Whatsup!

Sudah 8 tahun berlalu. . .
Dan ternyata banyak yang telah berubah. Tidak dengan blog ini, masih sama seperti dulu.

Minggu, 04 Mei 2014

FF 2pm "I Need You (난 니가 필요해)" Chapter 3


Gyowon POV
“Huh, semoga saja mereka berdua berhasil! Aku senang, mereka bisa terbuka dengan ku.”



 I Need You (난 니가 필요해) Chapter 3
 

Gyowon POV

“Tepat sekali, Nichkhun oppa sedang sendiri.” Aku pun menghampirinya yang sedang duduk di pavilion rumah.

“Hei, oppa! Kau sendiri saja?”

“Ne, ayo duduklah, temani aku!” pintanya.

“Dari pada hanya duduk-duduk disini, lebih baik oppa menemaniku untuk memanfaatkan gaji pertamaku bekerja disini, bagaimana?”

“Oh kau ingin mentraktir ku? lebih baik kau tabung saja uang nya!”

“Yah, oppa! Kalau begitu oppa temani aku ya, aku ingin membelikan Taec-oppa hadiah,” bujuk ku pada nya.

Nichkhun yang mendengarnya langsung tersenyum, “Kalau itu, baiklah!”

Dari jauh, aku melihat Taecyeon oppa. Tapi, ketika aku ingin menghampirinya dia malah menghilang. “Aneh sekali!”

“Lebih baik aku bergegas, dari pada kemalaman!” Nichkhun oppa pun mengantarkanku kesebuah toko yang ramai pengunjung. Karena tak ingin ketahuan oleh orang banyak, Nichkhun pun sedikit menyamar dengan memakai kacamata, topi dan memakai mantel yang super tebal untuk menghilangkan kecurigaan orang-orang, terutama paparazzi yang menyebalkan bagi para artis.

“Paparazzi, ada dimana-mana” bisiknya, aku hanya bisa tersenyum.

“Sebelum pulang, kita makan dulu ya!”

Aku sedikit ragu, “Tapi, yang lain bagaimana?”

“Tak apa, aku sudah memberitahu mereka!”

Taecyeon POV

“Sudah jam segini, mereka belum pulang juga! Apa yang mereka lakukan diluar sana, sampai lupa waktu!”

“Hyung!” panggil Chansung.

“Wae?”

“Hyung seperti orang yang sedang gelisah menunggu seseorang! Benarkah dugaan ku ini?” tanya chansung penuh kecurigaan akan gerak gerik ku ini.

“Memang benar, aku sedang menunggu nichkhun dan gyowon.”

“Ini semakin mencurigakan!” ucap Junho yang menguping pembicaraan kami.

“Apa nya yang mencurigakan? Kalian mencurigai ku?”

“Iya, kami curiga kau dan gyowon menjalin hubungan!” ucap Junsu yang tiba-tiba datang dan ikut-ikutan mencurigaiku. Tentu saja, aku mengabaikan perkataan mereka karena hal itu tak benar. Seperti biasa, aku memilih untuk tak memperpanjang hal tersebut dan memilih mengalah. “Ini lebih baik, dari pada aku terus mendengar perkataan mereka!” omel ku, yang lebih memilih menyendiri di ruang pribadi ku, kamarku!

Sudah setengah jam aku menunggu mereka, tak lama suara mobil terdengar dari luar. “Apa yang telah kalian lakukan hingga pukul segini?” ucapku sembari memandangi ariloji yang sedang ku pakai.

Nichkhun POV

“Mianhae, kami pulang terlambat,” ucapku yang langsung duduk di samping Chansung yang sedang serius dengan tulisannya.

“Tak apa, kami bisa memakluminya hanya saja ada seseorang yang sejak tadi gelisah seperti cacing kepanasan,” jelas Junsu, ya aku tentu tahu siapa yang sedang dia bicarakan. Mendengar hal tersebut Gyowon sepertinya khawatir dan mencoba menemui Taecyeon. “Mereka sangatlah serasi.”

Gyowon POV

“Apa aku harus seberani ini?” Tepat sekali aku di depan pintu kamar Taec-oppa. “Chayo, Fighting…” kata itu seakan terus terdengar di telingaku dan mendorong ku untuk memberanikan diri, dan membuang jauh-jauh kegengsianku.

Aku pun mengetuk pintu kamarnya, “Oppa, Mianhae aku lupa mengabari mu. Kau pasti khawatir, oppa ayolah keluar sekarang’! aku ada sesuatu untukmu.” Aku terus berbicara panjang lebar di depan pintu kamarnya, tak ada respon. Aku terdiam dan menarik napas, tak lama Taec-oppa pun membuka pintu kamarnya.

“Ada apa? Kau benar-benar mengganggu, kau tahu aku sedang enak tidur,” ucapnya padaku, aku hanya bisa tersenyum dan menahan tawa. “Tidur? Jelas-jelas Junsu oppa bilang kau gelisah menunggu kami pulang.”

“Hei, kau kenapa senyum-senyum sendiri? Apa nichkhun membuatmu menjadi gila?”

“Taecyeon-ssi, ini untukmu!” aku memberikannya sebuah hadiah kecil yang tadi aku beli bersama Nichkhun.

Dia sedikit terkejut, “Apa ini? Hari ini bukan hari ulang tahun ku.”

“Anggap saja ini hadiah ulang tahun mu dariku, siapa tahu ketika oppa ulang tahun aku sudah tak ada di sekitar kalian.”

“Jangan bilang seperti itu, kalau benar-benar terjadi, bagaimana?”

“Ya, kalau emang terjadi sih tak apa, kalau memang itu takdir ku. Masa iya, aku harus menghindarinya. Kata-kata ku ini benar kan?”

“Ahk, sudahlah hal ini tak perlu di bahas. Lebih baik kau tidur, apa kau tak lelah?”

“Tidak, aku tak merasa lelah, karena aku perginya untuk membelikan oppa ini.”

Taec-oppa terlihat tersenyum, “Apa kau menyukaiku?” kata itu spontan keluar dari mulutnya, “Apa yang harus aku katakan?”

“Apa? Menyukaimu? Tidak, aku hanya sekedar memberimu hadiah karena kau telah baik terhadapku. Jangan-jangan, kau berpikir seperti itu karena aku memanggilmu “Oppa”? baiklah, mulai besok aku tak akan memanggilmu seperti itu, taecyeon-ssi,” ucapku sedikit emosi dan langsung saja berlalu meninggalkannya yang sepertinya terkejut mendengar perkataan ku barusan.

Taecyeon POV

“Apa? Kenapa dia berpikir sepicik itu tentang ku? aku tak bermaksud seperti itu, dia telah salah paham.”

Wooyoung POV

“Hyung, kau salah lagkah kali ini. Tidak hanya aku yang pernah berbuat seperti itu, ternyata hyung lebih parah.” Bisikku dalam hati, yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka berdua,

“Uyoung-ah… jangan menguping pembicaraan orang lain, kemarilah bantu aku menyelesaikan ini!” panggil Junho yang sedang asyik dengan permainannya.

“Kau terlambat untuk memperingatkanku, uh sepertinya mereka sedang bertengkar,” sahutku.

Tiba-tiba Junsu hyung dan Chansung duduk disampingku dan berbisik, “Memangnya tadi, mereka membicarakan apa?”

“Entahlah, sinyalnya tak begitu bagus,” kataku yang sedikit serius melihat Junho bermain.

“Aku semakin penasaran, apa yang akan terjadi kedepannya dengan mereka? Apa mereka berpacaran, atau mereka terus begini? Bertengkar?” pikir Junsu.

“Hyung benar, mereka sebenarnya sangat serasi. Hanya saja kegengsian mereka yang tak bisa di hindari,” sahut Chansung yang ikut membahas hal tersebut.

Aku pun menambahkan, “Jika aku seorang paparazzi, aku akan membahas hal ini di halaman muka majalah Star setiap harinya.” Dua bantal pun tertuju di kepalaku, “Aduh, tataan rambutku ini sangat berharga, apa yang telah kalian lakukan?”

Tepat pukul 06.00 pagi, hari ini aku bangun lebih awal. Kenapa? Karena ada hal yang ingin aku lakukan. Aku mengetuk pintu kamar noona-ku, Gyowon. Tak ada respon darinya, karena penasaran aku pun langsung membuka pintu kamarnya yang ternyata tidak dikunci. Aku pun cepat-cepat membangunkannya sebelum Hyung-hyung ku bangun. “Noona-ah… ayo bangunlah temani aku lari pagi hari ini!” ucapku. Tetap saja noona tak merespon, “Noona kau kenapa? Apa yang harus aku lakukan?”

Tanpa pikir panjang, aku berlari menuju kamar Taec-hyung. “Hyung… hyung, bangunlah ini masalah serius mengenai Gyowon.”

Hyungku itu pun bangun, “Dia kenapa?”

“Dari tadi, aku membagunkannya tapi dia tak merespon dan terus tertidur aku takut terjadi sesuatu padanya,” jelasku penuh kekhawatiran.

“Baiklah, aku akan ke kamarnya dan kau bangunkan yang lainnya!”

Kami pun bergegas, Taec-hyung pergi kekamar noona dan aku mulai membangunkan yang lainnya satu per satu.

Taecyeon POV

“Gyowon-ah… ayo bangunlah!” sahut ku terus menerus.

Yang lainnya pun datang, “Bagaimana? Apa dia sudah sadar?” tanya Nichkhun.

“Kalau begitu kita bawa saja dia ke rumah sakit, takutnya terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan!” seru Junsu yang berlari keluar untuk menyiapkan mobil.

“Baiklah, biar aku yang menggendongnya,” aku pun langsung membawa nya ke mobil. Dan yang lainnya mengikuti kami menggunakan mobil yang berbeda.

Gyowon pun langsung di periksa oleh dokter di ruang IGD, dan kami hanya bisa menunggu kabar baiknya diluar ruangan. Tak lama seorang dokter keluar, “Dia kenapa dok?” tanya Wooyoung yang begitu khawatir dengan keadaan Gyowon.

Dokter itu pun menjawab, “Siapa diantara kalian keluarga nya?”

“Kami semua keluarganya, jika ada yang ingin di sampaikan biar Nichkhun dan Taecyeon saja yang mewakilkan kami,” jelas Junsu.

“Baiklah, kalau begitu kalian ikut keruangan saya,” ucap dokter tersebut, kami pun mengikutinya. “Ayo duduklah!” sahut si dokter lagi kepada kami.

“Langsung saja, pasien ini menderita penyakit yang cukup serius,” ucap dokter itu pada kami, tentu saja kami sangat terkejut mendengar semua ini, karena selama Gyowon bersama kami, tak terjadi apa-apa dengannya.

“Maaf dok, jadi dia menderita penyakit apa? Dia tak pernah sakit ataupun pingsan di depan kami,” sahut Nichkhun mencoba menjelaskannya kepada dokter.

Raut wajah dokter tersebut tiba-tiba berubah, “Dia tak pernah pingsan? Bagaimana mungkin, dia sedang mengidap penyakit tumor otak stadium lanjut.”

“Apa? Ada tumor di kepalanya? Jadi apa yang harus kita lakukan agar dia selamat dok?” tanyaku dengan penuh kekhawatiran.

Tak lama kami pun keluar dari ruangan dokter, yang lain telah menunggu kami. “Apa yang dokter bilang?” tanya Wooyoung yang begitu khawatir, ya kami semua khawatir dengan keadaan Gyowon. Dia belum sadarkan diri hingga sekarang.

Tak sepatah kata pun keluar dari mulutku, aku tak mampu mengatakan bahwa Gyowon mengidap tumor otak stadium lanjut, ini sudah level yang begitu berbahaya baginya. Jadi selama ini dia sakit? Kenapa kita semua tak tahu?

“Dokter bilang, gyowon mengidap penyakit tumor otak. Apa sebelumnya Gyowon sering pingsan dan emosional?” nichkhun berbalik bertanya pada mereka.

Wooyoung dan Chansung yang akhir-akhir ini dekat dengan Gyowon pun mencoba mengingat kejadian yang telah lalu. “Noona tak pernah pingsan, bahkan noona juga tak pernah marah pada kami,” jelas Chansung dengan wajah polosnya itu.

Wooyoung pun menambahkan, “Ya, aku setuju dengan Chansung. Jangan-jangan jika kita sedang latihan, hal seperti itu pun terjadi padanya. Dan mungkin saja noona menyembunyikan hal ini karena dia tak ingin merepotkan kita.” *ada-ada aja.

“Sudahlah, kita pikirkan hal ini baik-baik. Ketika dia sadar, jangan ada yang membahas hal ini, mengerti?” ucap Junsu dengan penuh kewibawaan.

Setengah jam berlalu, akhirnya Gyowon pun sadar. Hanya tertinggal aku di ruangannya, yang lain pergi untuk latihan, ini kedua kalinya aku tak ikut latihan bersama mereka.

“Oppa, aku ada dimana?” tanya Gyowon.

“Kau ada di rumah sakit, tenanglah kau tak apa.”

“Kenapa bisa aku disini? Kan dari tadi aku hanya tertidur,” ungkapnya.

“Hanya tertidur? Wooyoung panik sekali saat membangunkanmu, tapi kau tak merespon dan tak sadar-sadar. Hingga kami pun membawamu ke rumah sakit,” jelasku padanya, mencoba bersikap baik padanya.

“Aish, aku pasti telah merepotkan kalian. Mianhae, lebih baik kita pulang sekarang saja!” ucapnya sembari mencoba untuk turun dari tempat tidurnya.

“Apa? Kami tak merasa repot, jadi kau istirahat saja. Besok baru kita pulang,” ucapku.

“Tapi…” belum selesai dia bicara, “Tapi apa? Lebih baik kau menurut saja.”

“Huh, baiklah aku paling tak bisa tak menurut denganmu!” ucap Gyowon dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya.

“Nah, begitu kan lebih baik, istirahatlah! Aku akan mencarikanmu makanan?” ketika aku berdiri, tiba-tiba Gyowon menggenggam tanganku. Tentu saja aku terkejut, “Anak ini kenapa”

“Gomawo oppa, karena oppa telah menjagaku selama ini,” ucapnya membuatku terharu dan semakin menyayanginya.

“Iya, istirahatlah aku akan segera kembali,” aku pun dengan pelan melepaskan genggamannya dan pergi.

Gyowon POV

Gomapseumnida oppa, karena oppa sangat baik kepadaku. Semoga saja oppa dan yang lainnya tak akan tahu apa yang aku derita.”

Aku pun mencoba untuk tidur tapi tak bisa, dan tak lama kemudian datang seorang wanita. Aku berpikir dia salah masuk kamar, tapi….

“Annyeong hasimnika, naneun Lee Gayeol imnida. Cheo eum boepsemnida?” ucap wanita itu kepadaku seakan mengenalku. Tapi, aku tak mengenalnya…

“Mianhae, apa kita pernah bertemu?” hanya kata itu yang bisa aku ucapkan padanya.

“Ne, kita belum pernah bertemu. Aku kesini karena Nichkhun memintaku untuk menemuimu, kau Lee Gyowon kan?” ucapnya padaku.

“Nichkhun? Menemuiku? Untuk apa? Ne, aku Gyowon,” kataku.

Belum dia menjawab semua pertanyaan ku, aku baru tersadar siapa yang sedang berada di hadapan ku saat ini. “Mianhae, aku sepertinya pernah melihat foto mu di kamar Nichkhun oppa.”

Dia hanya tersenyum dan menyahutiku, “Hah, itu bukanlah aku, dia itu saudara kembarku yang sudah meninggal setahun yang lalu.”

“Mwo? Jadi, wanita itu sudah meninggal, terus untuk apa Nichkhun oppa menyuruhmu menemuiku?”

“Sebenarnya aku juga tak terlalu mengerti, aku hanya menuruti permintaannya tersebut.”

Pintu tiba-tiba terbuka, ternyata Taec-oppa telah kembali dengan membawakanku makanan dari luar. “Maaf, telah menunggu lama,” ucapnya.

“Ya, tak apa! Oh iya, oppa ini Gayeol-eonni teman nichkhun oppa.”

“Benarkah, aku tak pernah tahu kalau Nichkhun punya teman wanita?? Oh iya buburnya, ini makanlah!” Taec-oppa mencoba membantuku untuk duduk.

“Pelan-pelan!” ucap Gayeol-eonni.

Dengan wajah yang berseri-seri, “Apa kau mau aku menyuapimu?” ucapnya.

“Yah, oppa kau membuatku malu dengan Gayeol-eonni. Biar aku saja, sini!” kata ku, langsung merebut mangkok yang ada di tangannya.

“Annyeong…” terdengar suara dari luar pintu.

“Wooyoung, kau datang?” tanya Taecyeon.

“Iya, yang lain masih di jalan, aku kesini naik motor jadi lebih cepat!” jelasnya dengan mengedipkan sebelah matanya. ;)

“Ada wanita cantik kok, tak mengenalkannya padaku!” ucap wooyoung lagi dengan candaannya.

“Ne, Naneun Gayeol, Lee Gayeol imnida.”

“Sudah jam segini, aku harus kekantor. Aku pergi! Annyeong..” ucapnya lagi melangkah keluar.

“Yah, kan Nichkhun udah mau kesini, kenapa dia tak menunggu nya dulu baru pergi?” ucapku dengan wajah cemberut.


“Kan dia harus kekantor,” kata Wooyoung.

“Benar juga…”

....

….

…..

……

Waktu terus berlalu, seminggu setelah aku sakit yang terus bermalas-malasan di rumah sakit. Yah, akhirnya aku menghirup udara segar lagi, di rumah sakit udara nya begitu tak bersahabat, justru tiap waktu yang tercium hanya aroma obat yang membuatku pusing.

“Eonni…”

Aku mendengar suara, tapi siapa yang memannggilku dengan sebutan “Eonni?” aku tak kenal siapa pun di daerah ini.. ( saat itu aku sedang keluar bersama Nichkhun oppa, dia menunggu ku di dalam mobil ).

“Eonni..”

Suara itu terus saja aku dengar, hingga akhirnya aku berhenti dan berbalik, ternyata benar saja ada yang memanggilku. Anak kecil yang begitu manis, yang memanggilku sejak tadi. “Uhh,, maaf kan aku, aku tak mengira kau memanggilku.”

“Tak apa, eonni-ah ini punyamu kan? Aku menemukannya disana, ketika eonni sedang membeli cemilan.”

Aku terkejut melihat apa yang ada di tangan anak itu, “Astaga, aku hampir saja kehilangan mu.” Aku meraih barang tersebut, dan mengelusnya seakan barang itu begitu berarti.”

“Wah, eonni… pasti itu dari pacar eonni kan? Eonni kelihatan sangat cemas. Baiklah, eonni aku pulang dulu!”

“Ne, apa kau tinggal di daerah sini, nama ku Lee gyowon kau bisa memanggilku Gyowon eonni. Dan nama mu siapa?”

“Nama ku Han Shin-bi, aku bermarga Han dan eonni bermarga Lee.” Ucap anak itu sembari memancarkan senyum manisnya. “Heh, anak ini begitu manis, ingin sekali aku mencubit pipi nya yang seperti bakpao itu.”

“Baikah, sampai bertemu eonni.” Ucapnya, melangkah menjauh dan semakin menjauh.

Aku pun segera pergi, ”Nichkhun oppa pasti telah menungguku.”

Aku berlari, dan terus berlari menghampiri Nichkhun oppa yang ada di seberang jalan, namun takdir berkata lain. Tiba-tiba suara klakson dari jauh terdengar… Brruuuuukkk!

“Gyowon….” Sekilas aku mendengar teriakan Nichkhun oppa.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
.

Nichkhun POV

“Gyowon-ah, kau harus bertahan! kau akan baik-baik saja!” ucapku yang terus menggenggam tangannya.

Gyowon masuk keruang IGD dan segera di tindak lanjuti, aku begitu khawatir hingga lupa untuk mengabarkan yang lainnya.

Cepatlah ke rumah sakit..
Ini sangat gawat, Gyowon mengalami kecelakaan!
Send : To all member 2pm

>> SKIP

Semunya telah datang…

“Hyung, apa yang terjadi dengan noona?” tanya Chansung yang kelihatan begitu khawatir bukan hanya dia, semua member lainnya begitu mengkhawatirkan keadaan Gyowon saat ini.

 “Mianhae, aku tak bisa menjaga nya dengan baik,” ucapku dengan penuh penyeselan.

Aku terus memandangi raut wajah Taecyeon yang sejak tadi tak mengatakan satu patah kata pun. “Noona, ku harap kau bisa bertahan, karena noona gadis yang begitu kuat,” terang Wooyoung.

30 menit berlalu, salah satu perawat pun keluar dari ruangan itu dan menghampiri kami. “Mianhae, kami tak bisa menyelamatkan nya. Kami telah berusaha.”

“Apa? Aku salah dengar kan? Katakan kalau ini tak benar! Gyowon,” Taecyeon sangat terpukul setelah mendengar apa yang perawat itu bilang dan dia pun masuk keruangan Gyowon, tak ada yang bisa kami perbuat ini takdir kami, kami kehilangan seseorang yang begitu berarti di hidup kami. “Gyowon seperti adik bagiku.”

Taecyeon POV

“Gyowon, sadarlah… dari dulu aku ingin bilang padamu, Nae Yeoja Chingu Ga Dwae-O Jullae? Aku ingin sekali kau menjadi Yeojachingu ku jadi aku mohon sadarlah dan hiduplah bersama ku, terus di sisiku…”

Aku pun menggenggam tangannya, yang begitu putih dan dingin. Aku baru tersadar dia menggenggam hadiah dari ku. kotak cincin yang pernah aku berikan sebelum di masuk rumah sakit.

>>SKIP


….



1 Tahun telah berlalu, Album 2pm pun laris terjual dan sukses…

Junsu POV

“Akhirnya, perjuangan kita tak sia-sia,” ungkapku merasa sangat senang dengan hasil yang begitu memuaskan untuk album kami kali ini.

“Ne, Hyung kau benar! Aku sangat terharu, andai saja noona masih ada,” kata Wooyoung, dia masih belum bisa melupakan Gyowon yang sudah seperti noona nya sendiri. Sebenarnya aku juga belum bisa melupakannya, wajah cantiknya, suara lembutnya, dan hati nya yang begitu baik. Mungkin semua member’s 2pm merasakannya, takut akan menyakiti hati Taecyeon kami pun tak pernah lagi membahas hal itu di hadapannya.

Nichkhun datang menghampiri kami, “Apa kalian melihat Taecyeon?”

“Tidak, sejak tadi kami tak melihatnya.”

“Benarkah? Jadi dia kemana, dia harusnya kerumah sakit sekarang,” terang Nichkhun dengan wajah penuh kekhawatiran.

“Jigeum (sekarang)?” kata Wooyoung yang langsung berdiri dan pergi, ikut mencari Taecyeon.

“Atau dia ada di…” belum selesai Nichkhun bicara, dia langsung berlari. Dan akhirnya tersisa aku disini sendiri. “Junho dan Chansung kemana ya?”

Wooyoung POV

“Pasti hyung ada disana.”

>>SKIP

“Benarkan apa kataku.”

Baru aku ingin menghampirinya, seseorang tiba-tiba menghentikanku dengan memegang bahu ku.

Ternyata Nickhun Hyung, “Hyung, kau disini juga!”

 “Jangan mengganggunya, biarkan saja.” Ucapnya.

“Bagaimana dengan cederanya? Jika kita tak secepatnya ke rumah sakit, bisa-bisa cederanya tambah parah Hyung..”

“Baiklah, kita tunggu dia 10 menit,” ucapnya.

Kami menunggu Taecyeon hyung selama 10 menit, dimakam noona. “Aigo, hyung kau lama sekali” decakku dalam hati, aku khawatir akan cederanya kemarin di concert terakhir kami.

“Kalian disini? Kenapa hanya disini, kalian tak kesana?” kata Taecyeon Hyung yang tiba-tiba melenyapkan khayalan-khayalan kami sejak tadi.

“Ah, nanti saja. Kami kesini mencarimu, kau harus ke rumah sakit sekarang,” ucap Nichkhun hyung, aku hanya mengangguk mengiyakan perkataannya.

“Baiklah, kalian duluan saja pergi, aku akan menyusul kalian di rumah sakit.”

“Hyung, kenapa kita tak pergi bersama saja?” ucapku agak heran.

“Ayolah, kalian duluan saja, masih ada hal yang harus aku urus!” pintanya.

“Tapi hyung, lebih baik kau ikut kami. Kami takut terjadi sesuatu denganmu,” bujukku terus menerus, dan akhirnya berhasil.

>>Skip

Pukul 20.00

“Bagaimana keadaan Hyung? Yaa, Uyoung-ssi..” tanya Chansung di ikuti dengan teriakannya yang tak begitu enak untuk di dengar.

“Yaa, apa bisa kau memanggilku hyung? Kau ini..”

Junho hyung datang dengan membawa banyak belanjaan, “Uyoung-ah, bantu aku! Ini sangat berat,” pintanya.

“Ne, sini aku akan bawa separuh,” aku mengambil setengah barang yang hyung bawa. “kalian kenapa? Dari luar, suara kalian telah terdengar. Masalah apa kali ini?”

“Dia ingin sekali aku memanggilnya Hyung, tapi tetap saja aku tak mau. Sebelum dia bisa mendapatkan kekasih, aku tak akan memanggilnya hyung,” jelas Chansung yang masih serius membaca komik.

“Aish#??? Kau ini, baiklah sebentar lagi aku akan mendapatkan kekasih, dan kau harus bersiap-siap memanggilku ‘hyung’!”

“Ada-ada saja, cepatlah taruh belanjaannya di dalam, aku akan memasak untuk kalian. Kemarin aku mendapat menu baru dari ajumma,” kata Hyung.

“Ajumma mana?”

“Ajumma, yang bekerja di restoran kecil dekat supermarket itu!” kata Junho-hyung yang mulai memasukkan beberapa buah-buahan kedalam lemari pendingin.

Di belakang dorm 2pm, terlihat Nichkhun, Junsu dan Taecyeon.

Taecyeon POV

“Sepertinya aku akan ambil cuti untuk sebulan.”

“Cuti?” nichkhun tampak heran dengan apa yang aku ucapkan.

“Iya, aku sudah membicarakannya dengan manager kita.”

Junsu pun ikut angkat bicara, “Ya, mungkin itu lebih baik, karena saat ini kau juga sedang cedera. Jadi, jika kau ambil cuti untuk 1 bulan itu cukup untuk membuat kesehatanmu pulih lagi.”

“Tapi, untuk cuti kali ini aku akan menemui oemma ku, kemarin adikku mengabariku kalau oemma ku sedang sakit. Jadi, aku ingin sekali menjenguknya.”

“Berarti kau akan ke Amerika?” tanya Nichkhun.

“Ya begitulah.”

“Kalau kau jadi pergi, kira-kira kapan kau akan berangkat?” tanya Junsu yang terus bersandar dipundakku.

“Mungkin beberapa hari lagi, atau mungkin lusa aku sudah berangkat. Aku juga tak bisa ikut latihan dengan kalian,” ungkapku.

“Kalau kau sudah mau balik ke Seoul, jangan lupa membelikan kami oleh-oleh ya!” kata Nichkhun becanda.

“Kau ini, aku belum berangkat saja kau sudah meminta untuk itu, heh sepertinya kau merasa bahagia karena aku tak ada disini.”

“Omo,,?? Aku juga hanya becanda, apa kau tak bisa bergurau??” ucapnya.

“Ne, aku tahu, aku juga hanya becanda. Tenang saja, aku akan membawakan kalian oleh-oleh..”


“Jadi, siapa yang akan membuatkan makanan untuk kami jika kau tak ada?” tanya Junsu. “Apa dipikirannya hanya itu?!”

Tiba-tiba Junho datang, “Tenang saja, aku yang akan memasak untuk kalian!”

“Mwo? Neo? Apa kau tidak salah?” ucap Junsu yang masih tak parcaya kalau Junho bisa memasak.

“Yaa, Hyung aku ini sudah bisa memasak. Kau tak percaya padaku??”

Nichkhun tiba-tiba berdiri, “Aku pergi dulu!”

“Hyung, ponsel mu dari tadi berbunyi, aku tak berani mengangkatnya,” ucap wooyoung padaku.

“Baiklah, aku masuk dulu!”

“Aku juga, aku akan kedapur untuk membuatkan kalian makanan.” Ucap Junho yang berjalan di belakang Taecyeon.

Wooyoung POV

“Hyung, dari tadi kalian bicarakan apa?” tanya ku pada junsu Hyung yang sejak tadi bersama Taecyeon dan Nichkhun.

“Tadi Taecyeon bilang dia akan mengambil cuti dan akan berangkat ke Amerika besok.”

“Besok? Kenapa dia, tak memberitahu kami. Apa hyung yang bohong?” Aku masih tak percaya dengan ucapan Junsu hyung. “Taecyeon hyung tak mungkin pergi tanpa bilang apa-apa kepada kami, ini tak masuk akal?”

“Ahk, kau ini memang tak pernah percaya dengan ku.”

“Baiklah, kali ini aku akan percaya kata-kata hyung.” Aku pun pergi meninggalkan hyung sendiri, dengan perasaan yang masih kesal dan bertanya-tanya.

Junsu POV

“Lagi-lagi aku di tinggal sendiri…”

“Dari pada sendiri disini seperti orang bodoh, lebih baik aku ke dalam melihat junho memasak, aku masih penasaran. Apa benar dia sudah bisa memasak??” pikirku.

 >>Skip

Junho POV

“Makan malam telah siap!” teriakku, tak lama semua pun keluar dan duduk di meja makan.

“Wah, hyung kelihatannya ini enak!” puji Chansung akan makanan yang telah ku masak untuk mereka.

Taecyeon pun menambahkan, “Akan ada yang menggantikanku untuk memasak di sini!”

Mereka pun mulai mencicipi makananku, “Wah, ini sangat enak..” komentar mereka satu per satu.


To Be Continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar