Dongkook university.

          Tak banyak orang yang bisa mendekati mereka, mungkin hanya orang-orang tertentu seperti Suzy yang bisa berteman dengan Jiyeon karena sifat mereka 11/12 hampir sama. Cold person!!

          Gikwang, dia sebenarnya bisa dengan cepat membaur dengan orang yang baru dia temui hanya saja dia terlalu sibuk dengan kegiatan dance nya hingga tak banyak waktu untuk berkenalan dengan mahasiswa yang lainnya.

          “Chogiyo!” panggil Himchan pada Gikwang yang duduk di koridor kampus sembari mendengarkan lagu.

          “Wae?” tanyanya dengan cuek.

          “Apa kau tertarik ikut dalam kelompok kami? kami dari kelompok dance, kebetulan aku juga anak baru, dan ada yang bilang kau sangat jago dalam dance. Hanya saja kegiatan kami tak hanya dance, disini kami dance sambil bernyanyi.” Terang Himchan panjang lebar.

          “Aku tak tertarik!” jawab Gikwang, benar-benar dingin.

          “Ayolah, kami kekurangan satu orang dan menurutku kau cocok!” Himchan masih berusaha membujuk manusia yang satu ini.

          “Baiklah, aku akan pikirkan hal ini,” kata Gikwang berpaling meninggalkan Himchan. Himchan tak habis pikir ada orang seperti Gikwang.

          Himchan masih terpaku di tempat itu melihat Gikwang meninggalkannya, “Omo, ini anak benar-benar! Apa aku harus memiliki teman sepertinya?” Benak Himchan.

          “Anak baru! Apa yang kau lakukan?” sapa Luhan pada Himchan.

          “Hey, Luhan-ssi! Apa kau tertarik ikut kelompok dance seperti ini ?” Himchan memberi Luhan selebaran brosur.

          Langsung saja Luhan tersenyum dan mengembalikan brosur itu, “Aku tak cocok untuk ini, carilah orang lain. Fighting ne, sangat susah mencari orang seperti itu di kampus ini!” Luhan memberikannya semangat.

          “Oppa!” panggil Suzy menghampiri mereka. “Ahk, kebetulan ada Himchan oppa disini, ini undangan untukmu!”

          “Eoh??? Ulang tahun Luhan?” kata Himchan tersenyum.

          “Mwo? Ulang tahun ku??” tentu saja, begitulah ekspresi Luhan yang tahu itu adalah Undangan untuk perayaan ulang tahunnya yang bahkan dia sendiri tak tahu.

          “Suzy!!”

          “Datanglah, pintu rumah Luhan oppa terbuka untuk semua orang disini!” teriak Suzy.

          Luhan menarik napas, “Baiklah, besok rumah ku akan kedatangan pengunjung-pengunjung baru!”

          “Itu akan jadi pesta yang menyenangkan, aku akan datang!” kata Himchan. “Aku ada urusan, aku pergi ne!” katanya lagi.

          “Mian oppa, aku tak memberitahumu!” kata Suzy lagi-lagi menggandeng Luhan dengan eratnya.

          “Kau ini! Ini begitu mendadak bagaimana kita mempersiapkannya, hanya berdua?” ucap Luhan mengacak rambut Suzy.

          “Tenang saja, oppa tak perlu repot membantu kami!”

          “Kami? Nugunde?”

          “Ah, itu Eomma, Jiyeon, dan Jin oppa, sudah menyiapkan semuanya!” terang Suzy penuh keyakinan.

          20 April 2014

          Hari ini tepat, di hari ulang tahun Luhan. Rumahnya pun telah di penuhi orang-orang yang berwujud seperti malaikat, cantik dan tampan. Hanya perayaan sederhana, Luhan memang tak ingin mengadakan pesta yang terlalu berlebihan. Jiyeon, Himchan, Jin, Gikwang, dan beberapa teman kelasnya terlihat akrab satu sama lain, saling bercanda.

         Tak lama Suzy jatuh pingsan tak sadarkan diri, kini tubuhnya tergeletak lemah dipangkuan Jin. “Suzy-ssi” teriak Jin sambil terus menggerak-gerakkan badan Suzy berharap dia akan tersadar lebih cepat.

          “Suzy, sadarlah! Suzy-ah!” ucap Jiyeon menepuk-nepuk pipi Suzy pelan.

          “Yaa, hentikan! Kalian tak tahu apa-apa jadi, lebih baik kalian bawa dia ke mobil!” seru Luhan panik, membuat semua orang yang ada disana sangat terkejut, melihat Luhan meneteskan air matanya sambil terus memeluk Suzy.

          (Dalam perjalanan ke Rumah sakit)

“Suzy-ah, sadarlah! Jangan membuatku takut!” kata Jiyeon tak terasa air matanya menetes begitu saja, baginya kini Suzy menjadi teman terbaiknya, tentu saja melihat Suzy tak sadarkan diri seperti ini membuatnya sedih dan ikut merasakan sakit.
         
“Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Jin pada Luhan yang serius mengemudi.

          Luhan tak menjawab pertanyaan Jin tadi, dia benar-benar kaku dan tetap serius mengemudi. Di mobil yang terpisah, Himchan juga terlihat khawatir dengan keadaan Suzy, tapi tidak dengan Gikwang. “Apa kau bisa diam?” pinta Gikwang pada Himchan yang sejak tadi gelisah.
         
“Bagaimana bisa kau bilang seperti itu, sementara teman kita itu dalam keadaan tak baik?” tanya Himchan dengan sinis.

          “Aku juga khawatir, tapi tak sepertimu! Kau terlalu berlebihan,” lagi-lagi Gikwang bersikap dingin.

          “Aish, berbicara denganmu sama saja aku sedang berbicara dengan bayanganku sendiri. Yang tak akan sepaham denganku!” Himchan mulai menutup mulutnya.

          Hingga akhirnya mereka sampai di Rumah sakit, dengan cepat Suzy di bawa ke ruang ICU. Di hari ulang tahun Luhan, mengapa ini bisa terjadi? Itulah yang kini Luhan pertanyakan, kenapa dia harus mengalami hal ini lagi.

          -Flashback-

          Sewaktu mereka kecil, mungkin tepatnya di bangku sekolah menengah pertama di tahun pertamanya sekolah. Mereka mengikuti kegiatan ospek untuk para siswa baru. Saat itu Suzy datang terlambat dan harus di hukum oleh senior nya. Berlari 5 putaran lapangan basket yang lumayan luas itu. Baru 3 putaran dia berlari, Suzy jatuh pingsan dan di larikan ke Rumah sakit. Ternyata setelah dilakukan pemeriksaan, Suzy mengidap penyakit, kerusakan di salah satu jantungnya, ketika lelah dia akan drop dan penyakitnya itupun kambuh kembali.

          Luhan yang melihat Suzy terjatuh saat itu, tentu tak terima bahkan dia dengan beraninya memukul seniornya, yang menghukum Suzy. Alhasil, Luhan mendapat masalah dan mendapat teguran dari kepala sekolah. Tak pikir panjang, dia dan Suzy di pindahkan ke sekolah lain karena hal itu. sejak saat itu Luhan terus menjaga Suzy, dia tak ingin melihat Suzy kembali jatuh tak sadarkan diri.

          -Flashback end-

          Air mata Jiyeon tak kunjung berhenti, dia tak tahan melihat Suzy yang tak kunjung sadar. Himchan terus mengelus punggungnya sambil terus menghapus air mata Jiyeon. Jiyeon yang arogan kini menjadi yeoja yang gampang tersentuh dan bersedih.

          “Luhan-ssi!! Gwaenchanha, Suzy akan baik-baik saja!” Gikwang menenangkan Luhan.

          “Apa kau tak salah? Kau baru saja berbuat baik, tak seperti biasanya!” ungkap Himchan, Gikwang langsung manyun.

          “Nde, aku tak tahan melihatnya begini!” Gikwang pun duduk di sebelah Luhan.

Saat itu Jin tak bisa berkata apa pun, dia sama terpukul nya dengan Luhan. Rasa cinta Jin semakin besar seiring dia mengenal Suzy. Hingga dia tahu Suzy ternyata sedang sekarat, dari keceriaannya ternyata terselip kepedihan di hatinya.

>> 

Hari berlalu begitu cepat, sudah seminggu setelah kejadian itu. suzy masih tak sadarkan diri hingga saat ini, Luhan dan Jin terus menemani Suzy di rumah sakit, mereka menjaga Suzy secara bergantian. Mereka begitu menyayangi Suzy, tak hanya mereka Jiyeon juga terus berada di samping Suzy, akhir-akhir ini jiyeon terus di dampingin oleh Himchan.

“Jiyeon-ah, apa kau lapar? Aku belikan makanan ya!” Himchan sedikit prihatin dengan keadaan Jiyeon akhir-akhir ini makannya tak teratur, dan wajahnya kelihatan semakin tirus.

Jiyeon menggeleng, “Anio, tak usah, gwaenchanhayo oppa!” kata Jiyeon. Jiyeon kelihatan begitu manis ketika memanggil Himchan dengan sebutan “Oppa”. Sepertinya benih-benih cinta di antara mereka telah tumbuh. ya memang masih sekecil tunas, tapi cinta itu akan terus bertambah.

“Baiklah, aku akan disini menemanimu!” ucap Himchan, duduk di sebelah Jiyeon.

“Andwe oppa, kau pulang saja! Oppa pasti lelah kan, terus menemaniku!” bujuk Jiyeon pada Himchan.

“Seharusnya aku yang berkata seperti itu padamu, Jiyeon-ah!”

“Heh, aku masih mau disini!” Jiyeon menggenggam tangan Suzy.

Tiba-tiba Luhan dan Eomma nya datang, “Pulanglah, aku akan menjaganya!” seru Luhan pada dua orang ini.

“Baiklah, kalau ada apa-apa kabari aku!” pinta Jiyeon yang langsung berdiri dari tempat duduknya. Tentu saja Himchan ikut melangkah keluar bersama Jiyeon.

“Kamsahabnida, telah menjaga Suzy kami!” kata Eomma Luhan.

“Nde ajhumma!” ucap Himchan dan Jiyeon secara bersamaan sambil menundukkan kepala memberi hormat.

“Hari-hari begitu sunyi tanpa mendengar suara Suzy, ya kan?” tanya Eomma Luhan.

“Tentu saja, bagaimana tidak? Tak ada yang merengek-rengek kepadaku lagi, tak ada suara yang memanggilku “Luhan oppa” dan tak ada yang menggandengku begitu erat selain Suzy!” terang Luhan, mendengar cerita Luhan, eomma nya hanya bisa tersenyum di balik kesedihannya, menyapu bahu Luhan.

Ttokk ttokk!!

Terdengar ketukan pintu dari luar, ternyata Jin dan Gikwang yang datang. “Kalian, masuklah!” ajak Luhan.

“Nde, hmm Luhan-ssi! Hari ini battle dance kami!” ucap Gikwang sedikit ragu-ragu.

“Terus apa hubungannya denganku?” tanya Luhan.

“Kami kekurangan orang, jadi aku berharap kau dan Jin bisa membantu kami! eotteohke?” kata Gikwang penuh harapan.

“Aku tak mungkin meninggalkan Suzy sendiri, orang tua Suzy sedang tak ada di Seoul!”

“Pergilah, biar eomma yang menjaga nya!” kata Eomma Luhan yang mendengar pembicaraan mereka.

“Tapi

“Pergilah!” bujuk eomma nya.

“Baiklah, jika ada apa-apa beritahu aku!” pinta Luhan, eomma hanya mengangguk.

Mereka pun segera pergi, Jin masih terpaku berdiri di tempat itu memandangi wajah pucat Suzy. “Aku berharap setelah ini, kau akan sadar Suzy-ssi, nae jeongmal saranghae!” batin Jin. Dia segera berlari menyusul kedua temannya itu.

Setelah sampai disana, telah ada Himchan di temani Jiyeon yang telah bersiap-siap. “Bagaimana dengan kami?” tanya Jin dengan wajah polosnya.

“Ini hanya battle dance, jadi kalian bisa breakdance atau apalah!” kata Gikwang, Himchan yang mendengar hanya mengangguk.

“Dance Uh, jinjja, aigo!” kata Luhan, Jin tersenyum melihatnya.

45 menit berlalu, sepertinya battle dance mereka berjalan dengan baik. “Aku tak tahu kalian sehebat ini!” puji Jiyeon menghampiri mereka.

“Waktu di sekolah menengah atas, aku sempat mengikuti kegiatan dance seperti ini, jadi lebih muda bagiku!” ungkap Jin.

“Kenapa kau tak bergabung dengan kami!” ajak Gikwang.

“Akan aku pikirkan!” kata Jin.

“Bagaimana dengan Luhan, kau juga hebat!” puji Himchan.

“Temanku yang mengajarkan gerakan itu, namanya Oh Sehun!” ucap Luhan, masih di selimuti kekhawatiran.

“Apa dia juga siswa di Dongkook University?” tanya Jiyeon.

“Ani, dia sekarang di Jepang!”


Tak lama, ponsel Luhan berdering, itu telpon dari eomma nya!
Luhan : “Nde, yeoboseyo omonim?”
Luhn eomma  : “Luhan-ah, Suzy sudah sadar, cepatlah kemari!”
Luhan : “Mwo? Jinjja, baik aku akan segera kesana, aku tutup!”

         

“Waeyo Luhan-ah?” tanya Jiyeon.

“Suzy Suzy sudah sadar!” kata Luhan benar-benar gembira. Dengan cepat mereka segera pergi menuju rumah sakit.

>> 

“Suzy-ah,,, nan jeongmal bogoshipo!” jerit Jiyeon menghampiri Suzy dan langsung memeluknya. Yang lain ikut senang dan tertawa kecil melihat tingkah Jiyeon yang benar-benar berbeda jauh dari jiyeon yang pertama kali mereka lihat.

“Nde, nado bogoshipda jiyeon-ah!” kata Suzy dengan suara parau.

Luhan duduk di sisi ranjang Suzy, tentu saja Suzy sangat merindukan dirinya. Di peluknya Luhan dengan erat, sambil berkata, “Oppa, aku sangat merindukanmu, aku kira aku tak bisa melihat oppa lagi!”

“Tentu saja itu tak akan terjadi, aku akan selalu ada untukmu, aku akan menjadi bonekamu!” kata Luhan mengusap lembut rambut halus Suzy.

“Apa aku sedang menyaksikan scene drama yang sedang booming akhir-akhir ini?” decik Gikwang tentu dengan ekspresi -_-!!””

Jin tak bicara sepatah katapun, dia hanya tersenyum kecut memandangi Suzy yang begitu akrab dengan Luhan. “Bersikap normal lah, kau tahu kan mereka sejak kecil sudah bersama, jadi tenanglah!” bisik Himchan seakan telah mengetahui semua hal tentang mereka.

“Ye, arasseoyo!” kata Jin, dia pun seketika berpaling, berniat pergi, tapi Suzy mengetahuinya, “Jin oppa, kau akan pergi?” ucap Suzy, suaranya masih terdengar serak dan lemah.

“Ah, aku akan membeli minuman untuk yang lainnya, tak lama!” jawab Jin.

“Dia benar-benar baik!” kata Himchan mengacungkan ibu jari nya.

“Ahk, oppa juga tak kalah baik!” ungkap jiyeon tersipuh malu.

“Omo, “Oppa”? Wah, sepertinya aku tidur terlalu lama, banyak hal yang berubah drastis!” Suzy menghela napasnya, dia masih perlu banyak beristirahat.

“Beristirahatlah, jadi kau cepat kembali masuk kuliah!” kata Jiyeon menyelimuti tubuh Suzy dengan selimut tebal.

“Eoh? Ok, gomapta Jiyeon-ah!” kata Suzy, Jiyeon hanya membalas dengan tersenyum.

Perlu beberapa hari untuk memulihkan kesehatan Suzy hingga dia dapat kembali masuk kuliah, hari ini kesehatannya sudah lebih membaik dari hari-hari kemarin. Suzy tak pernah lepas dari pengawasan Luhan. Luhan terus menemaninya, ke kantin, di kelas, ke perpustakaan dan mungkin hanya satu tempat dia tak dapat menemani Suzy, Toilet, itulah tempatnya.

“Apa oppa tak lelah?” tanya Suzy, merasa risih karena harus terus di jaga oleh Luhan.

“Aku akan lelah, jika kau kembali sakit!” gumam Luhan dengan wajah kesalnya.

Lalu Luhan langsung menggenggam tangan Suzy, “Semua akan baik-baik saja, jika kau terus bersama ku, cobalah untuk menurut!” pinta Luhan.

“Eoh? Gendae, oppa!”

“Ahk, aku baru ingat, malam ini kita makan diluar ya!” ajak Luhan.

Suzy mengangguk, “Apa hanya kita berdua?”

“Aah, tentu tidak, yang lain juga akan ikut, karena battle dance kami sukses!”

“Mwo? Battle dance? Oppa ikut battle dance, wah sayang sekali aku tak bisa melihat oppa!” kata Suzy, cemberut.

“Karena kau sudah baikan, aku tak akan ikut seperti itu lagi!” kata Luhan melangkah pergi, Suzy masih terlihat cemberut ditambah perkataan Luhan tadi.

(Malam hari)

Semua telah berkumpul, dan terlihat akrab saling bercanda gurau. Gikwang memperlihatkan gerakan dance nya bersama Himchan, Jiyeon yang melihatnya berteriak histeris melihat Himchan yang benar-benar keren.

“Oppa, aku rela memberikan hatiku untukmu!” teriak Jiyeon, ah benar-benar bukan gaya Jiyeon yang dulu.

Himchan menghampiri Jiyeon dan memberikannya seikat bunga yang di rangkai dengan indah, “Untukku?” mata Jiyeon terlihat bulat, dia begitu terkejut dengan tindakan Himchan yang romantis ini.

“Tentu, apa kau tak mau, baiklah bunga ini untuk Suzy saja!”

“Ah,, ah, andwe! Oppa bilang ini untukku!” kata Jiyeon menarik lagi bunga yang akan Himchan berikan pada Suzy.

“Jadi lah kekasihku!” kata itu spontan keluar dari mulut Himchan.

“Eoh?” decik yang lainnya. Jiyeon diam terpaku ^_^

“Nan jeongmal saranghae, otteyo?” tanya Himchan mendekatkan wajahnya kearah Jiyeon.

Jiyeon terdiam sejenak, seketika dia langsung mengecup bibir Himchan, tentu saja Himchan benar-benar tersipuh malu, dia terdiam kaku, pipi nya pun mulai memerah. “Yaa, apa ini?” teriak Gikwang tak menyangkah.

“Nado, joah-e!” kata Jiyeon pelan.

Yang lain ikut terdiam, dan ikut terkejut sama dengan Himchan. Mata mereka tak berkedip satu kalipun, ini di luar pikiran mereka. Tak lama, suara tepukan terdengar, ahk itu tepukan Gikwang.

“Omo?” kata Suzy sambil menutup kedua wajahnya terkejut.

“Wah, itu terlalu cepat, apa bisa di ulang?” ucap Luhan dengan gurauannya, Suzy pun langsung mencubit pipi Luhan. “Mwo, oppa! Maksud oppa apa?” jerit Suzy.

“Eoh? Ani.. aku tak sungguh-sungguh!!” kata Luhan.

Tak lama makanan yang mereka pesan pun datang, mereka mulai melahap semua makanan yang ada dihadapan mereka. Sambil terus berbincang, malam itu pemandangan malam begitu indah. Entah mengapa, Jin akhir-akhir ini tak banyak bicara. Dia hanya mendengarkan orang berbicara, dan malam itu tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Hingga, malam itu terlewat begitu saja.

Pukul 6 pagi, hari libur membuat semua orang malas untuk bangun lebih awal. Tapi, tidak dengan Suzy. Diam-diam dia keluar rumah membawa sepeda yang sebenarnya dia tak tahu cara mengendarainya. Dia tak bersama Luhan pagi  itu, dia masih menuntun sepedanya hingga taman. Dari kejauhan kelihatan seorang namja berperawakan tinggi yang sudah menanti kedatangan Suzy disana, tak lama dia tersenyum dan melambaikan tangan, ahk ternyata dia Jin.

-Flashback-

Setelah makan, mereka pun pulang. Tentu Suzy pulang bersama Luhan, karena rumah mereka searah, dan itu juga memang sudah tugas Luhan untuk menjaga Suzy. Di perjalan Suzy mengirim pesan yang tertuju untuk Jin.

 _ To : Jin-ge!
Bsok lbur, aku ingin bersepeda tpi aku tak tahu caranya.
Apa oppa mau mengajariku bsok pagi?

Tak lama Jin membalas pesan dari Suzy.

_ From : Jin-ge!
Tentu, aku akan mengajarimu. Kalau begitu aku akan menunggu mu di taman bsok pagi.

_ To : Jin-ge!
Ye, gomapta oppa! J

>> 

“Apa oppa menunggu lama, mianhae!” kata Suzy menghampiri Jin.

“Anio, aku juga baru datang!”

“Baguslah, ayo oppa, ajari aku!” pinta Suzy.

Entah apa yang sedang Suzy pikirkan, dia sebenarnya sangat takut naik sepeda, naik sepeda bersama Luhan pun dia takut, tapi kini dia benar-benar berani. Sedikit demi sedikit Suzy mulai bisa mengkayuh sepedanya sendiri tanpa bantuan Jin. “Oppa, oppa, aku bisa!” teriak Suzy.

Belum lama terdengar suaranya, dia pun terjatuh karena menabrak tiang lampu yang ada di taman itu. jin segera berlari menghampiri Suzy, yang mulai meringis kesakitan persis sewaktu dia masih kecil.

“Ahk, ini sangat perih!” jeritnya lagi.
“Eotteohke, kita pulang saja ya, kita obati luka mu saat sampai di rumahmu!” ajak Jin, Suzy hanya mengangguk.

Jin menggendong Suzy pulang sambil menuntun sepedanya. Mungkin karena begitu lelah, Suzy tertidur sambil terus memanggil nama Luhan. “Luhan-ah, Luhan oppa!”

“Apa kau benar-benar menyukainya, lebih dari sahabat?” benak Jin, wajahnya mulai memelas, dia tak ingin berpikir negative tentang hal itu, tapi bagaimana pun dia seorang namja yang begitu gampang cemburu.

Butuh waktu 15 menit, hingga mereka sampai tepat di depan rumah Suzy. Dan tepat pula Luhan sudah menunggu kedatangan mereka, dengan wajah yang penuh dengan kekhawatiran . “Yaa, kalian dari mana saja?” tanya Luhan.

“Suzy ingin bermain sepeda, jadi aku menemaninya!”

“Sepeda? Bukannya dia sangat takut naik sepeda?” Luhan terlihat bingung.

“Suzy-ssi, bangunlah kita sudah sampai!” Jin mulai membangunkannya yang tertidur dalam gendongannya.

Luhan mulai panik, dia pun menepuk-nepuk wajah Suzy dengan pelan sambil terus memanggilnya, “Suzy-ah, Suzy!! Ireona!!” tak ada respon Suzy masih terus tertidur, ani, dia masih tak sadarkan diri.

“Apa mungkin dia pingsan?” tanya Jin langsung membawa Suzy ke kamarnya.

“Bagaimana bisa ini terjadi lagi!!” gumam Luhan.

“Mianhae luhan-ah, aku tak bisa menjaga nya dengan baik!”

“Tak apa, dia akan baik-baik saja!”

“Apa perlu membawanya ke rumah sakit? Aku takut jika di diamkan saja, ini akan lebih parah!” tawar Jin.

Tanpa pikir panjang mereka segera membawa Suzy pergi, menuju rumah sakit. Lagi-lagi Suzy masuk ruang ICU, keadaannya tak stabil saat ini. Jantungnya semakin lemah, kemungkinan keadaannya sekarang, keadaannya memburuk.

“Dokter bilang, Suzy harus segera di operasi, rumah sakit pun sedang mencari  pendonor jantung yang pas untuknya,” terang Luhan pada kesemua kawannya yang sudah berada di luar ruang ICU, mereka masih belum bisa melihat keadaan Suzy secara langsung.

“Aku tak yakin ini akan mudah, Suzy, kenapa ini harus menimpa dirinya?” gumam Jiyeon.

“Tak ada yang tahu itu akan terjadi, memangnya kau bisa mengatur apa yang akan terjadi padamu kedepannya?” kata Gikwang, membuat Jiyeon tercengang.

“Aku tak bisa mengatakan apa-apa lagi saat ini, jika ada yang bisa ku lakukan untukmu aku akan melakukannya sekarang Suzy-ssi. Mianhae, karena aku keadaanmu semakin memburuk. Aku hanya ingin merasakan kebahagiaan bersamamu, walaupun itu hanya sehari, sejam pun aku akan merasa sangat bahagia, Suzy-ssi Mianhae! Jeongmal saranghaeyo!” batin Jin, matanya mulai berkaca-kaca, dia benar-benar merasakan penyesalan yang mendalam, dan terus menyalahkan dirinya.

Luhan duduk terpaku disamping Jin, begitu juga dengan Jin yang terus memandangi lantai kosong di hadapannya. “Mianhae, mianhae ini semua karena kesalahanku!” ucap Jin dengan pelan.

Luhan pun langsung merangkul Jin dengan hangat, “Ani, ini bukan kesalahanmu, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri!”

“Itu benar, itu tak ada gunanya!” sahut Himchan.

“Hmm,, baiklah, aku akan keluar sebentar!”

“Kau mau kemana?” tanya Jiyeon.

“Mungkin membeli minuman untuk kalian.”

“Aku ikut!” jiyeon pun ikut bersama Jin keluar, yang berniat ingin membeli sebuah minuman untuk dia dan yang lainnya.

“Kita hanya bisa berharap yang terbaik untuk Suzy, kau jangan seperti itu!” Jiyeon mulai mengajak Jin berbicara, sejak tadi mereka hanya diam.

Sejenak Jin duduk di sebuah bangku di bawah pohon rindang yang ada di halaman rumah sakit. Dia terus memandangi langit biru yang bersih. Tak lama dia memberikan selembar kertas, ya, itu sebuah surat. Dia menitipkan sebuah surat kepada Jiyeon, yang tertuju untuk Suzy. Entah, apa arti itu semua.

“Aku akan keseberang jalan membeli minuman soda, kau tunggu di sini saja ya!” kata Jin pada Jiyeon, jiyeon hanya menurut.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara teriakan..

“Jebal, andwe!”

“Jin-ah!!!”




BRUKK!!!




Kecelakaan pun terjadi pada Jin, yang berniat kembali menghampiri Jiyeon. Jiyeon benar-benar kaget, melihat Jin ditabrak mobil tepat di hadapannya.

“Tolong, tolong!!” Jiyeon terus berteriak pada semua orang agar membantunya, membawa Jin kerumah sakit, yang berada di seberang jalan.

Jin ikut masuk ruang ICU, keadaannya sangat kritis. Bahkan dokter menyimpulkan, dia takkan bisa diselamatkan. Tabrakan tadi, membuat Jin kehilangan banyak darah. Sangat langka mencari golongan darah yang sama sepertinya.

Jiyeon masih terus menangis dalam pelukan Himchan, “Gwaenchanha!!” Himchan mencoba menenangkannya.

“Jin, dia seakan memang akan pergi meninggalkan kita, aku takut!!” bisik Jiyeon.

“Bagaimana bisa kau bicara seperti itu?” kata Luhan, masih menatap pintu ruang ICU itu.

“Sebelum dia mengalami kecelakaan itu, dia sempat menitipkan surat ini padaku, surat untuk Suzy!”

“Eoh? Benar-benar mustahil, apa yang Jin pikirkan sebenarnya!” kata Gikwang.

Tak lama, seorang dokter yang menangani Suzy datang menemui mereka, “Ada kabar baik mengenai saudara Suzy!”

“Nde, apa itu?” kata Luhan.

“Sudah ada pendonor jantung yang pas untuknya, keadaan pendonor itu pun sedang kritis. Setelah di periksa ternyata dia termasuk kedalam daftar pendonor jantung, jika terjadi sesuatu dengannya maka dia bisa mendonorkan jantungnya!” terang Dokter itu.

Awalnya mereka tersenyum, tapi setelah mendengar ternyata pendonor itu juga dalam keadaan kritis, mereka pun terdiam kaku. Mereka sudah bisa menebak hal itu, pendonor itu pasti Jin, teman mereka sendiri yang selama ini mencintai Suzy.

“Wae, waeyo!! Kenapa ini terjadi pada mereka, ini benar-benar tak adil!” teriak Jiyeon tak terima melihat kedua sahabatnya itu dalam keadaan sekarat saat ini.

>> 

Beberapa bulan kemudian

“Oppa!! Apa kau bisa membelikan topi itu untukku!” terdengar suara Suzy yang mulai lagi merengek pada Luhan.

“Nde, aku akan membelikan itu untukmu!”

“Ahk, oppa kau baik sekali. Jika terus seperti itu, aku akan terus menyayangimu!” seru Suzy.

“Eoh? Apa kau sedang mencoba menggodaku? Apa aku kekasihmu, aku pikir lebih baik jika aku menjadi kakak untukmu!” kata Luhan bergurau, sembari memasangkan topi pada Suzy.

“Mwo?? Yaa, oppa!! Apa kau tak ingat!”

“Ingat apa, ingatanku sedang tidak baik akhir-akhir ini.”

“Nanti saja aku akan memberitahu oppa, setelah oppa membelikan ice cream yang ada di taman waktu itu.”

“Baiklah, kajja!!” Luhan dan Suzy pun segera pergi menuju taman dimana mereka sering menikmati ice cream bersama.

Kini mereka sedang duduk bersama sambil menikmati ice cream. “Oppa, apa kau benar-benar lupa?”

“Nde, palli! Beritahu aku, apa itu?”

-Flashback-

Setelah operasi, butuh beberapa jam menunggu hingga Suzy tersadar. Ketika dia tersadar semua orang tersenyum melihatnya. Mereka masih menyembunyikan hal mengenai Jin.

“Apa kau beristirahat dengan baik?” tanya Jiyeon mengelus rambut Suzy.

“Nde, tapi ini melelahkan!” kata Suzy, suaranya terdengar parau seperti hal-hal yag sudah terjadi.

“Istirahatlah, itu akan membuatmu lebih baik, jangan banyak bicara!” seru Luhan.

“Ye, istirahatlah. Kami akan keluar, sampai jumpa, Suzy-ssi!” kata Gikwang.

“Pai pai” Himchan melambaikan kedua tangannya, Suzy hanya bisa tersenyum melihat tingkah kekanakan Himchan.

Setelah beberapa hari setelah dia sadarkan diri, Suzy mulai membaik. Wajahnya pun tak terlihat pucat lagi. “Beberapa hari ini aku tak meihat Jin oppa, dia kemana?” tanya Suzy, Luhan pun hanya terdiam membisu.

“Apa yang harus aku katakana padanya!” benak Luhan.

“Oppa, apa kau mendengarkanku?”

“Nde? Ne, aku mendengarnya. Suzy kau tahu kan sekarang sudah ada Jantung baru ditubuhmu?”

“Ye, nae ara! Mwo?”

“Ini, ada surat untukmu! Bacalah, aku akan keluar dulu!”

Suzy pun perlahan membuka surat itu, setelah melihat Luhan menutup pintu. Dibukanya surat itu dengan pelan, tangannya ikut gemetar.

Aku tak tahu, apa perasaan ini benar atau tidak. Yang ku tahu, aku benar-benar mencintai yeoja bernama Suzy. Saat melihatnya terbaring tak berdaya, hati ini benar-benar sakit. Aku terus mencari cara agar dapat membantunnya, mungkin hanya dengan ini aku bisa membantunya.

Suzy-ssi, aku benar-benar bahagia saat kau mengajakku untuk mengajari mu naik sepeda. Walau hanya sebentar bahkan tak sampai sehari aku bersamamu aku benar-benar bahagia. Tapi, karena ku juga yang tak bisa menjagamu dengan baik, akhirnya kau kembali menanggung rasa sakit itu.

Suzy-ssi, apa kau mengira selama ini aku hanya bergurau mencintaimu? Ini memang lucu, bagaimana bisa aku menggantikan Luhan di hatimu. Karena aku tahu, Luhan segalanya untukmu. Bahkan ketika kau bersamaku, nama Luhanlah yang keluar dari mulutmu, ini menyakitkan buatku. Tapi, aku berpikir kalian memang cocok. Aku beritahu padamu, Luhan juga mencintai mu!!! Hanya ini yang bisa kulakukan untuk melihatmu bahagia. Saranghae©
Jin
Wajah Suzy sudah di penuhi dengan balutan air matanya. “Omo? Suzy-ah, kau kenapa?” tanya Luhan yang tiba-tiba datang.

Suzy mulai menangis, “Jin oppa, mana dia?”

Luhan meraih tangan Suzy, meletakkan tangan Suzy tepat di mana jantung Jin sekarang berada. “Dia ada disini, melekat pada dirimu!”

Mendengar perkataan Luhan, suara tangis Suzy semakin terdengar diruangan itu. Luhan pun memeluknya. “Gwaenchanha, Suzy-ah. Ini memang tak mudah untukmu.”

Suzy terus memeluk Luhan, dia tak kunjung melepaskan pelukan Luhan. “Oppa, apa kau mencintaiku?” bisik Suzy.

Luhan terus berusaha melepaskan pelukan Suzy, “Eoh? Apa yang kutahu tentang cinta? Aku tak tahu mengenai cinta.”

“Jeongmal? Tapi wajah oppa, sepertinya tak bilang seperti itu.”

Luhan berbalik tak ingin melihat wajah Suzy, “Oppa, naega jeongmal saranghae!” ucap Suzy pada Luhan

Luhan masih belum berbalik, “Apa selama ini oppa tak pernah memiliki perasaan itu padaku?” suzy masih terus bertanya pada Luhan.

Luhan mulai berbalik, mendekat kearah Suzy, diapun langsung memeluk Suzy. “Nado! Saranghae!” kata Luhan dengan singkatnya.

Suzy tersenyum, “Gomapta, Jin oppa, aku akan terus mengangatmu! Aku juga senang bisa mengenal dirimu!” batin Suzy.

Lalu, Luhan pun memberikan ciumannya pada Suzy, itu adalah ciuman kedua mereka.

-Flashback End-

Air mata Suzy sudah membasahi wajahnya, karena mengingat Jin. Luhan mulai mengusap air mata Suzy, dan memberikan pelukan yang biasa dia lakukan. Sejenak mereka hanya terdiam. Suzy mulai tersenyum kembali, karena mengingat saat Luhan memberikan ciuman untuknya.

“Apa oppa ingat ciuman pertama kita?” tanya Suzy malu-malu.

Wajah Luhan mulai memerah, “Eoh? Itu pertanyaan yang tak seharusnya kau tanyakan!”

“Jawablah, apa oppa masih ingat?”

Dengan ragu Luhan menjawab, “Tentu saja aku ingat, itu ketika kita di tahun pertama di bangku menengah pertama.”

“Terus?”

“Setelah kau sembuh, kau meminta untuk bermalam di rumahku dan ingin tidur di kamarku. Sewaktu kecil saja kau sudah berpikir seperti itu, kau memintaku untuk menemanimu tidur, aku tak mau tapi kau terus memaksaku. Dan akhirnya, kau menarikku dan akhirnya bibir kita pun saling bersentuhan!” ungkap Luhan.

Suzy mulai tertawa kecil, “Apa saat itu kita ciuman?” kata Luhan.

“Oppa!!” jerit Suzy.

“Jika aku melakukannya lagi, kira-kira itu ciuman keberapa kita?” tanya Luhan.

“Eoh?” mata Suzy melotot, terus memadangi Luhan.

“Suzy-ah, kau makan ice cream seperti anak kecil! Aku akan membersihkannya,” kata Luhan yang langsung mencium Suzy, tentu saja Suzy begitu terkejut sampai-sampai ice cream yang dia pegang terjatuh.

Butuh waktu yang lama untuk Luhan melepas gelutan bibirnya dari bibir Suzy. “Kau benar-benar licik!”

“Mwo? Licik, tapi kau suka kan?”

Suzy hanya tersenyum, bahkan dia berpikir akan melakukan hal itu setiap hari jika mereka sudah menikah nanti. “Kapan kau akan melamar ku?” tanya nya pada Luhan.

Tiba-tiba Luhan tersedak, dia sedikit kaget karena suzy menanyakan hal itu begitu cepat. “Kita baru menjalin hubungan sekitar 2 bulan, apa tak begitu cepat kau menanyakan hal seperti itu?”

“Aku hanya penasaran saja! Tak perlu kau pikirkan!”

Luhan langsung meraih kedua tangan Suzy, “Percayalah, aku akan benar-benar menikahi mu. Sebenarnya sekarang pun kita bisa menikah, tapi aku belum memiliki apa-apa untuk membahagiakanmu. Jadi, bersabarlah!!” kata Luhan, Suzy yang mendengar hal itu hanya bisa mengangguk dan begitu tersentuh. Diapun memeluk Luhan dengan eratnya. “Jeongmal saranghaeyo oppa! Aku tak ingin kehilanganmu!” ucapnya.

“Nado, Suzy-ah aku lebih-lebih mencintaimu! Maaf selama ini menjadi namja pengecut yang tak berani memberitahumu!

-The End-