Whatsup!

Sudah 8 tahun berlalu. . .
Dan ternyata banyak yang telah berubah. Tidak dengan blog ini, masih sama seperti dulu.

Kamis, 01 Mei 2014

FF 2pm "I Need You (난 니가 필요해)" Chapter 2



“Sial… pasti ponselnya mati! Supermarket terdekat?” aku terus berpikir supermarket terdekat di daerah sini dimana? “Ya, dia pasti disana!” aku pun langsung bergegas pergi.

 I Need You (난 니가 필요해) Chapter 2



Gyowon POV

“Kenapa aku berpikir Taecyeon sangat khawatir terhadapku?” pikirku. “Ya ampun, lagi-lagi aku berpikir seperti ini. Itu tak mungkin..”

“Hmm,, Gyowon-ah… Gyowon-ah..” seru ku terus mengingat saat Taecyeon memanggil namaku seperti itu. “Meskipun aku telah terbiasa di jalanan, tapi kenapa aku begitu takut kali ini? “ aku terus berbicara sendiri tak ada hentinya.

Aku terduduk di bangku yang ada di pinggir jalan, dibawah pepohonan yang teduh. Tak lama, sebuah motor berhenti tepat di hadapanku. “Taecyeon-ssi…” ucapku.

“Syukurlah, kau disini. Ayo naik!” seru nya dan memberikanku helm.

“Gomawo, karena kau telah menemukanku,” ucapku. Dia hanya diam dan terus melaju. “Lagi-lagi dia diam dan cuek!”

Semua belanjaan telah di bayar di kasir, langsung saja kami meninggalkan tempat tersebut. Taecyeon membawa motor dengan kelajuan minimal, “Betapa nyamannya dan beruntung nya seseorang yang bisa selalu disisi Taecyeon oppa.”

Semakin lama, Taecyeon membawa motornya dengan kecepatan penuh tentu saja aku kaget dan begitu khawatir. Melihat jalanan ini, aku tak pernah melihatnya. Aku bingung saat dulu aku ini tinggal di Seoul atau di mana? banyak tempat yang sebelumnya tak pernah aku lihat.

“Taecyeon-ssi…kau akan membawa ku kemana? Kau menculikku, dan ingin mejualku?” ucapku dengan teriakan cukup kencang di telinganya.

“YA…. Taecyeon-ssi, turunkan aku disini!” ucapku lagi. Tiba-tiba Taecyeon benar-benar menghentikan motornya di pinggir jalan. “Kau sangat berisik, apa bisa kau diam sejenak saja. Aku tak mungkin menjualmu, emang ada yang mau dan tertarik padamu?” tanya Taecyeon membuatku tersinggung.

“Apa? Jadi begini kah sikapmu yang sebenarnya terhadap perempuan? Aku mengira kau lelaki yang baik,” kataku membuatnya sedikit kesal.

“Apa kau mau aku tinggal disini sendiri? Jika tidak, lebih baik kau menurut dan diam saja!” seru nya padaku membuatku terdiam dan langsung saja menurutinya.

Dia membawa ku kesebuah butik di pinggir jalan yang lumayan ramai. “Ayo masuklah!” ucapnya.

Belum kami masuk, dari jauh sudah ada sekerumunan remaja yang berlari kearah kami yang membuatku takut.

“Taecyeon-ssi… apa yang harus kita lakukan?” tanyaku padanya yang juga kelihatan panik.

“Aku tak tahu, lebih baik kau naik sekarang, dan kita pergi,” ucapnya menarikku.

Kami pun pergi mencoba menjauh dan menghindar dari para fans fanatic Taecyeon yang selalu tahu dirinya ada dimana. Tak ada tujuan lain, Taecyeon membawaku pulang kerumah. Ternyata yang lain sudah pulang..

“Kalian dari mana saja?” tanya Junsu.

“Kami baru tiba, habis belanja kebutuhan dapur. Kalian sudah lama pulang?” tanya Taecyeon.

“Baru saja, hyung nanti malam kau akan kemana?” tanya Wooyoung.

“Tak kemana-mana, memangnya ada apa?” Taecyeon berbalik bertanya.

“Bagaimana kalau hyung menemani ku.”

“Kemana?” tanya Taecyeon. “Lihat saja nanti hyung juga akan tahu, tapi nanti saja ya aku kasih tahunya.” Ucap Wooyoung yang langsung keluar bersama chansung.

“Maaf, Nichkhun oppa ada dimana?” tanya ku pada mereka. “Nichkhun? Entahlah, tadi bersama kami tapi kenapa tiba-tiba dia menghilang?” ucap Junho yang bingung sendiri.

“Benarkah, baiklah aku akan masak pasti kalian sangat lapar,” ucapku.

“Gyowon-ah, tak perlu memasak! kami sudah makan di luar tadi. Dan nanti malam kami akan keluar jadi kau tak perlu memasak, aku akan membelikanmu makanan,” kata Junsu yang sedikit lebih dewasa dari yang lainnya.

“Baiklah…” ucapku yang langsung menarik tangan Taecyeon. Kami berbicara di taman belakang, “Ada apa?” tanya nya. “Maaf, aku Cuma mau tanya,” ucapku.

“Tanya apa? Apa kau ingin menanyakan nichkhun padaku?” ucapnya dengan nada aneh.

“Tidak, aku cuma heran, aku disini bekerja untuk kalian, dan memasak untuk kalian itu termasuk pekerjaan ku. Tapi, jika kalian terus makan di luar bisa di bilang aku hanya memanfaatkan kalian,” jelasku dengan wajah memelas.

“Seharusnya kau senang, tak harus memasak dan kesusahan. Jadi kau bisa beristirahat, bukannya begitu?” Taecyeon berbalik bertanya.

“Entahlah, aku juga berpikir seperti itu, tapi tetap saja aku tak begitu enak hati jika terus begini.”

“Begini, anggap saja kau disini tak bekerja dan statusmu disini sebagai bagian dari kami, bagaimana? Hm, sebagai orang yang dekat dengan kami, dan membantu kami tapi bukan sebagai pembantu kami.”

“Kau tak perlu memikirkannya,” serunya padaku.

Saat malam, rumah ini begitu sepi semuanya sedang keluar. Entahlah, apa ada seseorang yang tak pergi dan mau menemaniku. Aku pun ke taman belakang mencoba untuk mencari udara segar. Tak tahu nya, disana ada Nichkhun oppa yang sedang duduk sendiri sambil melihat langit.

“Hmm,, nichkhun-ssi, apa yang kau lakukan sendiri di sini?” tanya ku menghancurkan lamunannya.

“Gyowon, ayo duduk!” ucapnya.

“Kau tak ikut yang lainnya pergi? Aku kira hanya aku sendiri dirumah yang cukup besar ini.”

“Tidak, aku sedang malas untuk keluar rumah, oh iya sepertinya lebih enak kau memanggilku Nichkhun oppa, dari pada Nichkhun-ssi.”

Aku hanya tertawa kecil, “Benarkah? Aku jadi malu, mendengarnya.”

Melihat Nichkhun oppa, aku jadi teringat dengan foto  yang aku temukan di kamar Nichkhun oppa saat bersih-bersih disana. Aku pun mencoba untuk menakannya padanya karena penasaran, “Oppa, aku ingin menanyakan sesuatu.”

“Ne,, mwo? Ayo, bilang saja!”ucapnya.

“Begini, kemarin saat aku sedang membersihkan kamar oppa, aku menemukan ini,” aku pun melihatkan foto itu padanya.

Nichkhun pun hanya terdiam ketika melihat foto yang ada di tangan ku ini. Aku tak tahu apa yang aku lakukan ini betul atau salah. Aku terus memperhatikan ekspresinya tersebut, tak lama mata Nichkhun oppa berkaca-kaca. Aku pun mencoba untuk menghiburnya..

“Oppa kenapa? Apa aku salah,” ucapku.

Nichkhun oppa hanya terdiam, aku merasa begit bersalah padanya. Tak seharusnya aku menanyakan hal itu padanya, apa perempuan itu adiknya, atau tunangannya? Atau bahkan calon istri nya??

Tiba-tiba Nichkhun oppa memelukku, tentu saja aku kaget dan tak menyangkah. “Ada apa ini?”

Taecyeon POV

“Wooyoung ada-ada saja, masa iya dia ingin aku menemaninya berkencan dengan perempuan yang dia sukai? Itu cara yang paling salah,” ucapku terus saja mengomel sambil terus melangkah masuk (pulang kerumah).

Ku lihati sekeliling rumah, tampak sepi. Apa Gyowon dan Nichkhun sudah tidur? Hm, entahlah… aku begitu lelah hari ini.”

 Karena begitu haus, aku pun masuk kedapur dan mengambil air mineral di lemari pendingin. Aku terkejut melihat Gyowon dan Nichkhun di taman belakang sedang berpelukan berdua. Ingin rasanya aku menghampiri mereka, mungkin saja Nichkhun merasa sedih hingga dia harus melakukan hal tersebut. Aku pun berlalu pergi dan membatalkan niatku tadi, “Lebih baik aku tidur saja.”

Gyowon POV

“Aigoo, aku harus bagaimana sekarang? Kalau yang lain melihat kami bagaimana? Aku begitu khawatir..”

Nichkhun oppa pun melepas pelukannya, “Maaf.”

Tentu saja aku langsung menjawab, “Tak apa, aku yang harus bilang maaf pada oppa, sepertinya aku telah membuat oppa bersedih. Kalau begitu aku akan masuk, tiba-tiba aku begitu ngantuk berada di luar,” ucapku.

“Ya, baiklah selamat malam,” kata Nichkhun oppa , aku pun mengangguk.

Tepat pukul 05 pagi…

“Huh… begitu dingin ya jam segini,” ucapku.

“Iya, itu benar sekali,” jawab seseorang yang tiba-tiba berada di sampingku.

“Taecyeon… sejak kapan kau ada disini?”

“Sejak kau bilang, saat ini begitu dingin,” ucapnya sembari tersenyum.

“Apa kau ingin ikut dengan ku?”

“Hah, kemana?” tanya ku bingung.

“Lari pagi, agar tubuh tetap sehat,” ucapnya menggempalkan tangannya.

“Baiklah, tapi aku ganti baju dulu ya,” ucapku. Tiba-tiba saja dia menarikku, “Tak perlu, begini saja sudah cukup.”

Taecyeon POV

“Entah kenapa, jika bersamanya aku merasa tenang dan senang… apa lagi jika melihatnya marah. Aigoo!”

“Apa kau betah tinggal bersama kami?” tanya ku pada Gyowon yang sejak tadi hanya diam.

“Ya, aku sangat betah, karena kalian adalah orang yang baik,” ucapnya.

“Benarkah… aku senang mendengarnya. Oh iya, waktu itu sebenarnya aku ingin membawa mu kebutik untuk membeli beberapa pakaian untukmu, tapi karena ada sedikit gangguan…”

“Tak apa, aku cukup senang kau berpikir untuk membelikan ku baju,” ucapnya yang memotong pembicaraan ku.

“Kapan-kapan kita keluar untuk belanja ya!”

“Baiklah, aku setuju-setuju saja..” ucapnya dengan senyuman yang begitu manis.

Sejenak kami terdiam,, aku pun mencoba untuk bertanya sesuatu padanya, “Gyowon-ah, Apa kau menyukai Nichkhun?”

“Maaf?”

“Iya, apa kau menyukainya?” ucapku lagi.

“Tidak, kenapa kau berpikir begitu?” tanyanya.

“Waktu itu, aku tak sengaja melihat mu bersamanya, ya kalian berpelukan. Tentu saja aku berpikir demikian,” jelasku.

“Oh waktu itu, huh sangat susah menjelaskannya. Awalnya aku menemukan sebuah foto  wanita di kamar Nichkhun oppa, jadi aku pun menanyakan hal tersebut padanya. Dan tak tahu, nichkhun oppa tiba-tiba mata nya berkaca-kaca dan memelukku. Mungkin, untuk melepas kan kesedihannya..”

“Foto perempuan…”

“Iyaa, wanita itu cantik dan manis,” ucap gyowon.

“Cantik dan manis? Siapa ya…”  hal itu terus memenuhi pikiranku sejak tadi hingga kami tiba di rumah pun aku masih memikirkannya.

“Apa harus aku menanyaka hal ini pada nichkhun?"

Wooyoung POV

“Annyeong, hyung kau dari mana saja?”

“Hah, kami tadi lari pagi buat refreshing,” ucap Hyungku yang satu itu.

“Refreshing kok malah lari pagi, refreshing itu liburan,” ujarku.

“Kau hanya tahu kata itu, “Liburan”!” ucap Junsu hyung.

Tiba-tiba Noona yang berbeda sebulan dari ku datang, “Mianhae, pagi ini aku terlambat membuatkan kalian sarapan.”

“Tak apa, ini bukan salah noona tapi salah TaecHyung yang mengajak noona pergi, parahnya lagi kenapa kalian tak mengajakku!” ucap Chansung, aku yang mendengarnya hanya tersenyum sinis memandang ke arahnya, yang langsung melempariku buah apel.

“YA… kau kira ini tak sakit?”

“Sudah lah, kalian seperti anak-anak saja. Apa kalian tak malu denga sikap kalian yang seperti itu, kan disini ada gadis cantik yang bersama kita,” ucap Junho membuat Gyowon noona tersipuh malu.

Gyowon POV

Aku melirik kearah Taecyeon oppa, “Dia kenapa diam saja? Apa dia masih memikirkan hal tadi. Foto itu, apa dia masih memikirkan hal tersebut.”

“Gyowon-ah, ayo duduklah! Biasakan dirimu untuk sarapan bersama kami, jangan hanya ingin sarapan sendiri di dapur,” kata nichkhun yang baru ikut bicara.

Baru saja aku ingin duduk, Taecyeon dan Nichkhun oppa secara bersamaan berdiri dan menyiapkan kursi yang berbeda untukku, tentu saja semuanya bingung tak terkecuali denganku. “Aku harus memilih yang mana?”  akhirnya, aku pun memilih Taecyeon oppa, “Mianhae, nichkhun oppa!”

“Sepertinya ada yang aneh,” ucap Wooyoung yang berjalan kearah toilet.

Sudah hampir sebulan aku tinggal bersama mereka, dan selama itu juga banyak hal yang terjadi di antara kami. Aku tak ingin menghilang dari dunia ini karena aku ingin terus bersama mereka..

Wooyoung POV

“Apa yang harus aku lakukan, aku begitu kaku dalam percintaan.”

“Uyoung-ah… apa kau ada masalah?” ucap Gyowon noona yang tiba-tiba datang dan duduk di sampingku.

“Anio, ini hanya masalah yang sangat kecil,” tegas ku sedikit berbohong.

“Masalah sekecil apapun harus kau ceritakan kepada kami, siapa tahu kami bisa membatu mu,” ungkapnya lagi, yang beberapa hari ini begitu dekat dengan chansung.

Dengan sedikit ragu aku mencoba untuk menceritakannya, “Tapi, noona jangan menertawaiku ya! Begini, aku sedang mencintai seseorang. Tapi, aku begitu bingung untuk mengutarakan perasaanku padanya.”

“Wah, ternyata kalian sedang bermasalah dengan percintaan!”

“Heh’… memang nya siapa lagi selain aku?”

“Chansung juga sedang menyukai seseorang, semoga saja bukan perempuan yang sama, jangan sampai seperti drama-drama yang ada.” Aku hanya bisa menghela napas, jika itu terjadi. “Jangan sampai… memangnya type wanita yang ku sukai sama dengan type wanita nya?”

“Tenanglah! Itu tak akan terjadi, aku yakin 100%. Kenapa perasaan mu itu terus kau simpan, memangnya ada gunanya? Justru kau akan mati penasaran dengan perasaanmu itu,” ungkap Noona ku yang satu ini, yang menjadi pelengkap di antara kami.

“Ne, baiklah! Aku akan segera menemuinya!”

“Segera? Harusnya sekarang,”serunya menyemangatiku.

Gyowon POV

“Huh, semoga saja mereka berdua berhasil! Aku senang, mereka bisa terbuka dengan ku.”

To Be Continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar