Whatsup!

Sudah 8 tahun berlalu. . .
Dan ternyata banyak yang telah berubah. Tidak dengan blog ini, masih sama seperti dulu.

Selasa, 10 Juni 2014

FF EXO "Conspiracy Of Heart"



“Conspiracy Of Heart”

Author    : Hyera Jung

Genre     : Romance, sad, friendship, etc.

Cast       : 

-      -Park Chanyeol
-      -Oh EunHa (OC)
-      -Byun Baekhyun
-      -Kris (cameo)
-      -Kang Ha-Ni (OC)

Length    : Oneshoot

Rated     : T

Warning  : Di larang keras mengCOPAS!



~Happy Reading~




Author POV

Kini namja itu menatap lekat yeoja yang ada di hadapannya saat ini. Terus memadanginya, namun sayang pandangan yeoja itu bukanlah untuknya.

“Ya! Kau melamun?” sahut seorang namja yang berdiri di sampingnya.

“Eoh? Anio, aku hampir lupa. Aku ada janji, aku pergi!” namja itu pun pergi meninggalkan semuanya. Dia sempat berbalik, untuk melihat yeoja itu lagi.

Dia melangkah dengan wajah tersenyum, namun tak sepenuhnya tersenyum. Dia terus berjalan, sebuah batu pun menjadi pelampiasan kekecewaan nya saat ini. Namja jangkung ini sedang patah hati. Chanyeol, Park Chanyeol, itulah namanya. Mencintai yeoja, yang tak seharusnya ia cintai. Yeoja yang mencintai namja lain, yaitu sahabatnya sendiri, Kris.

Chanyeol POV

Dia tak pernah tahu, dia tak tahu aku lebih dulu menyukainya. Tapi, kenapa malah Kris yang memilikinya? Aku tahu, aku memang seorang pecundang, aku menyadarinya. Tapi, tetap saja ini tak adil. Ha-Ni, dia lebih memilih Kris. Betapa menyesakkan nya, jika harus melihat mereka berdua setiap hari nya. Aku muak, bahkan aku ingin lari meninggalkan semuanya.

Kini aku sudah berada di kamarku, tempat paling nyaman melampiaskan semua kekesalanku. “Aku ada janji?” heh, itu hanya sebuah alasan, agar aku tak melihat kedua orang itu. bermesraan di hadapanku.

Aku dan Kris sudah lama berteman, dari tahun pertama kami di SME High School. Dia teman yang baik, aku tak menaruh dendam padanya karena dia menjalin hubungan dengan Ha-Ni. Tapi, setiap aku melihat dia bersama Ha-Ni, dia berhasil membuat hati ku remuk seketika. Ha-Ni, yeoja yang membuat ku mencintainya sejak dulu, bahkan sebelum Kris mengenalnya.

Dan selama itu juga aku berusaha membuang perasaan ini, karena aku tahu dimata Ha-Ni bahkan di hatinya hanya ada Kris. Tak apa, mungkin sebentar lagi perasaan itu akan hilang. Setelah hari kelulusan kami. Seminggu ini aku sibuk mengurus kegiatan yang akan di adakan di sekolah kami, -celebration party- untuk kelulusan kami. Itu cukup melelahkan bagiku, karena aku ketua panitia untuk kegiatan itu, ada beban besar yang kini ku tanggung. Aku tak boleh menghancurkan semuanya, aku ingin perpisahan kali ini akan terus kami ingat.

Author POV

Seminggu kemudian . . . . .

Semua telah siap, ruangan itu telah di penuhi kursi-kursi untuk semua siswa dan siswi SME High School. Panggung altar untuk penerimaan sertifikat pun sudah berhias bunga-bunga dan mikrofon untuk mereka berpidato.

Chanyeol terlihat tampan dengan kemeja putih yang di balut jas, benar-benar tampan. Dia berdiri di himpitan siswa yang berkerumunan akan mengambil tempat untuk duduk. Orang tua mereka juga hadir, menyaksikan buah hati mereka kini bertambah dewasa. Kelulusan ini, awal dari kesuksesan mereka. Masa depan yang telah menanti mereka, telah ada di depan mata.

Perayaan ini sukses, tak sia-sia kerja keras Chanyeol dan teman-temannya mempersiapkan semuanya dengan maksimal. Hari itu benar-benar membahagiakan. Sebelum acara selesai, sesi untuk berfoto pun tiba. Semua siswa dan siswi SME saling berbagi foto dengan keluarga dan teman-teman mereka. Orang tua Chanyeol pulang lebih dulu setelah sesi itu, karena urusan kantor yang harus ditangani. Tak lama Kris datang menghampirinya, tentu ia bersama sang kekasih, Ha-Ni, Kang Ha-Ni.

Chanyeol POV

Dia semakin dekat, ya mereka semakin dekat menghampiriku. Dari jauh pun Kris sudah melambaikan tangan nya kearahku, aku hanya membalasnya dengan senyuman.

“Kerja bagus, chukkae!” ucap namja yang lebih tinggi dari ku, yang kini sudah berdiri tepat di hadapanku.

Aku membalasnya dengan rangkulan hangat, “Nde, gomawo!”

Kris mengeluarkan ponsel nya dan mengajak kami untuk ber selfie, ya kami. Aku, Kris dan Ha-Ni. Ini pertama kalinya aku bisa mengambil foto bersamanya, itupun kami bertiga. Setelah semua selesai, aku pulang lebih dulu dari yang lain, aku benar-benar lelah.

Aku pun beristirahat, ku tutup kedua mataku, badan ku sudah lemas. Kini aku sudah ada dalam mimpi-mimpi indahku.

Author POV

3 bulan kemudian. . . . .

Chanyeol tertidur pulas dalam mimpinya, matahari pun masih bersembunyi di balik awan sama seperti Chanyeol yang masih bersembunyi dalam selimut tebal itu. tiba-tiba ponsel nya terus berbunyi. Mau tak mau, ia pun bangun dan meraih ponsel yang ada diatas meja, tepatnya di samping tempat tidurnya. Dengan mata yang sembab, ia memaksa matanya untuk terus terbuka dan memandangi layar ponsel nya itu.

Chanyeol POV

“Aissht, sepagi ini? Siapa yang mengirimi ku pesan sepagi ini, heh?” aku terus bergumam, dengan kesalnya.

Aku masih dengan posisiku, terus memeluk guling empuk ini. rasanya aku masih ingin tidur, aku tak ingin pergi kemana-mana. setelah cukup lama aku disana, ku paksakan diriku bangun, dan pergi ke kamar mandi.

Setelah bersiap-siap, aku pun segera berangkat ke kampus. Tempatku kini menuntut ilmu. Sesampai ku di Hangang University, seorang namja dengan tinggi rata-rata itu sudah menanti ku. dengan memasang wajah cemberut dia terus memandangiku dengan kedua tangan yang ia silangkan di dada nya.

“Kau lama sekali, apa kau tak tahu atau pura-pura tak tahu. Buku tugasku ada padamu, dan kau datang jam segini?” dia terus mengomeliku dan sering kali berniat untuk menjitak kepalaku, tapi sayang aku lebih tinggi darinya jadi susah untuknya melakukan itu. hahahaha

“Mianhaeyo Baekhyun-ssi, mimpi ku sangat indah jadi aku tak ingin bangun lebih cepat,” terang ku padanya dengan sedikit manis agar dia tak lagi memarahiku. Dengan begitu, seperti nya dia telah luluh. Aku pun merangkulnya dan berjalan menuju kelas kami.

Di perjalanan yang tak begitu jauh itu, aku kembali teringat dengan sahabatku itu, -Kris- dia telah jauh, kami tak lagi berada di Negara yang sama. Setelah pesta perayaan itu, ia mengatakan bahwa ia akan melanjutkan study nya di luar negeri, di LA. Dan Ha-Ni??

Dia ikut bersama Kris, mereka memang sangat susah untuk di pisahkan. Bahkan, mereka berencana akan bertunangan di sana. Aku sungguh bodoh, jika terus mengharapkannya. Mengharapkan cinta yang tak akan pernah datang untukku. Aku hanya mendoakan yang terbaik untuk hubungan mereka. Semoga saja Kris tak bermain api di belakang Ha-Ni karena yang ku tahu yeoja-yeoja yang ada disana bisa menarik perhatian namja, apalagi namja tampan seperti Kris.

“Apa kau melamun?” Baekhyun menepuk pipi ku dengan pelan, hingga lamunanku buyar seketika.

“Eoh? Nde, aku melamunkan gadis cantik yang ada dimimpiku, ah jinjja dia benar-benar cantik!” ucapku melangkah meninggalkannya.

“Ya! Apa dia manis? Lebih manis mana dia di banding aku?” canda Baekhyun di hadapanku dengan memasang wajah manisnya itu.

“Apa itu penting? Mmm, Byun Baekhyun sahabat ku ini lebih manis dari yeoja manapun, apa sekarang kau puas?” cetusku dengan senyum kecut kepadanya.

Aku kembali melangkah, dia masih mengejarku. “Chanyeol-ssi!!” aku masih tak menghiraukannya, aku menambah kecepatanku. Aku pun berjalan mundur menggoda Baekhyun agar mengejarku. Tapi hal lain pun terjadi, aku menabrak seseorang.

“Mianhae…yo!” mata ku terbelalak kaget setelah melihat orang itu. yeoja yang kini berdiri tepat di hadapanku itu. oh my god, yeoja ini…

“Apa tak ada tempat lain untukmu bermain? Ini tempat untuk belajar, bukan untuk bermain. Jika terus begini, lebih baik kau pergi membawa temanmu itu keluar sana atau tidak ke taman bermain,” omel yeoja itu padaku, dia bahkan tak memberiku waktu sedetikpun untuk berbicara.

“Omo? Sepertinya aku salah orang,” benakku seakan tak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar.

“Bukannya aku sudah meminta maaf padamu? Apa itu kurang? Kenapa kau harus berkata seperti itu?” ribuan pertanyaan kutujukan padanya, yeoja aneh ini terus menatapku.

Bukannya menjawab, dia malah pergi meninggalkanku membawa kekesalannya. “Ada apa dengannya? Apa yang terjadi?” Baekhyun menghampiriku, namun aku tak menjawabnya. Langsung saja aku menariknya pergi dari tempat itu. tempat itu akan menjadi tempat kesialan ku karena telah bertemu dengannya

Kami mengikuti pelajaran dengan lancar hari ini. Selama menjadi anak baru disini, belum ada seseorang yang bisa membuatku tertarik, kecuali Baekhyun, hehehe. Maksudku, belum ada seorang yeoja yang bisa menggantikannya, menggantikan Ha-Ni di hatiku. Ah, anio, ini hanya omong kosong. Perasaan itu telah lama lenyap, semenjak dia pergi bersama Kris, seketika perasaan itu ikut lenyap.

Author POV

Setelah semua pelajaran mereka selesai, Chanyeol dan Baekhyun pun pergi –kesuatu tempat- tempat di mana mereka menghabiskan waktu mereka. Mereka memasuki restoran kecil di pinggir jalan.

“Annyeong haseyo, ahjumma!” sapa Chanyeol dengan ramah sambil menunduk, di ikuti jawaban dari ahjumma yang ia panggil.

“Eomma, Chanyeol sedang ingin makan kue beras buatan eomma yang super pedas itu. kami akan keatas!” gumam Baekhyun pada ahjumma itu, yang ternyata eomma nya.

“Hmm,, naiklah! Eomma, akan segera membawakannya untuk kalian,” sahut sang eomma ramah.

Baekhyun dan Chanyeol pun segera naik, menaiki anak tangga yang tak terlalu banyak itu. Restoran kecil ini sengaja di buat oleh appa Baekhyun karena eomma nya yang suka memasak. Appa Baekhyun juga seorang pengusaha yang cukup terkenal di Seoul, hanya saja keluarga mereka begitu harmonis dan tentram, sehingga eomma Baekhyun dengan mudah mengapresiasikan hobby memasaknya itu.

“Aigo, aku sangat lelah!” kata Chanyeol, merebahkan tubuh nya di atas kasur yang empuk itu. kaki panjang nya itu kini mengenai kepala Baekhyun yang duduk di bawah.

“Ya! Singkirkan kakimu!” keluhnya meringis kesakitan. Buru-buru Chanyeol menjauhkan kakinya dari kepala Baekhyun. “Mianhae, Baekki-ah!”

Tak lama eomma Baekhyun datang, membawa kue beras pesanan mereka, kue beras kesukaan Chanyeol buatan eomma Baekhyun. “Ah, jeongmal gomawo, ahjumma!” Chanyeol tersenyum sumeringah, dengan menebarkan senyum termanisnya itu.

“Oh, kwiyeopta!” ucap eomma Baekhyun sembari mengusap dagu Chanyeol gemas.

Baekhyun menatapnya aneh, “Ada apa denganmu? Tak biasa nya kau berlagak seperti itu.”

“Gwaenchanha!” setelah mengatakan itu mereka saling berdiam diri. Chanyeol pun seperti sedang memikirkan sesuatu.

“Baekki-ah…” panggilnya tak lama.

“Mmm, wae?” sahut Baekhyun dengan alis yang ia kerutkan.

“Apa kau sempat melihat yeoja tadi? dia seperti yeoja yang hadir dimimpi ku tadi malam. Benar-benar cantik, tapi sifat mereka benar-benar berbeda!” terang Chanyeol masih memikirkan hal itu.

“Dia? Cantik… tentu saja dia bisa hadir dalam mimpimu. Kau pasti sudah jatuh cinta padanya,” gumam Baekhyun melahap kue berasnya dengan semangat 45.

“Ah, ini berbeda. Aku baru bertemu dengannya pagi tadi, ini benar-benar kebetulan atau dia memang takdirku.”

“What? Your destiny? Hello…” ucap Baekhyun berlagak seperti pemain drama yang berlebihan.

Chanyeol hanya memandangnya aneh, dengan menyunggingkan bibir atasnya tanda bingung. Baekhyun kembali keposisi semula. “Apa kau tak mau memakannya? Mereka terus memandangku, memaksaku agar aku memakannya!” ucap Baekhyun dengan terus memandangi kue beras yang masih utuh di depan matanya. Chanyeol baru menyadarinya, dengan cepat dia melahap habis makanan yang sudah ada di depannya sejak tadi.

.

.

.

.

Chanyeol POV

“Kemana anak itu beberapa hari ini? dia tak pernah menggangguku, bahkan pesanku tak ia balas!” aku terus bergumam karena tak kunjung menemukan orang itu, orang yang beberapa hari ini menghilang begitu saja, Byun Baekhyun.

Aku sudah mengelilingi seluruh kampus, hasilnya nihil, aku tak menemukan batang hidungnya. Semua ruangan kelaspun sudah ku periksa. Ahk, ada satu yang belum. Perpustakaan??

Dengan cepat aku melangkah menuju perpustakaan, suasana di perpustakaan memang tak seramai kantin. Tapi, kali ini keadaannya memang sungguh berbeda. Aku tahu sekarang sudah tahun 2014, kehidupan semakin canggih dengan munculnya produk baru Samsung S5. Tapi, apa tak ada seorang pun yang mendatangi perpustakaan ini? tak ada kehidupan didalamnya.

Aku mendengar suara orang tak jauh dari tempat ku berdiri. Dengan pelan aku melangkah mendekati arah suara itu, aku mencoba untuk mengintip. Dan. . . . .

Pemandangan yang tak enak pun harus ku saksikan, ani. . . mereka tak melakukan sesuatu yang buruk. Mereka hanya mengobrol dengan buku di tangan masing-masing. Tapi, orang itu Byun Baekhyun dan yeoja yang ada dalam mimpi ku. aku merasa di khianati sekarang.

“Apa ini yang membuatnya hilang begitu saja?” ucapku pelan bahkan seakan berbisik.

Aku pergi meninggalkan mereka. Aku tak tahu, perasaan apa yang kini menggorogoti hatiku, tapi ini sakit. Seperti di tikam, dengan belati tepat di jantungku. Ini berlebihan, lebih dari perasaan cemburu ku terhadap Kris.

Author POV

Setelah itu, gantian, kini giliran Chanyeol yang menjauhi Baekhyun. Beberapa hari tak bertemu Baekhyun, dia juga merindukan namja itu. tapi, bagaimana lagi dia terlanjur marah pada Baekhyun.

Sore ini Chanyeol akan pergi untuk bersepeda, semacam olahraga sore. Dengan memakai topi dan baju yang menampakkan bentuk tubuhnya itu, dia terlihat lebih tampan. Dia terus mengayuh sepedanya, keringatnya pun terus bercucuran.

Ketika berusaha mengusap keringat yang ada di wajahnya, ia lepas kendali. Hampir saja ia menabrak seseorang. Syukur saja dia dengan cepat menarik rem sepedanya itu, dan buru-buru turun mengecek keadaan orang yang hampir ia tabrak.

“Apa kau baik-baik saja? Mianhaeyo, jeongmal!” ucap Chanyeol mengusap pelan lutut yeoja itu yang terlihat memar, dia merasa menyesal.

“Nae gwaenchanha! Nado mianhaeyo,” suara itu terdengar familiar di telinga Chanyeol.

Chanyeol pun memalingkan wajahnya menatap yeoja yang sudah menatapnya sejak tadi. “Eoh? Kau. . .?”

Chanyeol tersentak kaget. “Apa kau benar-benar tak apa?” Chanyeol kembali menanyakan keadaan yeoja itu.

Yeoja itu berpaling melangkah menjauhi Chanyeol tanpa mengucapkan sepatah kata. Chanyeol buru-buru menyusulnya dengan menuntun sepedanya. “Mianhaeyo!” ucapnya lagi.

“Tak apa, ini hanya luka kecil. Jadi, kau tak perlu merasa bersalah!” terang yeoja itu. dia tak berjalan dengan baik.

“Aku tahu itu pasti perih bukan, ayo naiklah! Aku akan mengantarmu pulang,” ajak Chanyeol meraih tangan yeoja itu.

“Eoh? Mengantarku, dengan sepeda itu?”

“Tentu saja! Kajja, naiklah!” paksa Chanyeol menarik pergelangan tangan yeoja itu. namun, yeoja itu hanya menurut dan tak membantahnya.

Di perjalanan mereka saling berdiam. Jantung Chanyeol berdetak lebih cepat dari biasanya. “Aku harap dia tak merasakannya!” gumamnya dengan menggigit bibir bawah yang sudah merah itu.

“Aku belum tahu nama mu?” walau sedang gugup, Chanyeol berhasil mengucapkan sesuatu.

“Nae. . . Eunha, Oh Eunha. Kau Chanyeol kan?” ucap Eunha tersenyum tipis walau Chanyeol tak bisa melihat senyumnya itu.

“Mmm, kau tahu dari mana?”

“Baekhyun banyak bercerita tentang mu padaku!” gumam yeoja itu lagi.

Chanyeol dengan tiba-tiba menghentikan sepedanya, menarik rem dalam. “Baekhyun-ssi?” Eunha hanya mengangguk dan berdiri dihadapan chanyeol.

“Wae geurae?”

“Anio, naiklah!” kini nada bicaranya terdengar berbeda dari yang tadi. dia juga terus tersenyum. “Chanyeol-ssi!” panggil Eunha. Chanyeol hanya menjawab dengan bergumam.

“Mianhae! Aku sedikit emosi saat itu, jadi aku malah marah-marah padamu!” terang Eunha dengan muka bersalahnya, tapi tetap saja Chanyeol tak dapat melihatnya. Pandangan Chanyeol masih terus kedepan, memerhatikan jalannya.

Chanyeol tertawa kecil, “Kau masih memikirkannya? Itu sudah berlalu cukup lama, lupakan saja!” jawabnya enteng.

“Menurutmu begitu? Baiklah…”

“Kau ada hubungan apa dengan Baekhyun?”

“Baekhyun? Apa dia tak memberitahu mu? Dia anak dari bibi ku, berarti dia saudara sepupu ku.”

“Omona, jinjja?”

“Mmm, waktu aku marah padamu? Tak pikir panjang aku langsung ikut mengatai nya karena aku tahu dia tak akan marah padaku,” jelas Eunha di ikuti tawaan dari keduanya.

“Chanyeol-ssi, aku turun disini saja!” lanjutnya tak lama.

“Baiklah, sampai jumpa besok!” kata Chanyeol kembali mengayuh sepedanya itu sembari melambaikan tangan pada Eunha. “Wah… ternyata aku salah menilainya.” Benaknya di balik senyum hangatnya.

Keesokan harinya. . .

“Chanyeol-ssi. . .” panggil Baekhyun dari jauh, bukannya berhenti, Chanyeol justru mempercepat langkahnya. Karena nya, Baekhyun berlari kecil untuk mengejarnya.

“Apa kau mencoba menghindariku?” gumam Baekhyun pada Chanyeol yang tiba-tiba berhenti berlari.

“Bukannya kau yang menghindariku? Kemana saja kau, beberapa hari ini? aku terus mencari mu, pesanku saja kau tak balas.”

Baekhyun terkekeh, mendengar perkataan Chanyeol barusan. “Mianhae, aku tak pernah berpikir, kau akan sekhawatir begitu terhadapku.”

Mereka berjalan beriringan kali ini, “Beberapa hari ini aku sedang mengerjakan tugas yang di berikan Kim seonsaengnim minggu lalu. Yang bisa membantu ku hanya satu orang, hanya Eunha. Aku tak yakin, kau bisa membantu ku. IQ ku lebih tinggi dari mu, jika aku kesulitan, bagaimana denganmu?” gumam Baekhyun tertawa kecil meledek Chanyeol yang memiliki IQ lebih rendah dibanding Baekhyun.

“Terus saja kau menertawakan ku! seharusnya aku tak memaafkanmu.”

“Yeollie-ah. . . kau tak tahu. Aku sangat merindukanmu!” jerit Baekhyun, tak tanggung-tanggung ia langsung memeluk erat badan Chanyeol seperti memeluk sebuah boneka.

“Ya! Lepaskan. . . apa kau tak malu. Aku tak ingin disangka gay oleh orang lain. Singkirkan tanganmu.”

“Kalian. . .” Eunha tiba-tiba datang menghampiri mereka. Buru-buru Chanyeol melepas pelukan Baekhyun darinya. Eunha hanya tersenyum melihat tingkah mereka, yang kini sudah aneh menahan malu.

“Kau tak tahu, betapa baiknya aku beberapa hari ini padamu. Aku terus mempromosikan dirimu pada orang yang mengambilmu dari ku ini!” Baekhyun memandang Eunha sinis, seperti menganggap Eunha adalah rival nya. Tapi, Eunha menganggapnya santai.

“Gomawo Baekhyun-ssi, apa itu cukup?” tanya Chanyeol dengan polosnya.

“Eunha. . . apa kau belum menceritakan tentang itu padanya?” tanya Baekhyun pada Eunha, ia justru tak menanggapi Chanyeol yang sudah membulatkan kedua matanya itu.

Belum Eunha menjawab, Chanyeol langsung menjawabnya lebih dulu. “Eunha sudah menceritakan semuanya padaku. Bahwa kalian adalah saudara sepupu, kenapa kau tak mengatakannya padaku?”

“Hanya itu?” tanya Baekhyun lagi.

“A.. ha!” Eunha mengangguk pelan dengan mata ikut membulat karena bingung.

“Ada apa lagi? Apa ada yang tak ku ketahui lagi?” timpal Chanyeol semakin penasaran. “Palli, apa yang belum ku tahu?”

“Jika bukan aku yang mengatakannya. Hmm, aku tak yakin Eunha akan mengatakannya padamu. Dia bilang padaku, semenjak kita menjadi anak baru. Dia ingin sekali berbicara denganmu bahkan ingin lebih dekat dengan mu!” gumam Baekhyun dengan berhati-hati.

Chanyeol terdiam kaku, wajah keduanya sudah memerah. “Wah... wah... wajah kalian?” tunjuk Baekhyun pada kedua orang yang sudah gagu dihadapannya.

Dengan cepat Eunha menutupi kedua pipi nya. Begitu juga dengan Chanyeol. “Jeongmal? Apa itu benar?” tanya Chanyeol menepuk pelan bahu Eunha.

Eunha hanya mengangguk pelan. “Wah. . . apa aku sedang bermimpi?” Chanyeol mulai berlebihan, menarik Eunha kedalam pelukannya.

“Apa kau tahu... kau terus hadir dalam mimpi ku. ternyata kau lebih dulu mengkonspirasi hatiku,” gumamnya, wajah Eunha semakin memerah.

“Dari mana kau belajar gombalan murahan seperti itu? berhentilah... kau membuatku cemburu!” decik Baekhyun bergurau.

“Apa kau masih tak ingin mengatakan satu kata itu?” tanya Baekhyun lagi. Dia benar-benar cerewet jika melihat sahabatnya seperti itu.

“Ah, arrasseo! Eunha, Oh Eunha, nae neomu neomu joha-e!” ucapnya dengan pelan. “Jadilah kekasih, eoh!” Eunha mengangguk mengiyakan perkataannya.

“Nado Chanyeol-ssi. Nado saranghae!” gumam Eunha masih dalam pelukan hangat Chanyeol.

“Mm... aku ikut berbahagia melihat kalian seperti ini. teruskanlah bakat kalian!” timpal Baekhyun meninggalkan mereka.

“Gomawo, Baekhyun-ah!” teriak Chanyeol, melepas pelukannya pada Eunha.

Eunha masih merasa aneh, dia sedikit canggung bersama Chanyeol. Tapi, semakin lama itu bisa berubah. Mereka pun menyusul Baekhyun. Tentu chanyeol pergi dengan menggenggam erat tangan Eunha. Karena menurutnya, dengan menggenggam tangan orang yang di cintai. Dia akan tahu sebagaimana besar perasaan mereka masing-masing.

-END-





Tidak ada komentar:

Posting Komentar