“Sial…
pasti ponselnya mati! Supermarket terdekat?” aku terus berpikir supermarket
terdekat di daerah sini dimana? “Ya, dia pasti disana!” aku pun langsung
bergegas pergi.
I Need You (난 니가 필요해) Chapter 2
Gyowon
POV
“Kenapa
aku berpikir Taecyeon sangat khawatir terhadapku?” pikirku. “Ya ampun,
lagi-lagi aku berpikir seperti ini. Itu tak mungkin..”
“Hmm,,
Gyowon-ah… Gyowon-ah..” seru ku terus mengingat saat Taecyeon memanggil namaku
seperti itu. “Meskipun aku telah terbiasa di jalanan, tapi kenapa aku begitu
takut kali ini? “ aku terus berbicara sendiri tak ada hentinya.
Aku
terduduk di bangku yang ada di pinggir jalan, dibawah pepohonan yang teduh. Tak
lama, sebuah motor berhenti tepat di hadapanku. “Taecyeon-ssi…” ucapku.
“Syukurlah,
kau disini. Ayo naik!” seru nya dan memberikanku helm.
“Gomawo,
karena kau telah menemukanku,” ucapku. Dia hanya diam dan terus melaju. “Lagi-lagi dia diam dan cuek!”
Semua
belanjaan telah di bayar di kasir, langsung saja kami meninggalkan tempat
tersebut. Taecyeon membawa motor dengan kelajuan minimal, “Betapa nyamannya dan beruntung nya seseorang yang bisa selalu disisi
Taecyeon oppa.”
Semakin
lama, Taecyeon membawa motornya dengan kecepatan penuh tentu saja aku kaget dan
begitu khawatir. Melihat jalanan ini, aku tak pernah melihatnya. Aku bingung
saat dulu aku ini tinggal di Seoul atau di mana? banyak tempat yang sebelumnya
tak pernah aku lihat.
“Taecyeon-ssi…kau
akan membawa ku kemana? Kau menculikku, dan ingin mejualku?” ucapku dengan
teriakan cukup kencang di telinganya.
“YA….
Taecyeon-ssi, turunkan aku disini!” ucapku lagi. Tiba-tiba Taecyeon benar-benar
menghentikan motornya di pinggir jalan. “Kau sangat berisik, apa bisa kau diam
sejenak saja. Aku tak mungkin menjualmu, emang ada yang mau dan tertarik
padamu?” tanya Taecyeon membuatku tersinggung.
“Apa?
Jadi begini kah sikapmu yang sebenarnya terhadap perempuan? Aku mengira kau
lelaki yang baik,” kataku membuatnya sedikit kesal.
“Apa
kau mau aku tinggal disini sendiri? Jika tidak, lebih baik kau menurut dan diam
saja!” seru nya padaku membuatku terdiam dan langsung saja menurutinya.
Dia
membawa ku kesebuah butik di pinggir jalan yang lumayan ramai. “Ayo masuklah!”
ucapnya.
Belum
kami masuk, dari jauh sudah ada sekerumunan remaja yang berlari kearah kami
yang membuatku takut.
“Taecyeon-ssi…
apa yang harus kita lakukan?” tanyaku padanya yang juga kelihatan panik.
“Aku
tak tahu, lebih baik kau naik sekarang, dan kita pergi,” ucapnya menarikku.
Kami
pun pergi mencoba menjauh dan menghindar dari para fans fanatic Taecyeon yang
selalu tahu dirinya ada dimana. Tak ada tujuan lain, Taecyeon membawaku pulang
kerumah. Ternyata yang lain sudah pulang..
“Kalian
dari mana saja?” tanya Junsu.
“Kami
baru tiba, habis belanja kebutuhan dapur. Kalian sudah lama pulang?” tanya
Taecyeon.
“Baru
saja, hyung nanti malam kau akan kemana?” tanya Wooyoung.
“Tak
kemana-mana, memangnya ada apa?” Taecyeon berbalik bertanya.
“Bagaimana
kalau hyung menemani ku.”
“Kemana?”
tanya Taecyeon. “Lihat saja nanti hyung juga akan tahu, tapi nanti saja ya aku
kasih tahunya.” Ucap Wooyoung yang langsung keluar bersama chansung.
“Maaf,
Nichkhun oppa ada dimana?” tanya ku pada mereka. “Nichkhun? Entahlah, tadi
bersama kami tapi kenapa tiba-tiba dia menghilang?” ucap Junho yang bingung
sendiri.
“Benarkah,
baiklah aku akan masak pasti kalian sangat lapar,” ucapku.
“Gyowon-ah,
tak perlu memasak! kami sudah makan di luar tadi. Dan nanti malam kami akan
keluar jadi kau tak perlu memasak, aku akan membelikanmu makanan,” kata Junsu
yang sedikit lebih dewasa dari yang lainnya.
“Baiklah…”
ucapku yang langsung menarik tangan Taecyeon. Kami berbicara di taman belakang,
“Ada apa?” tanya nya. “Maaf, aku Cuma mau tanya,” ucapku.
“Tanya
apa? Apa kau ingin menanyakan nichkhun padaku?” ucapnya dengan nada aneh.
“Tidak,
aku cuma heran, aku disini bekerja untuk kalian, dan memasak untuk kalian itu
termasuk pekerjaan ku. Tapi, jika kalian terus makan di luar bisa di bilang aku
hanya memanfaatkan kalian,” jelasku dengan wajah memelas.
“Seharusnya
kau senang, tak harus memasak dan kesusahan. Jadi kau bisa beristirahat,
bukannya begitu?” Taecyeon berbalik bertanya.
“Entahlah,
aku juga berpikir seperti itu, tapi tetap saja aku tak begitu enak hati jika
terus begini.”
“Begini,
anggap saja kau disini tak bekerja dan statusmu disini sebagai bagian dari
kami, bagaimana? Hm, sebagai orang yang dekat dengan kami, dan membantu kami
tapi bukan sebagai pembantu kami.”
“Kau
tak perlu memikirkannya,” serunya padaku.
Saat
malam, rumah ini begitu sepi semuanya sedang keluar. Entahlah, apa ada
seseorang yang tak pergi dan mau menemaniku. Aku pun ke taman belakang mencoba
untuk mencari udara segar. Tak tahu nya, disana ada Nichkhun oppa yang sedang
duduk sendiri sambil melihat langit.
“Hmm,,
nichkhun-ssi, apa yang kau lakukan sendiri di sini?” tanya ku menghancurkan
lamunannya.
“Gyowon,
ayo duduk!” ucapnya.
“Kau
tak ikut yang lainnya pergi? Aku kira hanya aku sendiri dirumah yang cukup
besar ini.”
“Tidak,
aku sedang malas untuk keluar rumah, oh iya sepertinya lebih enak kau
memanggilku Nichkhun oppa, dari pada Nichkhun-ssi.”
Aku
hanya tertawa kecil, “Benarkah? Aku jadi malu, mendengarnya.”
Melihat
Nichkhun oppa, aku jadi teringat dengan foto
yang aku temukan di kamar Nichkhun oppa saat bersih-bersih disana. Aku
pun mencoba untuk menakannya padanya karena penasaran, “Oppa, aku ingin
menanyakan sesuatu.”
“Ne,,
mwo? Ayo, bilang saja!”ucapnya.
“Begini,
kemarin saat aku sedang membersihkan kamar oppa, aku menemukan ini,” aku pun
melihatkan foto itu padanya.
Nichkhun
pun hanya terdiam ketika melihat foto yang ada di tangan ku ini. Aku tak tahu
apa yang aku lakukan ini betul atau salah. Aku terus memperhatikan ekspresinya
tersebut, tak lama mata Nichkhun oppa berkaca-kaca. Aku pun mencoba untuk
menghiburnya..
“Oppa
kenapa? Apa aku salah,” ucapku.
Nichkhun
oppa hanya terdiam, aku merasa begit bersalah padanya. Tak seharusnya aku
menanyakan hal itu padanya, apa perempuan itu adiknya, atau tunangannya? Atau
bahkan calon istri nya??
Tiba-tiba
Nichkhun oppa memelukku, tentu saja aku kaget dan tak menyangkah. “Ada apa ini?”
Taecyeon POV
“Wooyoung
ada-ada saja, masa iya dia ingin aku menemaninya berkencan dengan perempuan
yang dia sukai? Itu cara yang paling salah,” ucapku terus saja mengomel sambil
terus melangkah masuk (pulang kerumah).
Ku
lihati sekeliling rumah, tampak sepi. Apa
Gyowon dan Nichkhun sudah tidur? Hm, entahlah… aku begitu lelah hari ini.”
Karena begitu haus, aku pun masuk
kedapur dan mengambil air mineral di lemari pendingin. Aku terkejut melihat
Gyowon dan Nichkhun di taman belakang sedang berpelukan berdua. Ingin rasanya
aku menghampiri mereka, mungkin saja Nichkhun merasa sedih hingga dia harus
melakukan hal tersebut. Aku pun berlalu pergi dan membatalkan niatku tadi, “Lebih baik aku tidur saja.”
Gyowon POV
“Aigoo, aku harus bagaimana sekarang?
Kalau yang lain melihat kami bagaimana? Aku begitu khawatir..”
Nichkhun
oppa pun melepas pelukannya, “Maaf.”
Tentu
saja aku langsung menjawab, “Tak apa, aku yang harus bilang maaf pada oppa,
sepertinya aku telah membuat oppa bersedih. Kalau begitu aku akan masuk,
tiba-tiba aku begitu ngantuk berada di luar,” ucapku.
“Ya,
baiklah selamat malam,” kata Nichkhun oppa , aku pun mengangguk.
Tepat
pukul 05 pagi…
“Huh…
begitu dingin ya jam segini,” ucapku.
“Iya,
itu benar sekali,” jawab seseorang yang tiba-tiba berada di sampingku.
“Taecyeon…
sejak kapan kau ada disini?”
“Sejak
kau bilang, saat ini begitu dingin,” ucapnya sembari tersenyum.
“Apa
kau ingin ikut dengan ku?”
“Hah,
kemana?” tanya ku bingung.
“Lari
pagi, agar tubuh tetap sehat,” ucapnya menggempalkan tangannya.
“Baiklah,
tapi aku ganti baju dulu ya,” ucapku. Tiba-tiba saja dia menarikku, “Tak perlu,
begini saja sudah cukup.”
Taecyeon POV
“Entah kenapa, jika bersamanya aku
merasa tenang dan senang… apa lagi jika melihatnya marah. Aigoo!”
“Apa
kau betah tinggal bersama kami?” tanya ku pada Gyowon yang sejak tadi hanya
diam.
“Ya,
aku sangat betah, karena kalian adalah orang yang baik,” ucapnya.
“Benarkah…
aku senang mendengarnya. Oh iya, waktu itu sebenarnya aku ingin membawa mu
kebutik untuk membeli beberapa pakaian untukmu, tapi karena ada sedikit
gangguan…”
“Tak
apa, aku cukup senang kau berpikir untuk membelikan ku baju,” ucapnya yang
memotong pembicaraan ku.
“Kapan-kapan
kita keluar untuk belanja ya!”
“Baiklah,
aku setuju-setuju saja..” ucapnya dengan senyuman yang begitu manis.
Sejenak
kami terdiam,, aku pun mencoba untuk bertanya sesuatu padanya, “Gyowon-ah, Apa
kau menyukai Nichkhun?”
“Maaf?”
“Iya,
apa kau menyukainya?” ucapku lagi.
“Tidak,
kenapa kau berpikir begitu?” tanyanya.
“Waktu
itu, aku tak sengaja melihat mu bersamanya, ya kalian berpelukan. Tentu saja
aku berpikir demikian,” jelasku.
“Oh
waktu itu, huh sangat susah menjelaskannya. Awalnya aku menemukan sebuah foto wanita di kamar Nichkhun oppa, jadi aku pun
menanyakan hal tersebut padanya. Dan tak tahu, nichkhun oppa tiba-tiba mata nya
berkaca-kaca dan memelukku. Mungkin, untuk melepas kan kesedihannya..”
“Foto
perempuan…”
“Iyaa,
wanita itu cantik dan manis,” ucap gyowon.
“Cantik dan manis? Siapa ya…” hal itu terus memenuhi pikiranku sejak tadi
hingga kami tiba di rumah pun aku masih memikirkannya.
“Apa harus aku menanyaka hal ini pada
nichkhun?"
Wooyoung POV
“Annyeong,
hyung kau dari mana saja?”
“Hah,
kami tadi lari pagi buat refreshing,” ucap Hyungku yang satu itu.
“Refreshing
kok malah lari pagi, refreshing itu liburan,” ujarku.
“Kau
hanya tahu kata itu, “Liburan”!” ucap Junsu hyung.
Tiba-tiba
Noona yang berbeda sebulan dari ku datang, “Mianhae, pagi ini aku terlambat
membuatkan kalian sarapan.”
“Tak
apa, ini bukan salah noona tapi salah TaecHyung yang mengajak noona pergi,
parahnya lagi kenapa kalian tak mengajakku!” ucap Chansung, aku yang
mendengarnya hanya tersenyum sinis memandang ke arahnya, yang langsung
melempariku buah apel.
“YA…
kau kira ini tak sakit?”
“Sudah
lah, kalian seperti anak-anak saja. Apa kalian tak malu denga sikap kalian yang
seperti itu, kan disini ada gadis cantik yang bersama kita,” ucap Junho membuat
Gyowon noona tersipuh malu.
Gyowon POV
Aku
melirik kearah Taecyeon oppa, “Dia kenapa
diam saja? Apa dia masih memikirkan hal tadi. Foto itu, apa dia masih
memikirkan hal tersebut.”
“Gyowon-ah,
ayo duduklah! Biasakan dirimu untuk sarapan bersama kami, jangan hanya ingin
sarapan sendiri di dapur,” kata nichkhun yang baru ikut bicara.
Baru
saja aku ingin duduk, Taecyeon dan Nichkhun oppa secara bersamaan berdiri dan
menyiapkan kursi yang berbeda untukku, tentu saja semuanya bingung tak
terkecuali denganku. “Aku harus memilih
yang mana?” akhirnya, aku pun
memilih Taecyeon oppa, “Mianhae, nichkhun
oppa!”
“Sepertinya
ada yang aneh,” ucap Wooyoung yang berjalan kearah toilet.
Sudah
hampir sebulan aku tinggal bersama mereka, dan selama itu juga banyak hal yang
terjadi di antara kami. Aku tak ingin menghilang dari dunia ini karena aku
ingin terus bersama mereka..
Wooyoung POV
“Apa yang harus aku lakukan, aku begitu
kaku dalam percintaan.”
“Uyoung-ah…
apa kau ada masalah?” ucap Gyowon noona yang tiba-tiba datang dan duduk di
sampingku.
“Anio,
ini hanya masalah yang sangat kecil,” tegas ku sedikit berbohong.
“Masalah
sekecil apapun harus kau ceritakan kepada kami, siapa tahu kami bisa membatu
mu,” ungkapnya lagi, yang beberapa hari ini begitu dekat dengan chansung.
Dengan
sedikit ragu aku mencoba untuk menceritakannya, “Tapi, noona jangan
menertawaiku ya! Begini, aku sedang mencintai seseorang. Tapi, aku begitu
bingung untuk mengutarakan perasaanku padanya.”
“Wah,
ternyata kalian sedang bermasalah dengan percintaan!”
“Heh’…
memang nya siapa lagi selain aku?”
“Chansung
juga sedang menyukai seseorang, semoga saja bukan perempuan yang sama, jangan
sampai seperti drama-drama yang ada.” Aku hanya bisa menghela napas, jika itu
terjadi. “Jangan sampai… memangnya type wanita
yang ku sukai sama dengan type wanita nya?”
“Tenanglah!
Itu tak akan terjadi, aku yakin 100%. Kenapa perasaan mu itu terus kau simpan,
memangnya ada gunanya? Justru kau akan mati penasaran dengan perasaanmu itu,”
ungkap Noona ku yang satu ini, yang menjadi pelengkap di antara kami.
“Ne,
baiklah! Aku akan segera menemuinya!”
“Segera?
Harusnya sekarang,”serunya menyemangatiku.
Gyowon POV
“Huh, semoga saja mereka berdua
berhasil! Aku senang, mereka bisa terbuka dengan ku.”
To Be Continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar