Gyowon POV
“Huh, semoga saja mereka berdua
berhasil! Aku senang, mereka bisa terbuka dengan ku.”
I Need You (난 니가 필요해) Chapter 3
Gyowon POV
“Tepat sekali, Nichkhun oppa sedang
sendiri.” Aku pun menghampirinya
yang sedang duduk di pavilion rumah.
“Hei, oppa! Kau sendiri
saja?”
“Ne, ayo duduklah,
temani aku!” pintanya.
“Dari pada hanya
duduk-duduk disini, lebih baik oppa menemaniku untuk memanfaatkan gaji
pertamaku bekerja disini, bagaimana?”
“Oh kau ingin
mentraktir ku? lebih baik kau tabung saja uang nya!”
“Yah, oppa! Kalau
begitu oppa temani aku ya, aku ingin membelikan Taec-oppa hadiah,” bujuk ku
pada nya.
Nichkhun yang
mendengarnya langsung tersenyum, “Kalau itu, baiklah!”
Dari jauh, aku melihat
Taecyeon oppa. Tapi, ketika aku ingin menghampirinya dia malah menghilang. “Aneh sekali!”
“Lebih baik aku
bergegas, dari pada kemalaman!” Nichkhun oppa pun mengantarkanku kesebuah toko
yang ramai pengunjung. Karena tak ingin ketahuan oleh orang banyak, Nichkhun
pun sedikit menyamar dengan memakai kacamata, topi dan memakai mantel yang
super tebal untuk menghilangkan kecurigaan orang-orang, terutama paparazzi yang
menyebalkan bagi para artis.
“Paparazzi, ada
dimana-mana” bisiknya, aku hanya bisa tersenyum.
“Sebelum pulang, kita
makan dulu ya!”
Aku sedikit ragu,
“Tapi, yang lain bagaimana?”
“Tak apa, aku sudah
memberitahu mereka!”
Taecyeon POV
“Sudah jam segini, mereka belum pulang
juga! Apa yang mereka lakukan diluar sana, sampai lupa waktu!”
“Hyung!” panggil
Chansung.
“Wae?”
“Hyung seperti orang
yang sedang gelisah menunggu seseorang! Benarkah dugaan ku ini?” tanya chansung
penuh kecurigaan akan gerak gerik ku ini.
“Memang benar, aku
sedang menunggu nichkhun dan gyowon.”
“Ini semakin
mencurigakan!” ucap Junho yang menguping pembicaraan kami.
“Apa nya yang
mencurigakan? Kalian mencurigai ku?”
“Iya, kami curiga kau
dan gyowon menjalin hubungan!” ucap Junsu yang tiba-tiba datang dan ikut-ikutan
mencurigaiku. Tentu saja, aku mengabaikan perkataan mereka karena hal itu tak
benar. Seperti biasa, aku memilih untuk tak memperpanjang hal tersebut dan
memilih mengalah. “Ini lebih baik, dari
pada aku terus mendengar perkataan mereka!” omel ku, yang lebih memilih
menyendiri di ruang pribadi ku, kamarku!
Sudah setengah jam aku
menunggu mereka, tak lama suara mobil terdengar dari luar. “Apa yang telah kalian lakukan hingga pukul segini?” ucapku sembari
memandangi ariloji yang sedang ku pakai.
Nichkhun POV
“Mianhae, kami pulang
terlambat,” ucapku yang langsung duduk di samping Chansung yang sedang serius
dengan tulisannya.
“Tak apa, kami bisa
memakluminya hanya saja ada seseorang yang sejak tadi gelisah seperti cacing
kepanasan,” jelas Junsu, ya aku tentu tahu siapa yang sedang dia bicarakan.
Mendengar hal tersebut Gyowon sepertinya khawatir dan mencoba menemui Taecyeon.
“Mereka sangatlah serasi.”
Gyowon POV
“Apa aku harus seberani ini?” Tepat sekali aku di depan pintu kamar
Taec-oppa. “Chayo, Fighting…” kata
itu seakan terus terdengar di telingaku dan mendorong ku untuk memberanikan
diri, dan membuang jauh-jauh kegengsianku.
Aku pun mengetuk pintu
kamarnya, “Oppa, Mianhae aku lupa mengabari mu. Kau pasti khawatir, oppa ayolah
keluar sekarang’! aku ada sesuatu untukmu.” Aku terus berbicara panjang lebar
di depan pintu kamarnya, tak ada respon. Aku terdiam dan menarik napas, tak
lama Taec-oppa pun membuka pintu kamarnya.
“Ada apa? Kau benar-benar
mengganggu, kau tahu aku sedang enak tidur,” ucapnya padaku, aku hanya bisa
tersenyum dan menahan tawa. “Tidur?
Jelas-jelas Junsu oppa bilang kau gelisah menunggu kami pulang.”
“Hei, kau kenapa
senyum-senyum sendiri? Apa nichkhun membuatmu menjadi gila?”
“Taecyeon-ssi, ini
untukmu!” aku memberikannya sebuah hadiah kecil yang tadi aku beli bersama
Nichkhun.
Dia sedikit terkejut,
“Apa ini? Hari ini bukan hari ulang tahun ku.”
“Anggap saja ini hadiah
ulang tahun mu dariku, siapa tahu ketika oppa ulang tahun aku sudah tak ada di
sekitar kalian.”
“Jangan bilang seperti
itu, kalau benar-benar terjadi, bagaimana?”
“Ya, kalau emang
terjadi sih tak apa, kalau memang itu takdir ku. Masa iya, aku harus
menghindarinya. Kata-kata ku ini benar kan?”
“Ahk, sudahlah hal ini
tak perlu di bahas. Lebih baik kau tidur, apa kau tak lelah?”
“Tidak, aku tak merasa
lelah, karena aku perginya untuk membelikan oppa ini.”
Taec-oppa terlihat
tersenyum, “Apa kau menyukaiku?” kata itu spontan keluar dari mulutnya, “Apa yang harus aku katakan?”
“Apa? Menyukaimu?
Tidak, aku hanya sekedar memberimu hadiah karena kau telah baik terhadapku.
Jangan-jangan, kau berpikir seperti itu karena aku memanggilmu “Oppa”? baiklah,
mulai besok aku tak akan memanggilmu seperti itu, taecyeon-ssi,” ucapku sedikit
emosi dan langsung saja berlalu meninggalkannya yang sepertinya terkejut
mendengar perkataan ku barusan.
Taecyeon POV
“Apa? Kenapa dia berpikir sepicik itu
tentang ku? aku tak bermaksud seperti itu, dia telah salah paham.”
Wooyoung POV
“Hyung, kau salah lagkah kali ini.
Tidak hanya aku yang pernah berbuat seperti itu, ternyata hyung lebih parah.” Bisikku dalam hati, yang sejak tadi
menguping pembicaraan mereka berdua,
“Uyoung-ah… jangan
menguping pembicaraan orang lain, kemarilah bantu aku menyelesaikan ini!”
panggil Junho yang sedang asyik dengan permainannya.
“Kau terlambat untuk
memperingatkanku, uh sepertinya mereka sedang bertengkar,” sahutku.
Tiba-tiba Junsu hyung
dan Chansung duduk disampingku dan berbisik, “Memangnya tadi, mereka
membicarakan apa?”
“Entahlah, sinyalnya
tak begitu bagus,” kataku yang sedikit serius melihat Junho bermain.
“Aku semakin penasaran,
apa yang akan terjadi kedepannya dengan mereka? Apa mereka berpacaran, atau
mereka terus begini? Bertengkar?” pikir Junsu.
“Hyung benar, mereka
sebenarnya sangat serasi. Hanya saja kegengsian mereka yang tak bisa di
hindari,” sahut Chansung yang ikut membahas hal tersebut.
Aku pun menambahkan,
“Jika aku seorang paparazzi, aku akan membahas hal ini di halaman muka majalah
Star setiap harinya.” Dua bantal pun tertuju di kepalaku, “Aduh, tataan
rambutku ini sangat berharga, apa yang telah kalian lakukan?”
Tepat pukul 06.00 pagi,
hari ini aku bangun lebih awal. Kenapa? Karena ada hal yang ingin aku lakukan.
Aku mengetuk pintu kamar noona-ku, Gyowon. Tak ada respon darinya, karena
penasaran aku pun langsung membuka pintu kamarnya yang ternyata tidak dikunci.
Aku pun cepat-cepat membangunkannya sebelum Hyung-hyung ku bangun. “Noona-ah…
ayo bangunlah temani aku lari pagi hari ini!” ucapku. Tetap saja noona tak
merespon, “Noona kau kenapa? Apa yang
harus aku lakukan?”
Tanpa pikir panjang,
aku berlari menuju kamar Taec-hyung. “Hyung… hyung, bangunlah ini masalah
serius mengenai Gyowon.”
Hyungku itu pun bangun,
“Dia kenapa?”
“Dari tadi, aku
membagunkannya tapi dia tak merespon dan terus tertidur aku takut terjadi
sesuatu padanya,” jelasku penuh kekhawatiran.
“Baiklah, aku akan ke
kamarnya dan kau bangunkan yang lainnya!”
Kami pun bergegas,
Taec-hyung pergi kekamar noona dan aku mulai membangunkan yang lainnya satu per
satu.
Taecyeon POV
“Gyowon-ah… ayo
bangunlah!” sahut ku terus menerus.
Yang lainnya pun
datang, “Bagaimana? Apa dia sudah sadar?” tanya Nichkhun.
“Kalau begitu kita bawa
saja dia ke rumah sakit, takutnya terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan!”
seru Junsu yang berlari keluar untuk menyiapkan mobil.
“Baiklah, biar aku yang
menggendongnya,” aku pun langsung membawa nya ke mobil. Dan yang lainnya
mengikuti kami menggunakan mobil yang berbeda.
Gyowon pun langsung di
periksa oleh dokter di ruang IGD, dan kami hanya bisa menunggu kabar baiknya
diluar ruangan. Tak lama seorang dokter keluar, “Dia kenapa dok?” tanya
Wooyoung yang begitu khawatir dengan keadaan Gyowon.
Dokter itu pun
menjawab, “Siapa diantara kalian keluarga nya?”
“Kami semua
keluarganya, jika ada yang ingin di sampaikan biar Nichkhun dan Taecyeon saja
yang mewakilkan kami,” jelas Junsu.
“Baiklah, kalau begitu
kalian ikut keruangan saya,” ucap dokter tersebut, kami pun mengikutinya. “Ayo
duduklah!” sahut si dokter lagi kepada kami.
“Langsung saja, pasien
ini menderita penyakit yang cukup serius,” ucap dokter itu pada kami, tentu
saja kami sangat terkejut mendengar semua ini, karena selama Gyowon bersama
kami, tak terjadi apa-apa dengannya.
“Maaf dok, jadi dia
menderita penyakit apa? Dia tak pernah sakit ataupun pingsan di depan kami,”
sahut Nichkhun mencoba menjelaskannya kepada dokter.
Raut wajah dokter
tersebut tiba-tiba berubah, “Dia tak pernah pingsan? Bagaimana mungkin, dia
sedang mengidap penyakit tumor otak stadium lanjut.”
“Apa? Ada tumor di
kepalanya? Jadi apa yang harus kita lakukan agar dia selamat dok?” tanyaku
dengan penuh kekhawatiran.
Tak lama kami pun
keluar dari ruangan dokter, yang lain telah menunggu kami. “Apa yang dokter
bilang?” tanya Wooyoung yang begitu khawatir, ya kami semua khawatir dengan
keadaan Gyowon. Dia belum sadarkan diri hingga sekarang.
Tak sepatah kata pun
keluar dari mulutku, aku tak mampu mengatakan bahwa Gyowon mengidap tumor otak
stadium lanjut, ini sudah level yang begitu berbahaya baginya. Jadi selama ini
dia sakit? Kenapa kita semua tak tahu?
“Dokter bilang, gyowon
mengidap penyakit tumor otak. Apa sebelumnya Gyowon sering pingsan dan
emosional?” nichkhun berbalik bertanya pada mereka.
Wooyoung dan Chansung
yang akhir-akhir ini dekat dengan Gyowon pun mencoba mengingat kejadian yang
telah lalu. “Noona tak pernah pingsan, bahkan noona juga tak pernah marah pada
kami,” jelas Chansung dengan wajah polosnya itu.
Wooyoung pun
menambahkan, “Ya, aku setuju dengan Chansung. Jangan-jangan jika kita sedang
latihan, hal seperti itu pun terjadi padanya. Dan mungkin saja noona
menyembunyikan hal ini karena dia tak ingin merepotkan kita.” *ada-ada aja.
“Sudahlah, kita
pikirkan hal ini baik-baik. Ketika dia sadar, jangan ada yang membahas hal ini,
mengerti?” ucap Junsu dengan penuh kewibawaan.
Setengah jam berlalu,
akhirnya Gyowon pun sadar. Hanya tertinggal aku di ruangannya, yang lain pergi
untuk latihan, ini kedua kalinya aku tak ikut latihan bersama mereka.
“Oppa, aku ada dimana?”
tanya Gyowon.
“Kau ada di rumah
sakit, tenanglah kau tak apa.”
“Kenapa bisa aku
disini? Kan dari tadi aku hanya tertidur,” ungkapnya.
“Hanya tertidur?
Wooyoung panik sekali saat membangunkanmu, tapi kau tak merespon dan tak
sadar-sadar. Hingga kami pun membawamu ke rumah sakit,” jelasku padanya,
mencoba bersikap baik padanya.
“Aish, aku pasti telah
merepotkan kalian. Mianhae, lebih baik kita pulang sekarang saja!” ucapnya
sembari mencoba untuk turun dari tempat tidurnya.
“Apa? Kami tak merasa
repot, jadi kau istirahat saja. Besok baru kita pulang,” ucapku.
“Tapi…” belum selesai
dia bicara, “Tapi apa? Lebih baik kau menurut saja.”
“Huh, baiklah aku
paling tak bisa tak menurut denganmu!” ucap Gyowon dengan senyuman yang tak
lepas dari wajahnya.
“Nah, begitu kan lebih
baik, istirahatlah! Aku akan mencarikanmu makanan?” ketika aku berdiri,
tiba-tiba Gyowon menggenggam tanganku. Tentu saja aku terkejut, “Anak ini kenapa”
“Gomawo oppa, karena
oppa telah menjagaku selama ini,” ucapnya membuatku terharu dan semakin
menyayanginya.
“Iya, istirahatlah aku
akan segera kembali,” aku pun dengan pelan melepaskan genggamannya dan pergi.
Gyowon POV
“Gomapseumnida oppa,
karena oppa sangat baik kepadaku. Semoga saja oppa dan yang lainnya tak akan
tahu apa yang aku derita.”
Aku pun mencoba untuk tidur tapi
tak bisa, dan tak lama kemudian datang seorang wanita. Aku berpikir dia salah
masuk kamar, tapi….
“Annyeong hasimnika, naneun Lee
Gayeol imnida. Cheo eum boepsemnida?” ucap wanita itu kepadaku seakan
mengenalku. Tapi, aku tak mengenalnya…
“Mianhae, apa kita pernah
bertemu?” hanya kata itu yang bisa aku ucapkan padanya.
“Ne, kita belum pernah bertemu.
Aku kesini karena Nichkhun memintaku untuk menemuimu, kau Lee Gyowon kan?”
ucapnya padaku.
“Nichkhun? Menemuiku? Untuk apa?
Ne, aku Gyowon,” kataku.
Belum dia menjawab semua
pertanyaan ku, aku baru tersadar siapa yang sedang berada di hadapan ku saat
ini. “Mianhae, aku sepertinya pernah melihat foto mu di kamar Nichkhun oppa.”
Dia hanya tersenyum dan
menyahutiku, “Hah, itu bukanlah aku, dia itu saudara kembarku yang sudah
meninggal setahun yang lalu.”
“Mwo? Jadi, wanita itu sudah
meninggal, terus untuk apa Nichkhun oppa menyuruhmu menemuiku?”
“Sebenarnya aku juga tak terlalu
mengerti, aku hanya menuruti permintaannya tersebut.”
Pintu tiba-tiba terbuka, ternyata
Taec-oppa telah kembali dengan membawakanku makanan dari luar. “Maaf, telah
menunggu lama,” ucapnya.
“Ya, tak apa! Oh iya, oppa ini
Gayeol-eonni teman nichkhun oppa.”
“Benarkah, aku tak pernah tahu
kalau Nichkhun punya teman wanita?? Oh iya buburnya, ini makanlah!” Taec-oppa
mencoba membantuku untuk duduk.
“Pelan-pelan!” ucap Gayeol-eonni.
Dengan wajah yang berseri-seri,
“Apa kau mau aku menyuapimu?” ucapnya.
“Yah, oppa kau
membuatku malu dengan Gayeol-eonni. Biar aku saja, sini!” kata ku, langsung
merebut mangkok yang ada di tangannya.
“Annyeong…” terdengar suara dari luar pintu.
“Wooyoung, kau datang?”
tanya Taecyeon.
“Iya, yang lain masih
di jalan, aku kesini naik motor jadi lebih cepat!” jelasnya dengan mengedipkan sebelah
matanya. ;)
“Ada wanita cantik kok,
tak mengenalkannya padaku!” ucap wooyoung lagi dengan candaannya.
“Ne,
Naneun Gayeol, Lee Gayeol imnida.”
“Sudah
jam segini, aku harus kekantor. Aku pergi! Annyeong..” ucapnya lagi melangkah
keluar.
“Yah,
kan Nichkhun udah mau kesini, kenapa dia tak menunggu nya dulu baru pergi?”
ucapku dengan wajah cemberut.
“Kan
dia harus kekantor,” kata Wooyoung.
“Benar
juga…”
....
….
…..
……
Waktu
terus berlalu, seminggu setelah aku sakit yang terus bermalas-malasan di rumah
sakit. Yah, akhirnya aku menghirup udara segar lagi, di rumah sakit udara nya
begitu tak bersahabat, justru tiap waktu yang tercium hanya aroma obat yang
membuatku pusing.
“Eonni…”
Aku
mendengar suara, tapi siapa yang memannggilku dengan sebutan “Eonni?” aku tak
kenal siapa pun di daerah ini.. ( saat itu aku sedang keluar bersama Nichkhun
oppa, dia menunggu ku di dalam mobil ).
“Eonni..”
Suara
itu terus saja aku dengar, hingga akhirnya aku berhenti dan berbalik, ternyata
benar saja ada yang memanggilku. Anak kecil yang begitu manis, yang memanggilku
sejak tadi. “Uhh,, maaf kan aku, aku tak mengira kau memanggilku.”
“Tak apa,
eonni-ah ini punyamu kan? Aku menemukannya disana, ketika eonni sedang membeli
cemilan.”
Aku
terkejut melihat apa yang ada di tangan anak itu, “Astaga, aku hampir saja
kehilangan mu.” Aku meraih barang tersebut, dan mengelusnya seakan barang itu begitu
berarti.”
“Wah,
eonni… pasti itu dari pacar eonni kan? Eonni kelihatan sangat cemas. Baiklah,
eonni aku pulang dulu!”
“Ne,
apa kau tinggal di daerah sini, nama ku Lee gyowon kau bisa memanggilku Gyowon
eonni. Dan nama mu siapa?”
“Nama
ku Han Shin-bi, aku bermarga Han dan eonni bermarga Lee.” Ucap anak itu sembari
memancarkan senyum manisnya. “Heh, anak
ini begitu manis, ingin sekali aku mencubit pipi nya yang seperti bakpao itu.”
“Baikah,
sampai bertemu eonni.” Ucapnya, melangkah menjauh dan semakin menjauh.
Aku
pun segera pergi, ”Nichkhun oppa pasti telah menungguku.”
Aku
berlari, dan terus berlari menghampiri Nichkhun oppa yang ada di seberang
jalan, namun takdir berkata lain. Tiba-tiba suara klakson dari jauh terdengar…
Brruuuuukkk!
“Gyowon….”
Sekilas aku mendengar teriakan Nichkhun oppa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Nichkhun POV
“Gyowon-ah,
kau harus bertahan! kau akan baik-baik saja!” ucapku yang terus menggenggam
tangannya.
Gyowon
masuk keruang IGD dan segera di tindak lanjuti, aku begitu khawatir hingga lupa
untuk mengabarkan yang lainnya.
Cepatlah ke rumah
sakit..
Ini sangat gawat,
Gyowon mengalami kecelakaan!
Send : To all member
2pm
>>
SKIP
Semunya
telah datang…
“Hyung,
apa yang terjadi dengan noona?” tanya Chansung yang kelihatan begitu khawatir
bukan hanya dia, semua member lainnya begitu mengkhawatirkan keadaan Gyowon
saat ini.
“Mianhae, aku tak bisa menjaga nya dengan
baik,” ucapku dengan penuh penyeselan.
Aku
terus memandangi raut wajah Taecyeon yang sejak tadi tak mengatakan satu patah
kata pun. “Noona, ku harap kau bisa bertahan, karena noona gadis yang begitu
kuat,” terang Wooyoung.
30
menit berlalu, salah satu perawat pun keluar dari ruangan itu dan menghampiri
kami. “Mianhae, kami tak bisa menyelamatkan nya. Kami telah berusaha.”
“Apa? Aku
salah dengar kan? Katakan kalau ini tak benar! Gyowon,” Taecyeon sangat
terpukul setelah mendengar apa yang perawat itu bilang dan dia pun masuk
keruangan Gyowon, tak ada yang bisa kami perbuat ini takdir kami, kami
kehilangan seseorang yang begitu berarti di hidup kami. “Gyowon seperti adik bagiku.”
Taecyeon POV
“Gyowon, sadarlah… dari dulu aku ingin
bilang padamu, Nae Yeoja
Chingu Ga Dwae-O Jullae? Aku ingin sekali kau menjadi Yeojachingu
ku jadi aku mohon sadarlah dan hiduplah bersama ku, terus di sisiku…”
Aku
pun menggenggam tangannya, yang begitu putih dan dingin. Aku baru tersadar dia
menggenggam hadiah dari ku. kotak cincin yang pernah aku berikan sebelum di
masuk rumah sakit.
>>SKIP
…
….
…
…
1 Tahun telah berlalu, Album 2pm pun
laris terjual dan sukses…
Junsu POV
“Akhirnya,
perjuangan kita tak sia-sia,” ungkapku merasa sangat senang dengan hasil yang
begitu memuaskan untuk album kami kali ini.
“Ne,
Hyung kau benar! Aku sangat terharu, andai saja noona masih ada,” kata
Wooyoung, dia masih belum bisa melupakan Gyowon yang sudah seperti noona nya sendiri.
Sebenarnya aku juga belum bisa melupakannya, wajah cantiknya, suara lembutnya,
dan hati nya yang begitu baik. Mungkin semua member’s 2pm merasakannya, takut
akan menyakiti hati Taecyeon kami pun tak pernah lagi membahas hal itu di
hadapannya.
Nichkhun
datang menghampiri kami, “Apa kalian melihat Taecyeon?”
“Tidak,
sejak tadi kami tak melihatnya.”
“Benarkah?
Jadi dia kemana, dia harusnya kerumah sakit sekarang,” terang Nichkhun dengan
wajah penuh kekhawatiran.
“Jigeum
(sekarang)?” kata Wooyoung yang langsung berdiri dan pergi, ikut mencari
Taecyeon.
“Atau
dia ada di…” belum selesai Nichkhun bicara, dia langsung berlari. Dan akhirnya
tersisa aku disini sendiri. “Junho dan
Chansung kemana ya?”
Wooyoung POV
“Pasti hyung ada disana.”
>>SKIP
“Benarkan apa kataku.”
Baru
aku ingin menghampirinya, seseorang tiba-tiba menghentikanku dengan memegang
bahu ku.
Ternyata
Nickhun Hyung, “Hyung, kau disini juga!”
“Jangan mengganggunya, biarkan saja.” Ucapnya.
“Bagaimana
dengan cederanya? Jika kita tak secepatnya ke rumah sakit, bisa-bisa cederanya
tambah parah Hyung..”
“Baiklah,
kita tunggu dia 10 menit,” ucapnya.
Kami
menunggu Taecyeon hyung selama 10 menit, dimakam noona. “Aigo, hyung kau lama sekali” decakku dalam hati, aku khawatir akan
cederanya kemarin di concert terakhir kami.
“Kalian
disini? Kenapa hanya disini, kalian tak kesana?” kata Taecyeon Hyung yang
tiba-tiba melenyapkan khayalan-khayalan kami sejak tadi.
“Ah,
nanti saja. Kami kesini mencarimu, kau harus ke rumah sakit sekarang,” ucap
Nichkhun hyung, aku hanya mengangguk mengiyakan perkataannya.
“Baiklah,
kalian duluan saja pergi, aku akan menyusul kalian di rumah sakit.”
“Hyung,
kenapa kita tak pergi bersama saja?” ucapku agak heran.
“Ayolah,
kalian duluan saja, masih ada hal yang harus aku urus!” pintanya.
“Tapi
hyung, lebih baik kau ikut kami. Kami takut terjadi sesuatu denganmu,” bujukku
terus menerus, dan akhirnya berhasil.
>>Skip
Pukul
20.00
“Bagaimana
keadaan Hyung? Yaa, Uyoung-ssi..” tanya Chansung di ikuti dengan teriakannya
yang tak begitu enak untuk di dengar.
“Yaa,
apa bisa kau memanggilku hyung? Kau ini..”
Junho
hyung datang dengan membawa banyak belanjaan, “Uyoung-ah, bantu aku! Ini sangat
berat,” pintanya.
“Ne,
sini aku akan bawa separuh,” aku mengambil setengah barang yang hyung bawa.
“kalian kenapa? Dari luar, suara kalian telah terdengar. Masalah apa kali ini?”
“Dia
ingin sekali aku memanggilnya Hyung, tapi tetap saja aku tak mau. Sebelum dia
bisa mendapatkan kekasih, aku tak akan memanggilnya hyung,” jelas Chansung yang
masih serius membaca komik.
“Aish#???
Kau ini, baiklah sebentar lagi aku akan mendapatkan kekasih, dan kau harus
bersiap-siap memanggilku ‘hyung’!”
“Ada-ada
saja, cepatlah taruh belanjaannya di dalam, aku akan memasak untuk kalian.
Kemarin aku mendapat menu baru dari ajumma,” kata Hyung.
“Ajumma
mana?”
“Ajumma,
yang bekerja di restoran kecil dekat supermarket itu!” kata Junho-hyung yang
mulai memasukkan beberapa buah-buahan kedalam lemari pendingin.
Di
belakang dorm 2pm, terlihat Nichkhun, Junsu dan Taecyeon.
Taecyeon
POV
“Sepertinya
aku akan ambil cuti untuk sebulan.”
“Cuti?”
nichkhun tampak heran dengan apa yang aku ucapkan.
“Iya,
aku sudah membicarakannya dengan manager kita.”
Junsu
pun ikut angkat bicara, “Ya, mungkin itu lebih baik, karena saat ini kau juga
sedang cedera. Jadi, jika kau ambil cuti untuk 1 bulan itu cukup untuk membuat
kesehatanmu pulih lagi.”
“Tapi,
untuk cuti kali ini aku akan menemui oemma ku, kemarin adikku mengabariku kalau
oemma ku sedang sakit. Jadi, aku ingin sekali menjenguknya.”
“Berarti
kau akan ke Amerika?” tanya Nichkhun.
“Ya
begitulah.”
“Kalau
kau jadi pergi, kira-kira kapan kau akan berangkat?” tanya Junsu yang terus
bersandar dipundakku.
“Mungkin
beberapa hari lagi, atau mungkin lusa aku sudah berangkat. Aku juga tak bisa
ikut latihan dengan kalian,” ungkapku.
“Kalau
kau sudah mau balik ke Seoul, jangan lupa membelikan kami oleh-oleh ya!” kata
Nichkhun becanda.
“Kau
ini, aku belum berangkat saja kau sudah meminta untuk itu, heh sepertinya kau
merasa bahagia karena aku tak ada disini.”
“Omo,,??
Aku juga hanya becanda, apa kau tak bisa bergurau??” ucapnya.
“Ne,
aku tahu, aku juga hanya becanda. Tenang saja, aku akan membawakan kalian
oleh-oleh..”
“Jadi,
siapa yang akan membuatkan makanan untuk kami jika kau tak ada?” tanya Junsu. “Apa dipikirannya hanya itu?!”
Tiba-tiba
Junho datang, “Tenang saja, aku yang akan memasak untuk kalian!”
“Mwo?
Neo? Apa kau tidak salah?” ucap Junsu yang masih tak parcaya kalau Junho bisa
memasak.
“Yaa,
Hyung aku ini sudah bisa memasak. Kau tak percaya padaku??”
Nichkhun
tiba-tiba berdiri, “Aku pergi dulu!”
“Hyung,
ponsel mu dari tadi berbunyi, aku tak berani mengangkatnya,” ucap wooyoung
padaku.
“Baiklah,
aku masuk dulu!”
“Aku
juga, aku akan kedapur untuk membuatkan kalian makanan.” Ucap Junho yang
berjalan di belakang Taecyeon.
Wooyoung
POV
“Hyung,
dari tadi kalian bicarakan apa?” tanya ku pada junsu Hyung yang sejak tadi
bersama Taecyeon dan Nichkhun.
“Tadi
Taecyeon bilang dia akan mengambil cuti dan akan berangkat ke Amerika besok.”
“Besok?
Kenapa dia, tak memberitahu kami. Apa hyung yang bohong?” Aku masih tak percaya
dengan ucapan Junsu hyung. “Taecyeon
hyung tak mungkin pergi tanpa bilang apa-apa kepada kami, ini tak masuk akal?”
“Ahk,
kau ini memang tak pernah percaya dengan ku.”
“Baiklah,
kali ini aku akan percaya kata-kata hyung.” Aku pun pergi meninggalkan hyung
sendiri, dengan perasaan yang masih kesal dan bertanya-tanya.
Junsu
POV
“Lagi-lagi
aku di tinggal sendiri…”
“Dari
pada sendiri disini seperti orang bodoh, lebih baik aku ke dalam melihat junho
memasak, aku masih penasaran. Apa benar dia sudah bisa memasak??” pikirku.
>>Skip
Junho
POV
“Makan
malam telah siap!” teriakku, tak lama semua pun keluar dan duduk di meja makan.
“Wah,
hyung kelihatannya ini enak!” puji Chansung akan makanan yang telah ku masak
untuk mereka.
Taecyeon
pun menambahkan, “Akan ada yang menggantikanku untuk memasak di sini!”
Mereka
pun mulai mencicipi makananku, “Wah, ini sangat enak..” komentar mereka satu
per satu.
To Be Continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar