Can
You See Me?
Author :
Hyera Jung
Cast :
Baekhyun, Sehun, Oh Hyuri (OC), other member of EXO.
Genre :
Mystery, friendship, sad, etc.
Length :
Chap. 3
“Byun
Baekhyun, aku tahu kau masih ada disini. Kau pasti sedang menyaksikan
pemakamanmu kan? Apa kau sedih?” ucap seorang namja, yang kemarin memeluk
Hyuri, yang ku tahu itulah nama yeoja yang kemarin terus menangisi ku.
Aku
sedikit terkejut mendengar ucapan namja itu, mata ku kini terbelalak kaget.“Aku
bisa melihatmu Baekhyun!” ucapnya lagi.
“Ya!Apa
maksudmu? Apa kau sudah gila?” ucap salah satu dari 7 namja lainnya.
“Aku
memang bisa melihatnya, aku tidak sedang
bergurau. Aku tahu kalian tak bisa melihatnya, tapi aku bisa!” ini semakin
membuatku bingung, apa orang itu benar-benar bisa melihatku.
“Ya!Sehun,
hentikan!” teriak namja dengan mata sayup yang ada dihadapannya.
“Oppa,
hentikan.Aku tahu, kau juga merasa kehilangan Baekhyun.Tapi, kurasa ini
berlebihan,” timpal Hyuri mengelus bahu Sehun.
“Ternyata
kau begitu peduli padanya, bagaimana jika salah satu dari kami juga pergi. Apa
kau juga akan bersikap seperti ini?” kata namja yang memiliki tinggi sama
sepertiku. Ya, kurang lebih.
“Kalian,
hentikan semua ini.Dengan kematian Baekhyun ini, tidak ada hubungannya dengan
kita.Tidak ada hubungannya dengan EXO atau siapapun.Lebih baik kita pergi!”
ucap namja yang memiliki suara sedikit melengking itu.
Setelah
itu, mereka pergi.Dan aku?Harus kemana aku?Aku belum tahu pasti, Sehun
benar-benar bisa melihatku atau dia memang hanya bergurau.Aku ingin memastikannya.
Siang
ini, mereka kembali kesekolah.Mereka terlihat sibuk, bermain basket.Aku tak
melihat Hyuri diantara mereka. Aku hanya bisa menunggu Sehun, hingga ia
berhenti bermain. Hanya itu yang bisa ku lakukan saat ini.
Sekitar
setengah jam kemudian, mereka akhirnya berhenti. Sehun meninggalkan
kawan-kawannya yang ia sebut EXO itu, dan pergi kesebuah ruangan. Entah ruangan
apa itu. aku mengikutinya.
Tiba-tiba
dia berhenti dan menutup pintu ruangan itu setelah aku ikut masuk kedalamnya.“Aku
sudah menduga, kau akan mengikuti ku Baekhyun.”
Aku
masih terdiam mendengarkannya berbicara, “Aku bersyukur karena aku masih bisa
melihatmu, meski bukan dengan tubuh aslimu.”
“Kau
benar-benar bisa melihat ku?”
Dia
mengangguk, dan duduk di kursi yang ada di ruang itu. Aku hanya berdiri dan
menunggu, apa yang akan ia katakan setelahnya. “Siapa yang melakukan ini
padamu?”
“Aku
juga tak tahu, aku tak bisa mengingat apa-apa saat ini.”
“Bahkan
masalah, yang baru terjadi kemarin?Apa kau mengingat Hyuri?”
“Aku
tak mengingat siapapun, bahkan aku tak mengingat mu.Apa kita teman baik dulu?”
“Tidak, kita tak berteman sampai Hyuri datang.Baru dua hari yang lalu kita saling berbicara.Dan karena itu juga kau terkena masalah.Tapi, aku tak pernah berpikir kau akan pergi secepat ini.”
Aku
hanya bisa menghela napasku berkali-kali.“Apa
aku masih bisa bernapas?” hahahaha
“Dari
jam 5 sore, kau kerja di caffe hingga jam 12 malam. Dan kenapa kau bisa
terjatuh dari atas atap sekolah?Ini terasa janggal, ini aneh.”
Lagi-lagi
aku tak mengerti, aku hanya bisa menggaruk kepalaku sambil terus berpikir.“Jika
sepulang kerja kau langsung meninggalkan caffe dan pergi kesekolah.Seharusnya
itu tak terjadi jika tak ada orang yang mengajakmu untuk bertemu,” selidik Sehun
dengan mengusap-usap dagunya.
“Bisa
saja, hari itu ada seseorang yang mengajakku untuk bertemu di atas atap
sekolah.Tapi, aku tak bisa berpikir jika aku sengaja didorong.Jadi, ini sebuah
pembunuhan?”
“Kau
benar-benar bodoh.Ini sudah jelas sebuah pembunuhan karena kau telah mati.Jika
kau masih hidup itu bukan pembunuhan namanya.Polisi masih mencoba menyelidiki
siapa dalang dari pembunuhan ini.aku juga akan mencari tahu, siapa yang tega
membunuh orang menyedihkan sepertimu.”
“Aku
kira kau baik, ternyata mulutmu lebih menyakitkan dari siapapun.Tak bisa kah
kau menutupi kesengsaraanku semasa hidupku?Dari ucapanmu itu saja, aku sudah
tahu kalau hidupku pasti menyedihkan,” ucapku merasa kesal pada namja tinggi
yang sudah berdiri di hadapanku.
“Aku
akan keluar, yang lain pasti menungguku!”
Aku
pun terduduk lemas setelah Sehun meninggalkanku sendiri diruangan itu. Perasaan
apa ini? aku bodoh, aku tak dapat mengingat apa-apa. Siapa yang membunuhku?
Sepulang
sekolah, aku pun ikut bersama Sehun.Dia pulang bersama Hyuri, mengarah
kerumahnya.Ya, sepertinya mereka bersaudara. Karena Hyuri memanggilnya ‘oppa’,
jujur saja jika mereka tidak bersaudara sungguh mereka sangatlah serasi jika
mereka pacaran.
“Kenapa
diam saja?” tanya Sehun. Entah, dia sedang berbicara padaku atau Hyuri.
“Hmm,
aku tak ingin bicara,” jawab Hyuri.
“Tidak,
aku tak bicara padamu?” seketika Hyuri menoleh kearah Sehun dengan ekspresi
bingung.
“Aku
sedang berbicara dengan Baekhyun,” kata Sehun tanpa basa basi.
“Apa
kau gila?” ucapku singkat.“Oppa? Kau tak menjadi gila kan?” kata Hyuri, yang
kebetulan sama seperti pemikiranku.
“Tidak,
aku tak gila.Hyuri, percaya atau tidak.Baekhyun bersama kita saat ini, dia ada
dibelakangmu.Tepat dibelakangmu!” terang Sehun masih dengan wajah datar, memperhatikan
jalan didepannya.
Hyuri
menghela napasnya panjang, dan aku hanya bisa berdiam diri mendengarkan
perkataan mereka.“Apa Hyuri akan
percaya?”
“Aku
tak yakin, tapi aku akan mempercayainya. Apa yang sedang Baekhyun lakukan?”
tanya Hyuri, membuatku tersedak.
“Dia?
Dia sedang memerhatikanmu, tapi dia tak bisa mengingat apa-apa tentang mu bahkan tentang hidupnya yang menyedihkan
itu,” timpal Sehun lagi-lagi membuatku kesal.
Tamparan
pelan tertuju pada pergelangan Sehun, “Oppa, jika Baekhyun ada disini kenapa
kau tega sekali berbicara begitu.Bagaimana jika dia merasa tersinggung hah?”
kata Hyuri.
“Tak
apa, aku tak tersinggung.Terima kasih Hyuri!” ucapku sembari menunduk karena
terharu.
“Dia
bilang, dia tak tersinggung. Dan dia bilang terima kasih padamu,” kata Sehun
memberitahu Hyuri apa yang baru saja ku ucapkan. Dan Hyuri tersenyum
setelahnya.“Sama-sama Baekhyun.”
Setelah
sampai dirumah Sehun, aku merasa sangat takjub melihat rumah Sehun yang
betul-betul mewah.Sepertinya sewaktu hidupku, aku memang menyedihkan.Sehun
terduduk di sofa ruang tamunya dan menumpuhkan kepalanya pada kedua tangannya.
“Siapa?Siapa
yang sudah melakukan ini?” ucapnya berulang kali.
Aku
berpikir, apa sebuah arwah juga memerlukan tidur? Tubuhku terasa lelah, tapi
mata ini tak bisa ku pejamkan.Sepertinya tak bisa.Aku hanya bisa melihat Sehun
yang sudah tidur lelap diatas kasurnya saat ini.
“Dia
namja yang baik, terima kasih Sehun.”
.
.
2
minggu setelah kematianku.Aku masih belum lenyap dari dunia ini, arwahku masih
berada diantara mereka.
“Hyung,
ada yang ingin ku bicarakan padamu!” ucap Luhan dengan gerak-gerik yang
mencurigakan pada namja yang ia panggil hyung itu.
“Kenapa?Sepertinya
sangat penting,” luhan langsung menariknya kesudut ruangan.
Aku
tak ingin menguping pembicaraan orang lain. Jadi aku hanya melihat mereka dari
balik jendela kaca yang bisa dengan jelas memperlihatkan keseriusan mereka saat
ini.“Bicara apa mereka?”
Namja
yang ia panggil hyung itu tiba-tiba terdiam kaku, bahkan matanya pun terlihat
sangat susah untuk berkedip. “Ada apa dengannya?”
Setelah
10 menit, akhirnya mereka keluar dan menghampiri teman-temannya.“Xiumin hyung,
berjanjilah kau tak akan menceritakan hal ini pada siapapun.Hanya hyung yang ku
percaya saat ini.berjanjilah padaku!” seru Luhan terus mendesak Xiumin, yang
masih terdiam dengan mata sipitnya yang semakin membulat.
“Hmm,
aku berjanji!” ucapnya agak terbata-bata.
Sebuah
sunggingan terlukis dari bibir Luhan, sepertinya dia puas.Aku sekarang berada
di antara mereka. Ternyata mereka tak begitu asyik… masing-masing dari mereka
memiliki rahasia dan belum bisa terbuka akan hal itu.
Aku
pun berniat untuk pergi, aku sedang mencari keberadaan Hyuri.
“Kau
mau kemana?” teriak Sehun, karena begitu terkejut langsung saja ia menutupi
mulutnya dengan kedua tangannya.
“Siapa?”
tanya seorang dari mereka, yang memiliki lingkaran hitam di sekeliling matanya.
“Eh,
aku sedang membaca sebuah pesan.Maaf!”Sehun panik dan mulai mengutak ngatik
ponselnya, agar teman-temannya itu tak curiga.
Aku
hanya tersenyum melihat Sehun, dan kembali melanjutkan langkahku.Aku memasuki
setiap ruangan berharap bisa menemukan seorang Hyuri.Dan ternyata dia berada di
perpustakaan.Dia seorang diri disana.
Aku
mulai mendekat kearah Hyuri, duduk tepat di hadapannya.Dia terus tertunduk, aku
tak bisa melihat wajahnya dengan jelas.Tak lama, setetes demi setetes air
bening mulai berjatuhan membasahi wajah mulusnya itu.“Dia kenapa?Kenapa dia bisa menangis seperti itu?ingin sekali aku
menghapus air matanya, tapi… itu tak mungkin!” ucapku merasa gentir melihat
Hyuri yang sejak hari itu memang terlihat sangat murung.
Ke
inginanku untuk menghapus air mata Hyuri, tak bisa ku tahan. Ku beranikan diri
mencoba menghapus air mata itu. aku mulai mendekatinya. Kini jemariku sudah
mendekati pipi putih mulusnya.Ya, aku bisa merasakannya, aku menyentuhnya.
Tibat-tiba
Hyuri memegangi pipinya, dan menghapus air matanya.Aku terkejut dan menjauhkan
tanganku darinya.“Seharusnya aku tak begini.tapi, tetap saja, kenapa aku merasa
dia pergi karena ku?” ucap Hyuri pada dirinya sendiri.
Aku
kembali duduk, di tempatku tadi duduk.Tapi, Hyuri tiba-tiba berdiri dan mulai
merapikan buku-buku yang ada di atas meja.Aku hanya bisa mengikutinya dari
belakang.Tiba-tiba saja Hyuri terjatuh. Entah, karena apa? Semua bukunya
berserakan di lantai.Aku ingin membantunya, tapi tak bisa, aku tak bisa
membantunya.
Dia
mulai merapikan buku-bukunya yang berjatuhan.Tak lama secarik kertas yang
sepertinya terselip didalam bukunya, ikut terjatuh.Hyuri kembali memungut
kertas itu, dan kembali memandang kertas itu.
“Hmm,,
Baekhyun!” ucapnya pelan.
“Baekhyun?Bukankah
itu aku?” kataku, mencoba mengintip secarik kertas yang ada dalam genggaman
Hyuri saat ini.
“Eoh?
Itu… …”
-oOo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar