Author : Hyera Jung
Genre : Romance, sad, friendship, etc.
Cast :
- -Park Chanyeol
- -Oh EunHa (OC)
- -Byun Baekhyun
- -Kris (cameo)
- -Kang Ha-Ni (OC)
Length : Oneshoot
Rated : T
Warning : Di larang keras mengCOPAS!
Author POV
Kini namja itu menatap lekat yeoja yang ada
di hadapannya saat ini. Terus memadanginya, namun sayang pandangan yeoja itu
bukanlah untuknya.
“Ya! Kau melamun?” sahut seorang namja yang
berdiri di sampingnya.
“Eoh? Anio, aku hampir lupa. Aku ada janji,
aku pergi!” namja itu pun pergi meninggalkan semuanya. Dia sempat berbalik,
untuk melihat yeoja itu lagi.
Dia melangkah dengan wajah tersenyum, namun
tak sepenuhnya tersenyum. Dia terus berjalan, sebuah batu pun menjadi
pelampiasan kekecewaan nya saat ini. Namja jangkung ini sedang patah hati.
Chanyeol, Park Chanyeol, itulah namanya. Mencintai yeoja, yang tak seharusnya
ia cintai. Yeoja yang mencintai namja lain, yaitu sahabatnya sendiri, Kris.
Chanyeol POV
Dia tak pernah tahu, dia tak tahu aku lebih
dulu menyukainya. Tapi, kenapa malah Kris yang memilikinya? Aku tahu, aku
memang seorang pecundang, aku menyadarinya. Tapi, tetap saja ini tak adil. Ha-Ni,
dia lebih memilih Kris. Betapa menyesakkan nya, jika harus melihat mereka
berdua setiap hari nya. Aku muak, bahkan aku ingin lari meninggalkan semuanya.
Kini aku sudah berada di kamarku, tempat
paling nyaman melampiaskan semua kekesalanku. “Aku ada janji?” heh, itu hanya
sebuah alasan, agar aku tak melihat kedua orang itu. bermesraan di hadapanku.
Aku dan Kris sudah lama berteman, dari
tahun pertama kami di SME High School. Dia teman yang baik, aku tak menaruh
dendam padanya karena dia menjalin hubungan dengan Ha-Ni. Tapi, setiap aku
melihat dia bersama Ha-Ni, dia berhasil membuat hati ku remuk seketika. Ha-Ni,
yeoja yang membuat ku mencintainya sejak dulu, bahkan sebelum Kris mengenalnya.
Dan selama itu juga aku berusaha membuang
perasaan ini, karena aku tahu dimata Ha-Ni bahkan di hatinya hanya ada Kris.
Tak apa, mungkin sebentar lagi perasaan itu akan hilang. Setelah hari kelulusan
kami. Seminggu ini aku sibuk mengurus kegiatan yang akan di adakan di sekolah
kami, -celebration party- untuk kelulusan kami. Itu cukup melelahkan bagiku,
karena aku ketua panitia untuk kegiatan itu, ada beban besar yang kini ku
tanggung. Aku tak boleh menghancurkan semuanya, aku ingin perpisahan kali ini
akan terus kami ingat.
Author POV
Seminggu kemudian . . . . .
Semua telah siap, ruangan itu telah di
penuhi kursi-kursi untuk semua siswa dan siswi SME High School. Panggung altar
untuk penerimaan sertifikat pun sudah berhias bunga-bunga dan mikrofon untuk
mereka berpidato.
Chanyeol terlihat tampan dengan kemeja
putih yang di balut jas, benar-benar tampan. Dia berdiri di himpitan siswa yang
berkerumunan akan mengambil tempat untuk duduk. Orang tua mereka juga hadir,
menyaksikan buah hati mereka kini bertambah dewasa. Kelulusan ini, awal dari
kesuksesan mereka. Masa depan yang telah menanti mereka, telah ada di depan
mata.
Perayaan ini sukses, tak sia-sia kerja
keras Chanyeol dan teman-temannya mempersiapkan semuanya dengan maksimal. Hari
itu benar-benar membahagiakan. Sebelum acara selesai, sesi untuk berfoto pun
tiba. Semua siswa dan siswi SME saling berbagi foto dengan keluarga dan
teman-teman mereka. Orang tua Chanyeol pulang lebih dulu setelah sesi itu,
karena urusan kantor yang harus ditangani. Tak lama Kris datang menghampirinya,
tentu ia bersama sang kekasih, Ha-Ni, Kang Ha-Ni.
Chanyeol POV
Dia semakin dekat, ya mereka semakin dekat
menghampiriku. Dari jauh pun Kris sudah melambaikan tangan nya kearahku, aku hanya
membalasnya dengan senyuman.
“Kerja bagus, chukkae!” ucap namja yang
lebih tinggi dari ku, yang kini sudah berdiri tepat di hadapanku.
Aku membalasnya dengan rangkulan hangat,
“Nde, gomawo!”
Kris mengeluarkan ponsel nya dan mengajak
kami untuk ber selfie, ya kami. Aku, Kris dan Ha-Ni. Ini pertama kalinya aku
bisa mengambil foto bersamanya, itupun kami bertiga. Setelah semua selesai, aku
pulang lebih dulu dari yang lain, aku benar-benar lelah.
Aku pun beristirahat, ku tutup kedua
mataku, badan ku sudah lemas. Kini aku sudah ada dalam mimpi-mimpi indahku.
Author POV
3 bulan kemudian. . . . .
Chanyeol tertidur pulas dalam mimpinya,
matahari pun masih bersembunyi di balik awan sama seperti Chanyeol yang masih
bersembunyi dalam selimut tebal itu. tiba-tiba ponsel nya terus berbunyi. Mau
tak mau, ia pun bangun dan meraih ponsel yang ada diatas meja, tepatnya di
samping tempat tidurnya. Dengan mata yang sembab, ia memaksa matanya untuk
terus terbuka dan memandangi layar ponsel nya itu.
Chanyeol POV
“Aissht, sepagi ini? Siapa yang mengirimi
ku pesan sepagi ini, heh?” aku terus bergumam, dengan kesalnya.
Aku masih dengan posisiku, terus memeluk
guling empuk ini. rasanya aku masih ingin tidur, aku tak ingin pergi
kemana-mana. setelah cukup lama aku disana, ku paksakan diriku bangun, dan
pergi ke kamar mandi.
Setelah bersiap-siap, aku pun segera
berangkat ke kampus. Tempatku kini menuntut ilmu. Sesampai ku di Hangang
University, seorang namja dengan tinggi rata-rata itu sudah menanti ku. dengan
memasang wajah cemberut dia terus memandangiku dengan kedua tangan yang ia
silangkan di dada nya.
“Kau lama sekali, apa kau tak tahu atau
pura-pura tak tahu. Buku tugasku ada padamu, dan kau datang jam segini?” dia
terus mengomeliku dan sering kali berniat untuk menjitak kepalaku, tapi sayang
aku lebih tinggi darinya jadi susah untuknya melakukan itu. hahahaha
“Mianhaeyo Baekhyun-ssi, mimpi ku sangat
indah jadi aku tak ingin bangun lebih cepat,” terang ku padanya dengan sedikit
manis agar dia tak lagi memarahiku. Dengan begitu, seperti nya dia telah luluh.
Aku pun merangkulnya dan berjalan menuju kelas kami.
Di perjalanan yang tak begitu jauh itu, aku
kembali teringat dengan sahabatku itu, -Kris- dia telah jauh, kami tak lagi
berada di Negara yang sama. Setelah pesta perayaan itu, ia mengatakan bahwa ia
akan melanjutkan study nya di luar negeri, di LA. Dan Ha-Ni??
Dia ikut bersama Kris, mereka memang sangat
susah untuk di pisahkan. Bahkan, mereka berencana akan bertunangan di sana. Aku
sungguh bodoh, jika terus mengharapkannya. Mengharapkan cinta yang tak akan
pernah datang untukku. Aku hanya mendoakan yang terbaik untuk hubungan mereka.
Semoga saja Kris tak bermain api di belakang Ha-Ni karena yang ku tahu
yeoja-yeoja yang ada disana bisa menarik perhatian namja, apalagi namja tampan
seperti Kris.
“Apa kau melamun?” Baekhyun menepuk pipi ku
dengan pelan, hingga lamunanku buyar seketika.
“Eoh? Nde, aku melamunkan gadis cantik yang
ada dimimpiku, ah jinjja dia benar-benar cantik!” ucapku melangkah meninggalkannya.
“Ya! Apa dia manis? Lebih manis mana dia di
banding aku?” canda Baekhyun di hadapanku dengan memasang wajah manisnya itu.
“Apa itu penting? Mmm, Byun Baekhyun
sahabat ku ini lebih manis dari yeoja manapun, apa sekarang kau puas?” cetusku
dengan senyum kecut kepadanya.
Aku kembali melangkah, dia masih
mengejarku. “Chanyeol-ssi!!” aku masih tak menghiraukannya, aku menambah
kecepatanku. Aku pun berjalan mundur menggoda Baekhyun agar mengejarku. Tapi
hal lain pun terjadi, aku menabrak seseorang.
“Mianhae…yo!” mata ku terbelalak kaget
setelah melihat orang itu. yeoja yang kini berdiri tepat di hadapanku itu. oh
my god, yeoja ini…
“Apa tak ada tempat lain untukmu bermain?
Ini tempat untuk belajar, bukan untuk bermain. Jika terus begini, lebih baik
kau pergi membawa temanmu itu keluar sana atau tidak ke taman bermain,” omel
yeoja itu padaku, dia bahkan tak memberiku waktu sedetikpun untuk berbicara.
“Omo? Sepertinya aku salah orang,” benakku
seakan tak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar.
“Bukannya aku sudah meminta maaf padamu?
Apa itu kurang? Kenapa kau harus berkata seperti itu?” ribuan pertanyaan
kutujukan padanya, yeoja aneh ini terus menatapku.
Bukannya menjawab, dia malah pergi
meninggalkanku membawa kekesalannya. “Ada apa dengannya? Apa yang terjadi?”
Baekhyun menghampiriku, namun aku tak menjawabnya. Langsung saja aku menariknya
pergi dari tempat itu. tempat itu akan menjadi tempat kesialan ku karena telah
bertemu dengannya
Kami mengikuti pelajaran dengan lancar hari
ini. Selama menjadi anak baru disini, belum ada seseorang yang bisa membuatku
tertarik, kecuali Baekhyun, hehehe. Maksudku, belum ada seorang yeoja yang bisa
menggantikannya, menggantikan Ha-Ni di hatiku. Ah, anio, ini hanya omong
kosong. Perasaan itu telah lama lenyap, semenjak dia pergi bersama Kris,
seketika perasaan itu ikut lenyap.
Author POV
Setelah semua pelajaran mereka selesai,
Chanyeol dan Baekhyun pun pergi –kesuatu tempat- tempat di mana mereka
menghabiskan waktu mereka. Mereka memasuki restoran kecil di pinggir jalan.
“Annyeong haseyo, ahjumma!” sapa Chanyeol
dengan ramah sambil menunduk, di ikuti jawaban dari ahjumma yang ia panggil.
“Eomma, Chanyeol sedang ingin makan kue
beras buatan eomma yang super pedas itu. kami akan keatas!” gumam Baekhyun pada
ahjumma itu, yang ternyata eomma nya.
“Hmm,, naiklah! Eomma, akan segera
membawakannya untuk kalian,” sahut sang eomma ramah.
Baekhyun dan Chanyeol pun segera naik,
menaiki anak tangga yang tak terlalu banyak itu. Restoran kecil ini sengaja di
buat oleh appa Baekhyun karena eomma nya yang suka memasak. Appa Baekhyun juga
seorang pengusaha yang cukup terkenal di Seoul, hanya saja keluarga mereka
begitu harmonis dan tentram, sehingga eomma Baekhyun dengan mudah mengapresiasikan
hobby memasaknya itu.
“Aigo, aku sangat lelah!” kata Chanyeol,
merebahkan tubuh nya di atas kasur yang empuk itu. kaki panjang nya itu kini
mengenai kepala Baekhyun yang duduk di bawah.
“Ya! Singkirkan kakimu!” keluhnya meringis
kesakitan. Buru-buru Chanyeol menjauhkan kakinya dari kepala Baekhyun.
“Mianhae, Baekki-ah!”
Tak lama eomma Baekhyun datang, membawa kue
beras pesanan mereka, kue beras kesukaan Chanyeol buatan eomma Baekhyun. “Ah,
jeongmal gomawo, ahjumma!” Chanyeol tersenyum sumeringah, dengan menebarkan
senyum termanisnya itu.
“Oh, kwiyeopta!” ucap eomma Baekhyun
sembari mengusap dagu Chanyeol gemas.
Baekhyun menatapnya aneh, “Ada apa
denganmu? Tak biasa nya kau berlagak seperti itu.”
“Gwaenchanha!” setelah mengatakan itu
mereka saling berdiam diri. Chanyeol pun seperti sedang memikirkan sesuatu.
“Baekki-ah…” panggilnya tak lama.
“Mmm, wae?” sahut Baekhyun dengan alis yang
ia kerutkan.
“Apa kau sempat melihat yeoja tadi? dia
seperti yeoja yang hadir dimimpi ku tadi malam. Benar-benar cantik, tapi sifat
mereka benar-benar berbeda!” terang Chanyeol masih memikirkan hal itu.
“Dia? Cantik… tentu saja dia bisa hadir
dalam mimpimu. Kau pasti sudah jatuh cinta padanya,” gumam Baekhyun melahap kue
berasnya dengan semangat 45.
“Ah, ini berbeda. Aku baru bertemu
dengannya pagi tadi, ini benar-benar kebetulan atau dia memang takdirku.”
“What? Your destiny? Hello…” ucap Baekhyun
berlagak seperti pemain drama yang berlebihan.
Chanyeol hanya memandangnya aneh, dengan
menyunggingkan bibir atasnya tanda bingung. Baekhyun kembali keposisi semula.
“Apa kau tak mau memakannya? Mereka terus memandangku, memaksaku agar aku
memakannya!” ucap Baekhyun dengan terus memandangi kue beras yang masih utuh di
depan matanya. Chanyeol baru menyadarinya, dengan cepat dia melahap habis
makanan yang sudah ada di depannya sejak tadi.
.
.
.
.
Chanyeol POV
“Kemana anak itu beberapa hari ini? dia tak
pernah menggangguku, bahkan pesanku tak ia balas!” aku terus bergumam karena
tak kunjung menemukan orang itu, orang yang beberapa hari ini menghilang begitu
saja, Byun Baekhyun.
Aku sudah mengelilingi seluruh kampus,
hasilnya nihil, aku tak menemukan batang hidungnya. Semua ruangan kelaspun
sudah ku periksa. Ahk, ada satu yang belum. Perpustakaan??
Dengan cepat aku melangkah menuju
perpustakaan, suasana di perpustakaan memang tak seramai kantin. Tapi, kali ini
keadaannya memang sungguh berbeda. Aku tahu sekarang sudah tahun 2014,
kehidupan semakin canggih dengan munculnya produk baru Samsung S5. Tapi, apa
tak ada seorang pun yang mendatangi perpustakaan ini? tak ada kehidupan
didalamnya.
Aku mendengar suara orang tak jauh dari
tempat ku berdiri. Dengan pelan aku melangkah mendekati arah suara itu, aku
mencoba untuk mengintip. Dan. . . . .
Pemandangan yang tak enak pun harus ku
saksikan, ani. . . mereka tak melakukan sesuatu yang buruk. Mereka hanya
mengobrol dengan buku di tangan masing-masing. Tapi, orang itu Byun Baekhyun
dan yeoja yang ada dalam mimpi ku. aku merasa di khianati sekarang.
“Apa ini yang membuatnya hilang begitu
saja?” ucapku pelan bahkan seakan berbisik.
Aku pergi meninggalkan mereka. Aku tak
tahu, perasaan apa yang kini menggorogoti hatiku, tapi ini sakit. Seperti di
tikam, dengan belati tepat di jantungku. Ini berlebihan, lebih dari perasaan
cemburu ku terhadap Kris.
Author POV
Setelah itu, gantian, kini giliran Chanyeol
yang menjauhi Baekhyun. Beberapa hari tak bertemu Baekhyun, dia juga merindukan
namja itu. tapi, bagaimana lagi dia terlanjur marah pada Baekhyun.
Sore ini Chanyeol akan pergi untuk
bersepeda, semacam olahraga sore. Dengan memakai topi dan baju yang menampakkan
bentuk tubuhnya itu, dia terlihat lebih tampan. Dia terus mengayuh sepedanya,
keringatnya pun terus bercucuran.
Ketika berusaha mengusap keringat yang ada
di wajahnya, ia lepas kendali. Hampir saja ia menabrak seseorang. Syukur saja
dia dengan cepat menarik rem sepedanya itu, dan buru-buru turun mengecek
keadaan orang yang hampir ia tabrak.
“Apa kau baik-baik saja? Mianhaeyo,
jeongmal!” ucap Chanyeol mengusap pelan lutut yeoja itu yang terlihat memar,
dia merasa menyesal.
“Nae gwaenchanha! Nado mianhaeyo,” suara
itu terdengar familiar di telinga Chanyeol.
Chanyeol pun memalingkan wajahnya menatap
yeoja yang sudah menatapnya sejak tadi. “Eoh? Kau. . .?”
Chanyeol tersentak kaget. “Apa kau
benar-benar tak apa?” Chanyeol kembali menanyakan keadaan yeoja itu.
Yeoja itu berpaling melangkah menjauhi
Chanyeol tanpa mengucapkan sepatah kata. Chanyeol buru-buru menyusulnya dengan
menuntun sepedanya. “Mianhaeyo!” ucapnya lagi.
“Tak apa, ini hanya luka kecil. Jadi, kau
tak perlu merasa bersalah!” terang yeoja itu. dia tak berjalan dengan baik.
“Aku tahu itu pasti perih bukan, ayo
naiklah! Aku akan mengantarmu pulang,” ajak Chanyeol meraih tangan yeoja itu.
“Eoh? Mengantarku, dengan sepeda itu?”
“Tentu saja! Kajja, naiklah!” paksa
Chanyeol menarik pergelangan tangan yeoja itu. namun, yeoja itu hanya menurut
dan tak membantahnya.
Di perjalanan
mereka saling berdiam. Jantung Chanyeol berdetak lebih cepat dari biasanya. “Aku harap dia tak merasakannya!” gumamnya
dengan menggigit bibir bawah yang sudah merah itu.
“Aku belum tahu
nama mu?” walau sedang gugup, Chanyeol berhasil mengucapkan sesuatu.
“Nae. . . Eunha,
Oh Eunha. Kau Chanyeol kan?” ucap Eunha tersenyum tipis walau Chanyeol tak bisa
melihat senyumnya itu.
“Mmm, kau tahu
dari mana?”
“Baekhyun banyak
bercerita tentang mu padaku!” gumam yeoja itu lagi.
Chanyeol dengan
tiba-tiba menghentikan sepedanya, menarik rem dalam. “Baekhyun-ssi?” Eunha
hanya mengangguk dan berdiri dihadapan chanyeol.
“Wae geurae?”
“Anio, naiklah!”
kini nada bicaranya terdengar berbeda dari yang tadi. dia juga terus tersenyum.
“Chanyeol-ssi!” panggil Eunha. Chanyeol hanya menjawab dengan bergumam.
“Mianhae! Aku
sedikit emosi saat itu, jadi aku malah marah-marah padamu!” terang Eunha dengan
muka bersalahnya, tapi tetap saja Chanyeol tak dapat melihatnya. Pandangan
Chanyeol masih terus kedepan, memerhatikan jalannya.
Chanyeol tertawa
kecil, “Kau masih memikirkannya? Itu sudah berlalu cukup lama, lupakan saja!”
jawabnya enteng.
“Menurutmu
begitu? Baiklah…”
“Kau ada hubungan
apa dengan Baekhyun?”
“Baekhyun? Apa
dia tak memberitahu mu? Dia anak dari bibi ku, berarti dia saudara sepupu ku.”
“Omona, jinjja?”
“Mmm, waktu aku
marah padamu? Tak pikir panjang aku langsung ikut mengatai nya karena aku tahu
dia tak akan marah padaku,” jelas Eunha di ikuti tawaan dari keduanya.
“Chanyeol-ssi,
aku turun disini saja!” lanjutnya tak lama.
“Baiklah, sampai
jumpa besok!” kata Chanyeol kembali mengayuh sepedanya itu sembari melambaikan
tangan pada Eunha. “Wah… ternyata aku salah menilainya.” Benaknya di balik
senyum hangatnya.
Keesokan harinya.
. .
“Chanyeol-ssi. .
.” panggil Baekhyun dari jauh, bukannya berhenti, Chanyeol justru mempercepat langkahnya.
Karena nya, Baekhyun berlari kecil untuk mengejarnya.
“Apa kau mencoba
menghindariku?” gumam Baekhyun pada Chanyeol yang tiba-tiba berhenti berlari.
“Bukannya kau
yang menghindariku? Kemana saja kau, beberapa hari ini? aku terus mencari mu,
pesanku saja kau tak balas.”
Baekhyun
terkekeh, mendengar perkataan Chanyeol barusan. “Mianhae, aku tak pernah
berpikir, kau akan sekhawatir begitu terhadapku.”
Mereka berjalan
beriringan kali ini, “Beberapa hari ini aku sedang mengerjakan tugas yang di berikan
Kim seonsaengnim minggu lalu. Yang bisa membantu ku hanya satu orang, hanya
Eunha. Aku tak yakin, kau bisa membantu ku. IQ ku lebih tinggi dari mu, jika
aku kesulitan, bagaimana denganmu?” gumam Baekhyun tertawa kecil meledek
Chanyeol yang memiliki IQ lebih rendah dibanding Baekhyun.
“Terus saja kau
menertawakan ku! seharusnya aku tak memaafkanmu.”
“Yeollie-ah. . .
kau tak tahu. Aku sangat merindukanmu!” jerit Baekhyun, tak tanggung-tanggung
ia langsung memeluk erat badan Chanyeol seperti memeluk sebuah boneka.
“Ya! Lepaskan. .
. apa kau tak malu. Aku tak ingin disangka gay oleh orang lain. Singkirkan
tanganmu.”
“Kalian. . .”
Eunha tiba-tiba datang menghampiri mereka. Buru-buru Chanyeol melepas pelukan
Baekhyun darinya. Eunha hanya tersenyum melihat tingkah mereka, yang kini sudah
aneh menahan malu.
“Kau tak tahu,
betapa baiknya aku beberapa hari ini padamu. Aku terus mempromosikan dirimu
pada orang yang mengambilmu dari ku ini!” Baekhyun memandang Eunha sinis,
seperti menganggap Eunha adalah rival nya. Tapi, Eunha menganggapnya santai.
“Gomawo
Baekhyun-ssi, apa itu cukup?” tanya Chanyeol dengan polosnya.
“Eunha. . . apa
kau belum menceritakan tentang itu padanya?” tanya Baekhyun pada Eunha, ia
justru tak menanggapi Chanyeol yang sudah membulatkan kedua matanya itu.
Belum Eunha
menjawab, Chanyeol langsung menjawabnya lebih dulu. “Eunha sudah menceritakan
semuanya padaku. Bahwa kalian adalah saudara sepupu, kenapa kau tak
mengatakannya padaku?”
“Hanya itu?”
tanya Baekhyun lagi.
“A.. ha!” Eunha
mengangguk pelan dengan mata ikut membulat karena bingung.
“Ada apa lagi?
Apa ada yang tak ku ketahui lagi?” timpal Chanyeol semakin penasaran. “Palli,
apa yang belum ku tahu?”
“Jika bukan aku
yang mengatakannya. Hmm, aku tak yakin Eunha akan mengatakannya padamu. Dia
bilang padaku, semenjak kita menjadi anak baru. Dia ingin sekali berbicara
denganmu bahkan ingin lebih dekat dengan mu!” gumam Baekhyun dengan
berhati-hati.
Chanyeol terdiam
kaku, wajah keduanya sudah memerah. “Wah... wah... wajah kalian?” tunjuk Baekhyun
pada kedua orang yang sudah gagu dihadapannya.
Dengan cepat
Eunha menutupi kedua pipi nya. Begitu juga dengan Chanyeol. “Jeongmal? Apa itu
benar?” tanya Chanyeol menepuk pelan bahu Eunha.
Eunha hanya
mengangguk pelan. “Wah. . . apa aku sedang bermimpi?” Chanyeol mulai
berlebihan, menarik Eunha kedalam pelukannya.
“Apa kau tahu...
kau terus hadir dalam mimpi ku. ternyata kau lebih dulu mengkonspirasi hatiku,”
gumamnya, wajah Eunha semakin memerah.
“Dari mana kau
belajar gombalan murahan seperti itu? berhentilah... kau membuatku cemburu!”
decik Baekhyun bergurau.
“Apa kau masih
tak ingin mengatakan satu kata itu?” tanya Baekhyun lagi. Dia benar-benar
cerewet jika melihat sahabatnya seperti itu.
“Ah, arrasseo!
Eunha, Oh Eunha, nae neomu neomu joha-e!” ucapnya dengan pelan. “Jadilah
kekasih, eoh!” Eunha mengangguk mengiyakan perkataannya.
“Nado
Chanyeol-ssi. Nado saranghae!” gumam Eunha masih dalam pelukan hangat Chanyeol.
“Mm... aku ikut
berbahagia melihat kalian seperti ini. teruskanlah bakat kalian!” timpal
Baekhyun meninggalkan mereka.
“Gomawo,
Baekhyun-ah!” teriak Chanyeol, melepas pelukannya pada Eunha.
Eunha masih
merasa aneh, dia sedikit canggung bersama Chanyeol. Tapi, semakin lama itu bisa
berubah. Mereka pun menyusul Baekhyun. Tentu chanyeol pergi dengan menggenggam
erat tangan Eunha. Karena menurutnya, dengan menggenggam tangan orang yang di
cintai. Dia akan tahu sebagaimana besar perasaan mereka masing-masing.
-END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar